Ketika membuat kolam pemijahan
larva/benih ikan lele, kita harus memperhatikan kemudahan dalam memelihara benih
di kolam tersebut nantinya. Akan lebih baik jika kita membuat kolam dengan
ukuran yang tidak terlalu besar, hal ini akan memudahkan kita dalam melakukan
pemeliharaaan benih ikan lele.
Kolam pemeliharaan larva dapat terbuat
dari tembok/beton atau bisa juga dengan menggunakan terpal plastik. Terpal
plastik biasanya lebih banyak digunakan untuk kolam pemihjahan karena biayanya
murah dan perwatannya yang ringan.
Apabila terdapat kerusakan kolam terpal juga lebih mudah diperbaiki. Untuk
rangka kolam terpal dapat menggunakan bambu ataupun kayu.
Ukuran kolam tembok yang biasa dipakai
memiliki lebar 1-2 m, dengan panjang 3-5 m. Dengan lebar kolam yang hanya 1-2 m
akan memudahkan dalam pemeliharaan, perawatan dan pemanenan. Apabila terdapat
kendala dalam perjalanannya, kolam-kolam dengan ukuran yang lebih kecil ini
juga lebih memudahkan kita dalam melakukan pengobatan.
Biasakan untuk menghindari pemakaian
kolam baru tanpa ada pengolahan lahan. Baik pengolahan lahan tanah, semen,
maupun plastik.
- Kolam baru diisi air hingga setengah penuh dan masukkan potongan-potongan batang pisang yang cukup banyak.
- Setelah itu, air kolam diisi hingga penuh dan biarkan saja selama 1-2 minggu. Batang pisang yang membusuk akan menyerap senyawa racun yang berbahaya bagi benih ikan lele.
- Setelah didiamkan buang airnya.
- Kemudian cuci kolam dengan cara menggosok-gosokan permukaan kolam dengan daun pepaya
- Kemudian bilas kolam dengan air hingga bersih, dan siap digunakan untuk pemijahan.
Sebelum digunakan, sebaiknya kolam larva
terlebih dahulu diberi pupuk kompos organik sebanyak 200-300 g/m2 untuk
meningkatkan pertumbuhan pakan alami (plankton dan jasad renik lainnya). Pupuk
kompos yang digunakan sebaiknya pupuk kompos yang benar-benar telah matang
dengan cara difermentasi dengan menggunakan berbagai macam mikroba yang
menguntungkan. Akan lebih baik lagi apabila pupuk kompos yang digunakan telah
dicampur dengan berbagai macam mineral dan unsur makro-mikro yang bermanfaat.
Karena ketinggian air dalam kolam pemeliharaan
larva tidak terlalu tinggi, dalam pemberian pupuk kompos sebaiknya dihindari
dengan cara penaburan langsung ke dalam air kolam. Pemberian pupuk kompos
sebaiknya biarkan didalam karung kemudian dilubangi dan biarkan tertendam di
dalam air. Biarkan selama 10-14 hari kemudian dapat dikeluarkan. Hindari juga
pemberian pupuk kandang (kotoran hewan) yang masih baru dan belum difermentasi,
karena kotoran hewan yang masih baru banyak mengandung gas beracun dan mikroba yang
merugikan.
Setelah perendaman pupuk kompos, cek
pH air untuk memastikan apakah air sudah benar-benar siap digunakan. Apabila hasilnya masih dibawah
standar maka diperlukan pemberian kapur pertanian sebnyak 10-50 g/m2 untuk
meningkatkan pH air dan membunuh bibit penyakit. Untuk daerah dengan pH air
yang tinggi, pemberian kapur sebaiknya tidak perlu dilakukan.
Walaupun ikan lele dapat tumbuh dengan
baik di air tenang, namun akan lebih baik jika air kolam dilakukan penyegaran
agar air tetap bersih dan kandungan oksigennya tinggi. Gunakan pipa paralon
berdiameter ±1cm untuk mengeluarkan dan memasukkan air. Aliran air keluar masuk
sedang, jangan terlalu deras. Demikian pula dengan aliran air keluar kolam.
Pipa yang terdapat pada kolam diberi kain kassa untuk menghambat laju air
keluar dan mencegah terbawanya bibit dalam aliran air. Penyegaran dapat juga
dilakukan dengan menggunakan aerator untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut.
Dalam persiapan kolam pemijahan juga
perlu dipikirkan tentang saluran inlet dan outlet yang praktis dan memudahkan
dalam pengaliran air. Saluran inlet hendaknya dibuat disesuaikan dengan pola
penempatan kolam pemijahan agar hemat dan efektif dalam pengisian air kolam.
Saluran outlet dapat dibuat dan
disesuaikan untuk memudahkan pergantian air atau pengurasan. Saluran outlet ini
juga biasanya dibuat untuk memudahkan dalam proses pemanenan, agar lebih
ringkas dan mencegah ikan agar tidak gampang stress. Selain itu saluran otlet
juga berguna untuk mencegah terjadinya luapan air atau banjir apabila tertimpa
hujan deras.