Wikipedia

Hasil penelusuran

23 April 2018

Teknologi Pembesaran IKan Patin



Dahulu pembudidaya ikan hanya mengenal kolam tanah , kolam tembok, dan keramba sebagai wadah budidaya ikan. Seiring dengan perkembangan teknologi pertanian dan ketersediaan bahan material, banyak peternak yang berimprovisasi menerapkan ujicoba pemeliharaan ikan di kolam alternatif.Salah satunya yang lagi ngetren adalah kolam terpal.Ikan yang termasuk Pangasidae ini tidak memerlukan air mengalir untuk membesarkan diri.Bahkan ikan patin ini mampu tumbuh normal di perairan yang minim oksigen.
            Namun perlu diketahui terutama pada stadia benih ( larva ) sangat sensitif terhadap perubahan cuaca.Banyak dilaporkan terjadinya kematian masal akibat perubahan suhu air dan udara secara mendadak.Kondisi ini terjadi ketika anomali cuaca berlangsung, seperti kemarau panjang atau musim hujan yang berbeda dari biasanya.
            Namun dibalik itu ada satu hal yang menguntungkan dari ikan patin ini. Ikan ini sangat toleran terhadap pH air.
a. Pompa
Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari sumur, atau sungai menuju kolam terpal. Umumnya pompa banyak dijual di pasaran dengan kapasitas 42 liter per menit.
b. Slang atau paralon
c. Aerator atau blower
Alat ini dipakai jika tingkat penebaran tinggi, terutama pada stadia benih.
d. Ember atau baskom
e. Krakat atau waring yang sudah dimodifikasi dengan ditambahkan pemberat /timah
Fungsinya untuk panen benih.
a. Sistematika
Didaerah , ikan patin lebih dikenal dengan sebutan ikan jambal atau pangasius,termasuk jenis ikan catfish. adapun sususnan lengakap sistematika ikan patin sbb :
Ordo               :  Ostariophysi
Sub-ordo         :  Siluroidea
Family             :  Pangasidae
Genus              :  Pangasius
Species           :  Pangasius pangasius
Nama inggris   :  Catfish
Nama lokal      :  Patin

b. Syarat hidup
Toleran terhadap pH dengan kisaran 5 - 9, dengan kandungan oksigen terlarut 3 - 6 ppm, CO2 9 - 20 ppm, dan alkalinitas 80 - 250 ppm. Suhu air pada kisaran 28 - 30 derajat celcius.
c. Kebiasaan hidup
Di alam bebas ikan patin biasanya bersembunyi di dalam lubang. ikan ini keluar dari tempat persembunyiannya setelah hari mulai gelap atau dikenal dengan istilah nokturnal. Di habitat aslinya ikan ini lebih menetap di dasar perairan ketimbang di permukaan atau dikenal dengan ikan dasar ( demersal ). Hal ini dibuktikan dengan bentuk mulutnya yang lebar. Secara alami , makanan ikan patin di alam adalah ikan-ikan kecil, cacing, serangga, udang-udangan, molusca, dan biji-bijian, sehingga digolongkan kedalam ikan omnivora.
d. Karakteristik daging
Ikan patin mempunyai rasa yang khas dibanding ikan dari keluarga lele-lelean yang lain dengan kandungan gizi sbb:
Prot                : 68,6%
Lemak            : 5,8%
Abu                : 3,5%
Air                  :59,3%
Selain itu bobot ikan setelah disiangi sebesar 79,7% dari bobot awal

TEKNIK PENDEDERAN IKAN PATIN
a. Pendederan 1 di bak terpal
            Pendederan 1 adalah kegiatan pemeliharaan patin pada stadia larva sampai ukuran 1-2 inchi (2,5-5cm). Berikut tahapan kegiatan pendederan 1:
1. Menyiapkan kolam dan perlengkapannya
            Disarankan kegiatan pendederan 1 dilakukan di dalam ruangan tertutup, pasalnya ikan patin pada stadia benih ini sangat rentan terhadap perubahan suhu, oksigen terlarut, dan parameter kimia lainnya. Biasanya 1 unit pendederan patin menggunakan ruangan berukuran 75m2 . Ruangan tersebut dapat menampung sekitar 15 bak terpal dengan ukuran 2x1x0,5.Peralatan pendukung kegiatan ini sebagai berikut :
-blower
-air bersih
-peralatan perikanan seperti alat tangkap dan alat sortir
-listrik
-genset
-unit penetasan artemia berupa galon bekas air atau ember
2. Penebaran benih
Meliputi :
a. Pengisian air kolam
            Dilakukan pada 1-2 hari sebelum penebaran benih.Untuk tahap awal, ketinggian air sekitar 15-20 cm saja.Selanjutnya pada hari ke-5 air ditambah sedikit demi sedikit.
b. Penebaran benih
            Untuk kolam ukuran 2x1x0,5 m dapat dipelihara sebanyak 15000-20000 ekor.
c. Pemeliharaan hari 1-7
            Benih patin pada tahap pendederan 1 ini dipelihara selama 3-4 minggu. hari ke2 atau hari ke3 setelah netas diberi pakan artemia sampai hari ketujuh setiap 1-2 jam sekali.
d. Pemeliharaan setelah hari ketujuh
            Diberi pakan kutu air (dapnia) atau cacing sutra. yang dicacah terlebih dahulu dan didesinfektan dengan direndam di larutan kunyit dan temulawak.
e. Pemeliharaan setelah hari ke-14
            Sudah bisa dikasih pelet dalam bentuk tepung. Pemberian pelet setiap 3-4 jam sekali.Usahakan pakan yang diberikan sesuai kebutuhan benih. Pakan yang tersisa harus disifon.
f. Pemanenan
            Dilakukan  dengan cara di krakat.Selanjutnya di packing menggunakan kantong plastik berukuran 40x60 cmdan diberi oksigen.Perbandingan oksigen dan air 50 : 50. Kantong ukuran ini bisa menampung 500 ekor benih ukuran 2 inchi dengan lama perjalanan 5-6 jam.
Selama pemeliharaan pada hari k-4 sampai hari k-14 dilakukan sirkulasi.
b. Pendederan 2 di bak terpal
            Kegiatan ini merupakan lanjutan dari pendederan 1. Kegiatan pendederan 2 sebaiknya dilakukan di tempat yang tidak terkena cahaya langsung. Apabila dilakukan diluar ruangan, hendaknya kolam diberi naungan terpal. Berikut urutan kegiatan pendederan 2 di bak terpal :

1. Keringkan kolam beberapa hari untuk membunuh bibit penyakit.
2. Isi bak dengan air bersih setinggi 20-25 cm, lalu biarkan selama sehari.
3. Pada hari kedua masukan benih ukuran 1 inchi sebanyak 5000-7000 ekor.
4. Berikan pakan 3-4 jam sekali, berupa pelet dalam bentuk crumble.
5. Penggantian air sebaiknya dilakukan setiap hari ,yakni pagi dan sore hari.Penggantian air dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit.
6. Panen dilakukan setelah berukuran 2 inchi dengan lama pemeliharaan sekitar 3 minggu.


PEMBESARAN PATIN DI KOLAM TERPAL
            Sebelum mulai , pastikan terpal tidak bocor. Selain itu sebaiknya di sekitar kolam tidak ada pohon besar yang dapat menghambat sinar matahari masuk. Jika benih yang ditebar berasal dari tempat lain, sebaiknya pengangkutan benih dilakukan pada saat pagi atau sore hari dengan menggunakan plastik yang diberi oksigen. Sebelum benih ditebar, lakukan aklimatisasi terlebih dahulu dengan cara membiarkan kantong plastik berisi benih terapung apung di atas permukaan air selama 10-15 menit. Setelah itu buka plastik dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Padat tebar patin untuk pembesaran ukuran 2,5 inchi umumnya 5-10 ekor per m2 Benih yang baik adalah benih yang kondisinya sehat, tidak cacat dan ukuran seragam. Berikut ini ciri-ciri benih patin yang baik berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) :
1. Benih hasil pemijahan induk kelas pokok antara induk jantan dan betina sebaiknya bukan berasal dari satu keturunan.
2. Bagian kepala dan punggungnya berwarna hitam keabu-abuan, sedangkan perutnya putih keperakan.
3. Bentuk mata bulat menonjol.
4. Bentuk tubuh seperti ikan dewasa. 
5. Gerakan aktif dan berenang horizontal.
            Untuk mempercepat pertumbuhan patin, selama dipelihara di kolam terpal. berikan pakan buatan seperti pelet komersil, maupun pakan alternatif. Untuk menyiasati harga pelet yang semakin mahal, umumnya pembudidaya menggunakan pelet komersil untuk tahap awal pemeliharaan yakni kurang lebih selama satu bulan. Selanjutnya mereka mengganti dengan pakan racikan sendiri. Selain itu ikan patin juga bisa diberi pakan alternatif berupa roti atau mie bekas,sosis atau nugget kadaluarsa dan makanan sisa lainnya.
Penggantian air dilakukan jikan kondisi air sudah jelek , yakni kotor, keruh , bau dan berlumut.

PEMENENAN
Panen pada akhir pembesaran setelah 6-8 bulan pemeliharaan, sejak pendederan 1 sampai pembesaran. Umumnya berat patin yang diinginkan pasar sekitar 250 gram per ekornya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar