Wikipedia

Hasil penelusuran

18 April 2018

Teknis Pemanenan dan Pengangkutan Benih Ikan




 Pemanenan Benih
Pemanenan benih/larva ikan lele biasanya pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari tingkat stress yang tinggi. Sehari sebelum pemanenan biasanya benih ikan lele dipuasakan atau diberokkan untuk mengurangi tingkat polusi dan penumpukan amoniak selama saat diletakkan di dalam kemasan atau wadah pada saat pengangkutan.

Sebelum pengangkutan benih yang telah siap untuk dibawa akan disortir terlebih dahulu untuk menentukan layak atau tidak layaknya benih untuk dijual, selain agar benih yang dijual juga memiliki ukuran yang seragam. Proses ini adalah proses sortir yang terakhir agar konsumen benar-benar puas terhadap produk benih yang dihasilkan dari sentra pembenihan.


Pada unit pembenihan yang telah besar biasanya telah memiliki penampungan benih siap jual dengan berbagai ukuran dan jumlah. Dikarenakan permintaan benih lele sulit untuk diprediksi dan dapat datang sewaktu-waktu, benih-benih yang telah siap jual tersebut biasanya memang telah dipersiapkan untuk dipanen setiap saat. Namun ada juga konsumen yang telah memesan untuk diantarkan pada waktu yang telah ditentukan.
Kolam pembenihan sengaja dibuat seefektif mungkin untuk mempercepat proses pemanenan dan pergantian air. Pada kolam pembenihan biasanya telah dibuatkan saluran outlet dengan menggunakan berbentuk L dengan banyak lubang-lubang yang lebih kecil daripada ukuran benih pada sebagian pipanya yang diletakkan pada bagian atas. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketinggian air kolam pembenihan serta untuk menguras kotoran pada dasar air tanpa khawatir benih-benih tersebut lepas. Pemanenan atau pengurasan biasanya hanya dengan mengangkat pipa tersebut kemudian dibalikkan, dengan bagian yang berlubang menyentuh dasar kolam.

Wadah yang digunakan selama pengangkutan benih ikan lele ke tempat tujuan dapat berupa kantong plastik (sistem tertutup) atau menggunakan dirigen (sistem terbuka). Pengangkutan benih dengan sistem tertutup umumnya dilakukan  untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam. Biasanya alat yang digunakan untuk pengangkutan berupa mobil atau pesawat terbang. Sementara pengangkutan benih ikan dengan sistem terbuka umumnya dilakukan untuk mengangkut ikan jarak dekat dan relatif memerlukan waktu yang tidak lama. Alat pengangkutan yang digunakan berupa dirijen yang dibawa menggunakan kendaraan bermotor. Dapat juga sistem terbuka dilakukan dengan menggunakan alat ini, misalnya drum dari bahan plastik atau dari fiberglass yang diangkut mobil.

Jumlah benih yang dimasukkan ke dalam kantong plastik biasanya didasarkan kepada order atau pesanan, baik yang sifatnya komersial maupun nonkomersial. Cara penghitungan benih ikan lele yang berukuran kecil ini memerlukan ketelitian dan keakuratan. Caranya adalah dengan menghitung per wadah baik itu menggunakan sendok atau gelas, kemudian dikalikan antara jumlah wadah dengan jumlah isinya. Apabila ukuran benih sudah agak lebih besar (ukuran 5 – 7 cm keatas) biasanya dihitung satu persatu.
Pengangkutan benih ikan lele jarak jauh yang membutuhkan waktu antara 4-5 jam umumnya digunakan sistem tertutup. Caranya benih ikan lele ditempatkan dalam wadah berupa kantong plastik dengan ukuran diameter 0,60 m, panjangnya 0,90 m, lebar 0,60 m dan tebal plastik 0,1 mm. sebelum digunakan kantong plastik itu harus dicoba terlebih dahulu untuk memastikan tidak adanya kebocoran atau plastik robek. Caranya, kantong plastik diisi air yang sebelumnya telah diendapkan sedikitnya 24 jam sekitar 1/3 bagian kantong plastik, sedangkan yang 2/3 bagian sisanya diisi oksigen murni. Setelah itu kantong plastik diikat dengan karet gelang.


Selain dengan cara tersebut diatas, penempatan benih ikan lele dalam kantong-kantong plastik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : disiapkan volume media pengangkutan yang terdiri dari air bersih 5 liter diberi buffer Na2 (NPO4. 1 H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan lele menggunakan plastik yaitu air bersih dimasukkan ke dalam kantong plastik, udara dihilangkan dengan menekan kantong plastik ke permukaan air, oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air : oksigen = 1 : 2). Kantong plastik lalu diikat dengan karet gelang atau tali raffia, kantong plastik dimasukkan ke dalam dos atau styrofoam dengan posisi membujur atau ditidurkan untuk memperluas permukaan air atau oksigen. satu dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.






Pengemasan  ikan merupakan suatu cara untuk membuat ikan dalam kondisi nyaman, tidak rusak, mudah,praktis dan tidak mengganggu kondisi sekitarnya, yakni selama pengangkutan atau pengiriman. Kegiatan pengamasan harus dilakukan hati-hati terutama untuk mengangkut ikan dalam kondisi hidup karena ikan ini harus mampu hidup dan kondisi fisiknya bagus sampai ke pembeli. Cara pengamasan ikan hidup mempunyai dua cara yakni sistem terbuka dan sistem tertutup.

Sistem terbuka
Sistem terbuka yaitu ikan yang diangkut dengan wadah atau tempat yang media airnyaa masih berhubungan dengan udara bebas. pengangkutan system ini biasanya digunakan untuk jarak dekat dan membutuhkan waktu tidak lama.

Sistem Tetutup
Sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan  mengunakan wadah tertutup, udara dari luar tidak bisa masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan pada jarak yang jauh. Pada sistem pengemasan tertutup harus cermat dalam perhitungan kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan, dan juga penambahan bahan dalam media sistem ini juga diperhatikan. Penambahan bahan pada media pengemasan tergantung pada jenis ikan tertentu yang akan dikemas.

   PENGANGKUTAN
Pengangkutan ikan baik benih maupun kosumsi dalam keadaan hidup, mati segar dapat dilakukan pengangkutan melalui jalur darat, laut dan udara. Pengangkutan jarak jauh lebih baik mengunakan pesawat terbang saja karena waktu tempuh lebih cepat. Tujuannya agar ikan cepat sampai tujuan dan tidak mengalami stress. Dalam pengangkutan ikan hidup, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,yakni :
1.      Jenis ikan, Jenis ikan gurame akan berbeda dengan labster dalam pengemasan
2.      Ukuran ikan, Ukuran ikan akan menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan dan kepadatan yang dibutuhkan dalam pengemasan
3.      Kepadatan ikan yang akan mempengaruhi sarana pengangkutan
4.      Sistem kemasan, kemasanya bisa mengunakan sistem tertutup atau terbuka
5.      Jarak tempuh, jarak yang jauh perlU mempertimbangkan sarana transportasi dan sistem kemasan
6.      Suhu harus dapat dipertahankan mendekati suhu normal. Untuk mepertahankan suhu sebaiknya diberi pecahan es batu disekitar media kemasan dengan perkiraan 10% dari banyaknya air media dalam kemasan.

Contoh Pengangkutan beberapa jenis ikan :
a.       Ikan Nila, ukuran 3-5 cm kepadatan 1000 ekor, ukuran 5-8 cm kepadatan 600 ekor dan ukuran 8-12 cm kepadatan 300 ekor, system pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik.
b.      Ikan Lele, ukuran 8-12 cm kepadatan 250-350 ekor, sistem pengemasan tertutup dan wadah yang digunakan kantong plastik. Sedangkan ukuran yang sama tetapi sistem pengemasan terbuka, wadah yang dipakai jirigen.
c.       Ikan Patin, ukuran 2-3 cm kepadatan 2000 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik. Sedang ukuran yang sama tetapi sistem pengemasannya terbuka mengunakan drum 200 liter dilengkapi oksigen dengan kepadatan 15.000 - 20.000 ekor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar