Wikipedia

Hasil penelusuran

16 April 2018

Persiapan Kolam dan Kualitas Air pada Budidaya Ikan



Kebutuhan akan sumber protein dalam konteks kehidupan sehari-hari semakin meningkat seiiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan kebutuhan pangan yang memenuhi standard gizi dan vitamin atau yang disebut dengan 4 sehat 5 sempurna. Kebutuhan akan protein pun semakin meningkat seiiring perkembangan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat.


Demi memenuhi kebutuhan akan protein ini berbagai inovasi telah dikembangkan. Salah satu di antaranya inovasi dalam budidaya perikanan tersebut terutama budi daya ikan air tawar. Satu di antara inovasi tersebut adalah budi daya ikan lele dengan sistem Kolam Bundar Terpaulyn.

Apa itu Kolam Bundar Terpaulyn? Apa pula keunggulan sistem ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut berikut penjelasannya.

A.    Kolam Bundar 

 
Gambar 1. Salah satu contoh kolam bundar menggunakan rangka besi

Kolam bundar adalah kolam yang dibuat di atas tanah dengan menggunakan kerangka dan plastik khusus berbentuk budar atau bisa juga dari terpal biasa. Keunggulan kolam ini adalah

1.
    Tidak memerlukan tempat yang luas
2. Bisa dipindah-pindah atau dibongkar-pasang
3.
Biaya pembuatan cukup murah atau irit biaya

Dengan keunggulan tersebut di atas, tidak alasan bagi orang yang ingin berbudi daya ikan lele karena tidak punya lahan yang cukup untuk membuat kolam. Dengan kolam bundar ini lahan yang sempit pun bisa dimanfaatkan untuk menaruh kolam bundar. Misalnya anda hanya memiliki lahan 3 m2. Dengan ukuran luas sekian pun sudah dapat dikondisikan untuk menempatkan kolam bundar.

Untuk membuat sebuah kolam bundar seperti yang saya katakan di atas tidaklah mahal. Untuk ukuran diameter 2 m , apabila memakai kerangka besi siap pakai dan terpal bundar jadi semuanya biayanya hanya sekitar Rp.700,000. kalau menginginkan ukuran yang lebih besar dari itu biayanya antara Rp.1 juta sampai dengan 1,5 juta.

Jika kita mau lebih irit lagi, biaya tersebut dapat ditekan sampai separuhnya. Hal ini dapat kita lakukan jika kerangka besi dirakit sendiri (diram) dengan kawat benrad kemudian terpalnya memakai terpal biasa yang dikondisikan sedemikian rupa. Sementara untuk memperkuat kerangka ditambah dengan bambu. Atau akan lebih irit lagi jika kerangka seluruhnya menggunakan bamboo.

Cara Membuat Kolam Terpal Bundar
Membuat kolam bundar itu mudah dan bisa menyesuaikan budget yang ada. Kalau budget banyak bias menggunakan kerangka besi/wire-mesh dan plastik atau terpal khusus untuk kolam bundar. Berikut ini cara membuat kolam budar.

A. Kolam Bundar Kerangka Besi/ wire-mesh
Adapun cara membuat kolam bundar dengan kerangka besi sebagai berikut.
  1. Potong besi wire-mesh 5.4m x 2.1m menjadi dua bagian sehingga diperoleh ukuran 5.4m x 05m, dua buah.
  2. Gabungkan dua buah besi wire-mesh tadi dengan di las sehingga terbentuk ukuran 10.8m x 1.05m
  3. Kemudian satukan kedua ujung besi wire-mesh dengan di las sehingga berbentuk bundar sempurna. Dengan demikian rangka kolam sudah terbentuk.
4. Langkah berikutnya adalah menyiapkan lahan atau tempat untuk meletakkan kolam terpal tersebut. Buatlah lingkaran seukuran kerangka besi tadi dan buatlah kontur tanah mengerucut di tengah. Pada bagian tengah buatlah lubang saluran pembuangan.

5. Letakkan pipa PVC pada lubang saluran pembuangan tersebut.
Gambar 2. Pemasangan Pipa PVC di tengah kolam
 6. Letakkan kerangka besi pada lingkaran tanah berbentuk kerucut
Gambar 3. Pembuatan pondasi tempat berdirinya kerangka kolam

7. Pasang karpet talang pada sisi dalam kerangka besi dengan diikat menggunakan kabel ties..
8. Pasanglah terpal / terpoly dengan rapi sehingga terbentuk sebuah kolam bundar
9. Pada bagian tengah di lubangi untuk menempatkan pipa pvc sebagai saluran pembuangan. Agar tidak bocor ikatlah terpal dan pipa pvc dengan karet dengan kuat atau dilem dengan lem PVC.
10. Kolam siap digunakan
B. Kolam Bundar Kerangka Bambu
Pada dasarnya teknik pembuatan kolam bundar kerangka bambu sama dengan kerangka besi. Yang membedakan hanyalah bahannya saja yaitu bilah-bilah bambu. Cara pembuatannya sebagai berikut.
  1. Siapkan bilah bambu
  2. Belahlah bambu dan buatlah bilah-bilah bambu dengan ukuran lebar 5 cm dan panjang 1,05 meter untuk ruji. 
  3. Buatlah bilah bambu dengan ukuran lebar 2,5 cm, panjang disesuaikan dengan seadanya ukuran bambu untuk ring (dianyam melingkar)
  4. Langkah berikutnya adalah menyiapkan lahan atau tempat untuk meletakkan kolam terpal tersebut. Buatlah lingkaran seukuran kerangka bambu tadi dan buatlah kontur tanah mengerucut di tengah. Pada bagian tengah buatlah lubang saluran pembuangan.
  5. Letakkan pipa PVC pada lubang saluran pembuangan tersebut.
  6. Tancapkan bambu pada jarak 40 cm dengan posisi melingkar sesuai dengan ukuran kolam. 
  7. Berikan ring/pengikat pada bagian atas dan bawah dengan bilah bambu ukuran 2,5 cm tadi dengan menganyamnya secara melingkar. Pada ujungnya ikat kuat dengan menggunakan tali yang kuat atau kawat bendrat.Buatlah ring ini tiga sampai empat lapis.
  8. Berikan ring kawat besi 5 mm pada bagian atas dan bawah. Hal ini sangat memadai untuk menjaga tekanan unuk ukuran diamter 2 m bahkan yang lebih panjang lagi (5 m).
  9. Lapisilah kerangka bambu bagian dalam yang sudah jadi dengan karpet talang. Hal ini sangat membantu untuk ukuran jarak ruji vertikal yang lebar. Jangan khawatir kolam tidak kuat, inilah kelebihannya untuk kolam bundar, dengan distribusi tekanan yang merata bisa cukup menghemat rangka penyangga dinding. 
 
Gambar 4. Kolam Bambu Bundar

Persiapan Kualitas Air Kolam

Setelah pembuatan kolam selesai, kolam tidak bisa langsung diisi air dan benih ikan. Untuk kolam tanah perlu dilakukan pengeringan, pengolahan tanah dasar kolam, penjemuran, serta pengapuran dan pemupukan. Sedangkan pada kolam terpal cukup dengan pengeringan, pencucian terpal menggunakan desinfektan serta persiapan air menggunakan kompos dan probiotik.
Persiapan air untuk budidaya ikan lele adalah wajib hukumnya. Persiapan air yang dimaksud adalah pengumpulan air tahap awal, kemudian diikuti dengan pengomposan dengan kompos kotoran kambing/sapi dan probiotik.
 Adapun langkah – langkah pengomposan adalah sebagai berikut :
  1. Siapkan / kumpulkan air bening dari sumber air yang baik (air tanah, air hujan, mata air, air sumur, dan bukan dari air lingkungan persawahan karena rentan kadar besi yang tinggi atau air limbah Rumah Tangga). Ketinggian air awal yang cocok untuk masuk bibit ukuran 4-6 cm di 40 cm ; 5-7 cm di 50 cm ; 7-8 cm di 60 cm.
  2. Endapkan air tersebut sehari semalam, untuk menstabilkan suhu, dan PH air. Apabila air cepat menguning, dan ada kerak kekuningan, kemungkinan besar air mengandung kadar besi tinggi, maka perlu diolah terlebih dahulu dengan dolomit / kapur pertanian dan garam. Residu kadar besi tersebut akan mengendap, kemudian apabila ingin menggunakan air ambil air dari lapisan tengah bukan dari dasarnya.
  3. Siapkan kotoran kambing, dengan dosis 2 kg / m2 kolam, atau kotoran sapi dengan dosis 2.5 kg / m2 kolam. Disarankan memakai kotoran yang TELAH DIFERMENTASI, bukan yang sudah mengeras. Masukkan kotoran kambing ke dalam karung beras TANPA dibolongi, karena karung beras tersebut sudah berpori – pori. Di sini proses pengeluaran sari kotoran tersebut mirip seperti teh celup.
  4. Pada hari yang sama dengan memasukkan kompos kotoran kambing, masukkan probiotik dengan dosis sesuai anjuran di botol kemasan. Umumnya larutan probiotik dicampurkan dengan garam terlebih dahulu per 5 liter air.
  5. Tunggu minimal 7 hari. Pengomposan yang baik berkisar 7 hari. Turun naikkan karung kotoran kambing agar sarinya semakin keluar dan bercampur dengan air.
  6. Indikasi air sudah siap untuk masuk bibit adalah banyaknya pakan alami, seperti jentik – jentik di dalam air. Dan warna air sudah berwarna hijau keruh kekuningan, atau bahkan sudah hijau terang.
 
  1. Air akan berwarna hijau terang seperti giok, seminggu s/d dua minggu setelah hari bibit masuk.
Penggunaaan probiotik adalah untuk menumbuhkan plankton mikroorganisme dan bakteri baik untuk pertumbuhan ikan lele. Pada metode tradisional, aktifitas ikan lele makan di kolam, buang kotorannya pun di kolam. Oleh karena itu, butuh plankton mikroorganisme tersebut untuk mengurai sisa pakan dan kotoran dari ikan lele. Apabila Anda menggunakan air bening tanpa pengomposan dan probiotik, maka kemampuan air untuk mengolah sisa pakan dan kotoran ikan akan menjadi minim. Alhasil sisa pakan dan kotoran ikan yang tidak terurai akan menumpuk menjadi amoniak di dasar kolam, dan akan berbahaya untuk ikan, dapat menyebabkan mati massal nantinya.
Untuk standar ketinggian air dapat dilihat pada tabel berikut, sesuaikan ketinggian air yang diperlukan sesuai dengan ukuran ikan.
No
Indikator
Ketinggian air (cm)
1
Pemupukan/ persiapan air
50
2
Setelah habis pakan ukuran 1mm
60
3
Setelah habis pakan ukuran 2mm
70
4
Setelah habis pakan ukuran 3mm up
90
Perhatikan, khusus untuk pemberian pakan di kolam air mati atau tidak mengalir, tidak boleh ada sisa pakan yang mengambang yang tidak dimakan ikan
Oleh karena itu, berikan pakan kepada ikan lele secukupnya. Tidak kurang, tidak lebih. Apabila kurang, dapat memicu kanibalisme, apabila lebih tidak termakan, IKAN LELE PUN TIDAK AKAN MEMAKAN PAKAN TERSEBUT. Alhasil, pakan akan tenggelam, dan menjadi busuk di dasar kolam, menambah kadar amoniak air, dan menyebabkan BAU YANG TIDAK MENYENANGKAN.
Lele dalam keadaan air buruk pun akan mati perlahan – lahan. Ciri – cirinya air yang hijau, lama – lama akan memucat hijaunya, dan akhirnya menjadi coklat kemerahan, dan berbau. Air dalam satu siklus budidaya, apabila sudah ternoda, maka akan ternoda selamanya. Akan susah untuk kembali hijau. Dalam manajemen air, pencegahan lebih baik dari pengobatan. Erat sekali hubungan menjaga air dengan manajemen pakan. Ikan lele yang stress dapat memuntahkan kembali pakan yang sudah termakan, dan sisa pakan tersebut tidak akan dimakan lagi dan bisa merusak air.
Untuk merangkumkan, apabila anda ingin hasil ternak lele yang baik, dan optimal, maka kuncinya adalah JAGA AIR dan JAGA PAKAN. Alhasil, ternak lele pun menjadi mudah, tidak merepotkan harus bolak – balik ganti air, cukup menambahkan air per minggu 5-10 cm sesuai dengan ukuran lele yang bertumbuh.
 Tips and Trik :
  1. Segala macam operasi pengurangan dan penambahan air (kita sebut min plus), dilakukan pada keadaan perut ikan kosong. Apabila tidak, maka ikan lele akan stress akibat min plus air, dan memuntahkan pakan yang sudah terlanjur di makan. Sebaiknya lakukan pada pk 07.00 – 08.00. Apabila pada sore hari, lakukan setelah pk 17.00.

  1. Penambahan air sebaiknya dengan air yang sudah melewati tahap pengomposan terlebih dahulu, yang sudah hijau. Ilustrasi mudahnya, kopi ditambah kopi = kopi. Beda halnya kopi ditambah air tawar, maka rasa kopi tersebut akan menjadi tawar. Sama halnya dengan air kolam lele, alhasil pertumbuhan ikan menjadi tidak optimal. Oleh karena itu, sebaiknya siapkan kolam air tampung lain dengan dikompos secara terus menerus. Apabila airnya terpakai, sisakan 1/4 ketinggian kolam untuk kemudian diisi ulang. Berikan jeda 4 hari, agar air baru bisa bercampur dengan air kompos di kolam air tampung tersebut.

  1. Apabila ada indikasi air kolam ikan menjadi rusak, seperti ikan yang menggantung / berdiri, atau ada kerak minyak (akibat sisa pakan), warna hijau air yang sudah kusam atau air berbau, segera siap – siap untuk min plus air. Kurangi 10 cm air di bagian dasar kolam, kemudian tambahkan 15 cm air kompos yang bagus. Lakukan pada kondisi perut ikan kosong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar