Wikipedia

Hasil penelusuran

18 April 2018

Teknis Pemijahan Ikan Lele



Usaha budidaya lele tidak memerlukan persyaratan yang ketat seperti untuk ikan lain. Sebagai indikator kalau lahan itu bisa digunakan untuk pembenihan ikan lain, untuk ikan lele pasti bisa digunakan.
Namun demikian, agar usaha dapat berkesinambungan, hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan:
A. Lokasi
1. Lokasi berada pada daerah yang bebas banjir dan bebas pengaruh pencemaran.
2. Tanah dasar kolam merupakan tanah yang stabil warna kehitaman yang memiliki tekstur 50 – 60% lempung, lebih kecil dari 20% pasir dan sisanya serbuk bahan organik.
3. Keasaman (pH) tanah lebih dari 6.
4. Sumber air tidak tercemar dan tersedia sepanjang tahun.

Untuk membangun kolam (wadah budidaya) konstruksi pematang harus kuat dibuat dari tanah, tembok atau dilapis terpal. Luas kolam disesuaikan dengan padat tebar. Kedalaman air antara 0,75m – 1m. harus diperhatikan bahwa wadah harus dapat dikeringkan. Kualitas air yang diperlukan sebaiknya pada kisaran kualitas.

B.  Induk
Induk Lele merupakan ikan hibrida (hasil kawin silang). Pembenihan induk untuk jenis ikan hibrida itu harus sangat hati-hati, bila salah mungkin benih yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu bagi pelaku utama pembenihan lele harus rajin berkonsultasi dengan pemerintah untuk mendapatkan induk yang bermutu, dalam hal ini pemerintah telah membuat jejaring pengembangan induk ikan lele
1. Persyaratan Induk
a. Kriteria kualitatif
1)  Asal : hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari induk ikan kelas induk dasar.
2)  Warna : bagian atas kepala berwarna hijau kehitaman, bagian punggung atas sampai pangkal ekor berwarna hijau kecoklatan dengan loreng berwarna coklat kehitaman, mulai kepala bagian bawah sampai ke pangkal ekor berwarna putih keruh.
3)  Bentuk tubuh : begian kepala pipih horizontal, bagian badan bulat memanjang dan bagian ekor pipih vertikal.
4)  Kesehatan : anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak cacat dan tidak ada kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak), tubuh tidak ditempeli jasad pathogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan tidak berlumut, tutup insang normal dan tutup berlendir.
5)  Gerakan : lamban dan jinak

2.   Pemijahan Induk
Pemijahan induk bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan gonad. Ciri-ciri induk yang siap memijah.
Betina
·         Perut membesar/buncit dan terasa lembek jika diraba.
·         Pergerakan lamban dan jinak.
·         Alat kelamin bulat, berwarna kemerahan dan tampak membesar (bengkak)
·         Alat kelamin memerah.
·         Alat kelamin tampak jelas dan meruncing.
·         Tubuh ramping dan gerakannya lincah.
·         Warna tubuh jadi coklat kemerahan.
Jantan
·         Cara menentukan kematangan gonad dilakukan dengan meraba bagian perut dan pengamatan bagian anus.
·         Matang gonad ditunjukkan dengan bagian perut membesar lunak kalau diraba.
·         Bagian anus menonjol kemerahan Alat kelamin memerah dan meruncing serta panjangnya sudah melampaui pangkal sirip ekor.

Gambar 1. Indukan Ikan Lele  Jantan dan Betina


C.  Bak Pemijahan
Bak pemijahan sebaiknya dari semen, fiber glass, atau terpal agar mudah dibersihkan. Bak pemijahan biasanya berukuran panjang 2 – 3 m, lebar 1 – 2 m dan tinggi 1 m. setelah bak dikeringkan dan dijemur, diisi air bersih setinggi 40 – 70 cm. Bak pemijahan dipasang kakaban yang terbuat dari ijuk yang dijepit dengan bambu. Kakaban disusun secara teratur agar berada antara 5 – 10 cm dibawah permukaan air.


D.  Teknik Pemijahan
Pada dasarnya semua biota dewasa akan berusaha untuk berkembang biak. Jadi kalau manusia menyiapkan sarana dan prasarana yang sesuai untuk terjadinya pemijahan pada ikan lele yang telah matang gonad, proses pemijahan terjadi secara alami. Namun demikian pada ikan yang telah matang gonad tetapi tidak mau memijah, pemijahan bisa dilakukan dengan menyuntikkan hormon perangsang memijah.

E.  Pemijahan Alami
Pemijahan alami tidak menggunakan tambahan obat-obatan untuk merangsang pemijahan. Pemijahan alami masih banyak diterapkan oleh para pembudidaya lele saat ini. Mereka beranggapan bahwa hasil yang diperoleh dengan teknik buatan belum tentu lebih baik dari teknik pemijahan alami. Cara pemijahan alami pun diyakini lebih baik daripada menggunakan teknik pemijahan buatan karena tidak terlalu memaksa indukan untuk mengeluarkan telurnya. Jika induk ini telah siap memijah maka setelah induk jantan dan betina disatukan, diharapkan akan terjadi pemijahan.
Berikut langkah-langkah untuk melakukan pemijahan secara alami:
1)  Siapkan kolam pemijahan dengan membersihkannya terlebih dahulu. Setelah itu masukkan kakaban sebagai tempat menempelnya telur. Untuk kolam berukuran 2 m x 2 m x 1 m, dibutuhkan kakaban sebnayak 10-12 buah. Kakaban diletakkan di dasar dan diberikan pemberat berupa batu. Kakaban disusun berjajar memenuhi dan mengikuti panjang kolam agar tidak ada telur yang tidak menempel.

2)  Isi kolam dengan air hingga ketinggian sekitar 40 cm.

3)  Lakukan seleksi induk untuk mendapatkan induk yang siap memijah dan memiliki gonad yang berkualitas dan berpotensi menghasilkan banyak telur.

4)  Setelah wadah terisi air, masukkan induk yang telah diseleksi ke dalamnya dengan perbandingan satu ekor jantan dan dua ekor betina. Biasanya, induk dipindahkan ke dalam wadah pemijahan pada sore hari sekitar pukul 15.00 – 17.00. Pemindahan dari kolam indukan ke kolam pemijahan dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan seser atau serokan.
5)  Biarkan induk dalam kolam selama satu malam. Secara umum, lele akan memijah pada malam hari sekitar pukul 22.00 – 02.00. Pada proses pemijahan, betina akan mengeluarkan telur dan dibuahi oleh sang jantan.
6)  Lakukan pengecekan pada pagi harinya. Jika pemijahan berlangsung lancar, pada pukul empat pagi telur-telur akan memenuhi kakaban.

7)  Pindahkan kakaban yang telah ditempeli telur secara hati-hati ke dalam kolam penetasan. Jika induk baru memijah pada pagi hari maka pemindahan kakaban dilakukan pada sore hari, sekitar pukul 14.00 – 16.00. Setelah itu, tinggal menunggu telur menetas.

8)  Selanjutnya, pindahkan indukan yang telah memijah dari kolam pemijahan ke kolam pemeliharaan induk. Induk betina dapat dipijahkan kembali setelah tiga minggu sampai satu bulan masa istirahat. Sedangkan induk jantan memerlukan waktu 1-2 minggu masa istirahat.

F.  Pendederan
1.   Pendederan pertama (P I)
Pemeliharaan benih dari tingkat larva sampai ke tingkat benih ukuran 1 cm – 3 cm.
2.   Pendederan kedua (P II)
Pemeliharaan benih dari tingkat ukuran 1 cm – 3 cm sampai ke tingkat benih ukuran 3 cm – 5 cm.
3.   Pendederan ketiga (P III)
Pemeliharaan benih dari tingkat ukuran 3 cm – 5 cm sampai ke tingkat benih ukuran 5 cm – 8 cm.
4.   Pendederan keempat (P IV)
Pemeliharaan benih dari tingkat ukuran 5 cm-8 cm sampai ke tingkat benih ukuran 8 cm-12 cm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar