Wikipedia

Hasil penelusuran

06 November 2019

pembenihan ikan patin sistem kejut suhu

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pembenihan ikan patin yaitu melalui kejutan suhu atau temperatur air sebagai medianya. Disebut kejutan suhu karena pembenihan dari telur hingga menetas menjadi anakan patin akan melewati antar suhu air yang cukup mencolok, sehingga ‘mengejutkan’ bagi telur ikan patin tersebut. Lalu, bagaimana cara membenihkan ikan patin dengan teknik kejutan suhu seperti itu? Untuk lebih jelasnya, silahkan simak uraian berikut ini.

Bahan dan alat

Ada beberapa bahan dan alat yang harus disiapkan sebelum melakukan proses pembenihan ikan patin dengan teknik kejutan suhu, yaitu sebagai berikut.
  1. Indukan ikan patin yang sudah matang kelamin.
  2. Suntikan dan kertas tisu
  3. Trai atau kakaban untuk menempel telur
  4. Bak ukuran sedang atau menyesuaikan
  5. Hormon ovaprim
  6. Akuarium
  7. Styrofoam kotak
  8. Aerator
  9. Termometer
  10. Piring
  11. Beberapa helai bulu ayam
  12. Kompor atau pemanas air
Setelah semua alat dan bahan di atas disiapkan, langkah berikutnya adalah menyeleksi indukan ikan patin. Cara atau prosedur yang harus dilakukan saat menyeleksi indukan ikan patin adalah memastikan indukan ikan patin sudah matang Gonad. Diketahui bahwa bobot indukan betina sekitar 4 kg – 5 kg dengan umur sekitar 3 – 5 tahun. Sementara itu, bobot indukan jantan yang sudah matang, yaitu sekitar 2 kg – 3 kg dengan umur sekitar 2 – 3 tahun.
Ciri indukan ikan patin yang bisa dilihat secara kasat mata yaitu pada indukan betina, perutnya di bagian bawah membesar dan terasa lembut saat diraba. Gerakannya melambat dan kebanyakan hanya berdiam diri di dasar air. Adapun untuk indukan patin jantan, perutnya ramping dan akan keluar cairan berwarna putih susu saat diurut. Alat kelaminnya sudah berwarna merah.

Langkah-Langkah Pembenihan Ikan Patin

Cara membenih ikan patin agar menghasilkan anakan berkualitas bagus dan berjumlah banyak, tentu saja ada prosedurnya tersendiri. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melakukan pembenihan ikan patin.
  1. Setelah indukan ikan patin sudah dipilih, ikan itu dipindahkan ke tempat khusus dalam bak atau fiber yang sudah dipersiapkan. Saat menangkap dan memindahkan itulah yang harus dilakukan secara hati-hati agar ikan tidak terluka ataupun stres. Susutkan air kolam pemeliharaan tempat indukan ikan patin itu berada. Selanjutnya, tangkap dan pindahkan dengan tangan secara berhati-hati. Jangan terlalu lama dalam proses penangkapan, pemindahan, hingga pengangkutan ini. Setelah indukan dipindahkan ke dalam bak, beri makan selama 1 hari.
    .
  2. Setelah 1 hari diberi makan, indukan jantan dan betina siap dipijahkan dengan menyuntikkan hormon ovaprim. Untuk indukan betina, penyuntikan hormon dengan dosis 0,8 ml/kg. Sementara untuk indukan jantan, penyuntikan dengan dosis 0,2 – 0,3 ml/kg. Diketahui bahwa penyuntikan dilakukan sebanyak 2 kali untuk indukan betina. Interval waktunya sekitar 6 – 8 jam dari penyuntikan pertama. Adapun untuk indukan jantan, cukup 1 kali penyuntikannya dengan waktu bersamaan saat penyuntikan kedua induk betina. Proses penyuntikan juga tidak boleh sembarangan karena hanya bisa dilakukan oleh tangan-tangan profesional dan berpengalaman. Selain itu, peralatan suntik, hormon ovaprim, dan pernak-perniknya juga harus dipilih yang berkualitas bagus.
  3. Setelah indukan ikan patin disuntik hormon ovaprim, lalu dimasukkan lagi ke dalam bak perawatan dan harus sering dikontrol. Jika penyuntikan hormon berhasil, dapat dilakukan stripping atau pengurutan untuk kedua indukan dalam jangka waktu 8 – 10 jam. Proses pengurutan pada perut indukan juga tidak boleh sembarangan. Pengurutan dilakukan satu arah ke belakang dan dilakukan secara berhati-hati, yang penting jangan sampai melukai ikannya. Hasil dari pengurutan, yaitu sperma untuk indukan jantan dan telur untuk indukan betina.
  4. Proses berikutnya adalah melakukan pembuahan buatan dengan cara mencampurkan telur dan sperma lalu diaduk secara hati-hati dan pelan dengan menggunakan bulu ayam. Pastikan bahwa bulu ayam tersebut sudah bersih dan steril sehingga tidak mengontaminasi proses pencampuran sperma dan telur. Selanjutnya, telur-telur ikan patin ditempelkan pada trai atau kakaban sebagai media untuk menetaskannya.
  5. Tunggu sekitar 3 menit agar terjadi pembuahan. Setelah itu, media tempat telur diangkat dan dicelupkan ke dalam wadah dengan air bersuhu sekitar 40 derajat Celsius, selama 30 detik. Gunakan termometer yang sudah dipersiapkan untuk mengetahui dan mengukur suhu di air. Selanjutnya, media tempat telur ikan patin diangkat dan dimasukkan ke dalam akuariumyang mempunyai suhu air sekitar 28 – 29 derajat Celsius. Diamkan selama 18 – 24 jam hingga telurnya menetas.
     
  6. Telur yang menetas dibiarkan di dalam akuarium. Sementara, untuk telur yang tidak menetas, harus diangkat dan dibersihkan dari akuarium. Anda harus berhati-hati saat mengangkat dan membersihkan sisa-sisa telur ikan patin yang tidak menetas, agar tidak membuat luka atau sakit larva ikan patin lainnya yang hidup di dalam akuarium.
  7. Anda baru bisa memberikan pakan setelah larva ikan berumur 2 hari atau setelah kuning telur yang menempel di perutnya habis. Sementara itu, pakan diberikan dalam wujud amulsi kuning telur ayam yang diberikan tiap 2 jam sekali. Pemberian pakan semacam itu dilakukan selama 2 hari. Selanjutnya, pemberian pakan tetap dilakukan tetapi dalam wujud Naupil Artemia yang diteteskan.
    .
  8. Anda harus selalu memantau kebersihan di dalam akuarium. Maka dari itu, sisa-sisa makanan dan kotoran yang biasanya mengendap di dasar akuarium harus dibersihkansetiap hari. Sementara itu, penggantian air dilakukan setiap 4 jam sekali untuk menjaga kualitas airnya.
    .
  9. Setelah berumur 15 hari, anakan ikan patin bisa dipindahkan ke kolam pembesaran atau pendederan. Kepadatan ikan sekitar 150-200 ekor per meter persegi. Silakan untuk memperkirakan dan memperhitungkan sendiri. Anda tetap harus mengontrol suhu air kolam agar anakan tidak stres.
  10. Pendederan dilakukan sekitar 30 hari hingga anakan ikan patin berukuran 8-12 cm. Anakan atau benih ikan patin tersebut bisa dijual di pasaran, atau mungkin dipelihara lagi hingga nanti siap panen.
Itulah cara melakukan pembenihan ikan patin dengan teknik kejutan suhu yang bisa dipraktekkan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi semua orang, terutama para peternak ikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar