Wikipedia

Hasil penelusuran

20 November 2019

teknis pembenihan ikan patin

Ikan patin termasuk golongan ikan yang paling banyak dikonsumsi karena sebagai sumber protein hewani.  Menggeluti bisnis peternakan Ikan patin merupakan bisnis yang memiliki prospek bagus karena dapat menghasilkan nilai jual yang tinggi, karena selain sebagai sumber gizi ikan patin juga bisa bernilai jual sebagai ikan hias.

Cara pembenihan ikan patin sebaiknya dipilih lokasi kolam untuk peternakan yang dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir. Untuk memudahkan sistim pengairan ke dalam kolam sebaiknya kolam dibangun pada lokasi lahan yang landai dan mempunyai kemiringan 3 sampai dengan 5 %. Hal ini bertujuan agar air mudah dan lancer mengalir ke kolam.
Setidaknya ada 4 jenis kolam yang perlu disiapkan untuk memulai cara budidaya ikan patin. Kolam Indukan, Kolam pemijahan dan kolam penetasan telur serta kolam pendederan.

Cara Pemijahan dan Memilih Bibit Ikan Patin
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pembibitan di dalam cara budidaya ikan patin agar didapatkan bibit yang sehat dan cepat dalam membesarkannya.

Memilih Bibit Ikan Patin bisa berasal dari proses pemeliharan di kolam sejak kecil atau merupakan hasil dari tangkapan di alam , pilihlah induk yang berasal dari kawanan ikan patin yang sudah dewasa sehingga diharapkan kita mendapatkan induk yang ideal dan mempunyai kualitas yang bagus.

Seleksi Induk
1. Kriteria induk betina

  • Induk sudah mempunyai usia diatas 2 tahun.
  • Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 sampai dengan 2 kilogram.
  • Secara visual induk sudah mempunyai perut yang membesar pada daerah anus.
  • Bila diraba perut induk patin akan terasa empuk, lembek dan tipis.
  • Ada pembengkakan dan timbul warna merah di daerah kloaka.
  • Akan keluar beberapa butir telur jika daerah kloaka ditekan
2. kriteria induk jantan
  • Induk sudah mempunyai usia diatas 2 tahun.
  • Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 sampai dengan 2 kilogram
  • Seperti halnya pada induk betina, bila diraba induk jantan mempunyai perut yang lembek dan tipis.
  • Jika diurut sambil ditekan induk jantan akan mengeluarkan cairan berupa sperma yang berwarna putih.
  • Pada bagian kelamin Induk jantan ada pembengkakan dan mempunyai warna merah tua sebagai tanda bahwa induk siap dikawinkan
  Perawatan dan Pemeliharaan Induk patin
Lakukanlah pemeliharaan secara khusus terlebih dahulu terhadap induk ikan patin yang telah dipilih untuk dipijahkan, pemeliharan bisa dilakukan di dalam sangkar yang terapung, berikanlah makanan special terhadap induk yaitu makanan yang kaya akan protein. Makanan induk bisa dibuat dari bahan-bahan yang bisa dibeli dan tersedia banyak dipasaran seperti :  Bahan-bahan berupa pakan ayam yang mengandung 35 persen tepung ikan di dalamnya,  dedak halus dengan komposisi 30 persen, menir beras dengan komposisi 25 persen, tepung kedelai dengan komposisi 10 persen, dan tambahan vitamin atau mineral sebesar 0,5 persen.

Teknis pemijahan

Pemijahan adalah proses pertemuan antara ikan jantan dan betina untuk melakukan pembuahan telur oleh spermatozoa yang terjadi diluar tubuh atau secara eksternal. Menyatakan bahwa pemijahan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan ikan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya. Hal-hal yang perlu dilakukan pada proses pembenihan antara lain, pengadaan induk yang meliputi karantina dan perawatan induk. Hal itu bertujuan untuk memilih induk yang berkualitas baik. Biasanya induk-induk yang berasal dari alam memiliki kualitas yang kurang baik sehingga perlu dilakukan karantina dan perawatan untuk meningkatkan kualitas induk.

Pemijahan ikan patin biasanya dilakukan dengan teknik kawin suntik karena induk patin sulit terangsang untuk memijah bila dengan perlakuan secara alami. Teknik pemijahan induksi (induce breeding) dengan menyuntikkan larutan hipofisa dicampur dengan ovaprim. Biasanya, teknik ini diikuti dengan teknik pengurutan (stripping) agar telur tidak berceceran dan bisa ditetaskan di dalam akuarium


Pemijahan ikan Patin siam (Pangasius hypopthalamus) dilakukan dengan cara pemijahan buatan yaitu dengan menyuntikan hormon perangsang yang berasal dari kelenjar hipofisa LH-RH-A atau hCG atau hormon sintetis dengan merk dagang ovaprim. Penyuntikkan dilakukan dengan tujuan untuk merangsang pemijahan yang sudah matang gonad, ikan patin sulit dipijahkan secara alami karena keadaan lingkungan yang tidak sesuai.

Pemijahan ikan patin mengalami kesulitan pada musim kemarau karena ikan patin memiliki kebiasaan memijah pada musim penghujan. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan penyuntikan dengan menggunakan hormon yang berbeda. Penyuntikan dengan menggunakan hormon bertujuan untuk merangsang perkembangan gonad dan ovulasi secara lebih cepat pada musim kemarau. Hormon yang biasa digunakan adalah hCG menurut penyuntikan pada induk betina, hCG digunakan pada penyuntikan pertama dengan dosis 500 IU/kg

Penyuntikan kedua dengan menggunakan ovaprim 0,6 ml/kg. Penyuntikan induk jantan cukup menggunakan ovaprim dengan satu kali penyuntikan menggunakan dosis 0,2 ml/kg.
Keesokan harinya ikan patin siap untuk dipijahkan atau dilakukan fertilisasi dengan cara pencampuran sperma dengan telur. Alat - alat yang dibutuhkan berupa peralatan pemijahan (baskom plastik), kain lap, tisu gulung.
Sebelum dilakukan striping pada induk betina, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sperma dari induk jantan dengan cara melakukan pemijatan dari perut ke bawah. Usahakan sperma tidak terkena air dengan terlebih dahulu dilakukan pengeringan dengan menggunakan tisu. Sedangkan induk betina distriping untuk mendapatkan telur kemudian telur yang didapatkan dimasukkan kedalam mangkok plastik. Setelah itu telur yang didapat ditambah dengan sperma dan encerkan dengan menggunakan larutan fisiologis (NaCl). Tujuan dari pengenceran ini adalah untuk mempertahankan daya hidup spermatozoa dalam waktu yang relatif lama.

Telur dan sperma harus diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari. Selanjutnya telur dan sperma segera dibawa ke tempat penetasan, dan diaduk dengan menggunakan bulu ayam kemudian menggoyang - goyangkan wadah secara perlahan kemudian dicuci dengan air sebanyak dua kali, banyak dan lamanya pencucian dilakukan tergantung dari kondisi telur tersebut, semakin lengket telur maka semakin banyak dan lama pencucian. Kemudian telur ditebarkan pada bak fiber berukuran 4 x 2 x 0,5 m3 yang dilengkapi hapa didalamnya dengan ukuran 2 x 1 x 0,3 m3 secara merata agar tidak terjadi penumpukan telur

Lama penetasan telur ikan setelah ditebar didalam bak fiber yang di lengkapi hapa yaitu selama 35 - 40 jam setelah pembuahan. Pada keesokan paginya dihitung jumlah telur yang terbuahi untuk mendapatkan nilai dari Fertility Rate (% FR). Pada sore harinya dilakukan penghitungan terhadap telur-telur yang sudah menetas untuk mengetahui daya tetas telur (% HR). Selanjutnya itu dilakukan pemeliharaan larva.


Kegiatan pemanenan dilakukan pada pagi hari,  pada saat  larva ikan sudah berumur 14 hari. Larva Ikan yang berada didalam bak fiber diambil dengan menggunakan scopnet kemudian dimasukkan kedalam plastik. Sebagian dijual kepada para petani ikan dan sisanya dibesarkan di kolam pendederan.
Proses pemanenan larva Patin menggunakan alat bantu seperti  tabung ukur, ember, baskom, plastik dan scopnet.
Sebelum dilakukan panen, air terlebih dahulu dikurangi sebanyak 80% untuk mempermudah proses pemanenan. Kemudian larva ditangkap dengan menggunakan scopnet dan dimasukkan kedalam baskom dan dilakukan penghitungan dengan menggunakan tabung ukur untuk selanjutnya dipindahkan kedalam bak pemeliharaan yang telah disiapkan atau dijual kepada para pembeli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar