Untuk
memperoleh induk unggul, sebaiknya dilakukan seleksi berdasarkan standar yang
telah dibakukan. Ada tiga cara yang umum dilakukan oleh pembudidaya ikan untuk
mendapatkan induk yang baik dan unggul sehingga dapat menghasilkan benih yang
unggul pula. Ketiga cara tersebut adalah seleksi massal, seleksi individu dan
seleksi ilmiah. Ketiga cara tesebut tentu saja memiliki kelebihan maupun
kekurangan. Berikut ini adalah ketiga cara memperoleh induk dan benih unggul :
a. Seleksi Massal
Salah satu cara yang paling sederhana dan murah adalah
dengan seleksi missal. Seleksi ini merupakan hasil pemijahan berbagai jenis
induk ikan yang dimiliki.
Selanjutnya dipilih benih hasil pemijahan yang
mempunyai keunggulan fisik seperti pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan
benih lainnya, warna yang sesuai dengan induknya, tubuh tidak cacat dan
mempunyai sifat-sifat unggul dari induknya.
b. Seleksi
Individu
Cara lain untuk memperoleh induk unggul adalah dengan
seleksi individu, yaitu seleksi yang dilakukan secara individu atau ekor per
ekor. Benih yang digunakan dipilih dari berbagai induk atau daerah. Selanjutnya
dipilih benih yang terbaik, yaitu yang mempunyai karakteristik sesuai dengan
standar yang telah dibakukan, seperti tidak cacat fisik dan mempunyai
sifat-sifat unggul yang diturunkan oleh induknya. Benih yang dihasilkan
memiliki kriteria kuantitatif sesuai dengan tahap pemeliharaannya, yaitu p-I,
P-II, P-III, P-IV dan P-V. untuk lebih jelasnya syarat benih yang dapat
dijadikan calon induk dan diharapkan mempunyai keunggulan dibanding induk yang
belum jelas asal keturunannya. Berikut ini adalah kriteria tersebut:
v Larva : umur 10-12 hari, panjang
total 0,75-1 cm, bobot minimal 0,03 gr, keseragaman ukuran > 80%
v Benih P-I : umur 40 hari,
panjang total 1-2 cm, bobot minimal 0,2 gr, keseragaman ukuran > 80%
v Benih P-II : umur 80 hari,
panjang total 2-4 cm, bobot minimal 0,5 gr, keseragaman ukuran > 80%
v Benih P-III : umur 120 hari,
panjang total 4-6 cm, bobot minimal 1,0 gr, keseragaman ukuran > 80%
v Benih P-IV : umur 160 hari,
panjang total 6-8 cm, bobot minimal 3,5 gr, keseragaman ukuran > 80%
v Benih P-V : umur 200 hari, panjang
total 8-11 cm, bobot minimal 7,0 gr, keseragaman ukuran > 80%
c. Seleksi Alamiah
Seleksi alamiah terjadi secara kebetulan, yaitu benih
yang dijadikan induk diperoleh dari induk-induk yang tidak jelas, tetapi
mempunyai keunggulan sesuai standar baku, baik dari segi pertumbuhan maupun
kriteria lainnya.
Benih semacam ini biasanya ditemukan secara tidak
sengaja pada kolam pemeliharaan. Umurnya tidak jelas, tetapi kualitas keturunan
yang dihasilkan sangat baik. Baiknya kualitas dimungkinkan karena adanya
perawatan yang lebih baik oleh induknya.
Pada umumnya
benih dari hasil seleksi alamiah sangat sedikit jumlahnya, tetapi kualitasnya
baik sehingga sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai induk
Pemijahan Ikan Gurame
Masa pemijahan gurame tidak terikat waktu. Pemijahan dapat dilakukan kapan saja bila induk telah siap memijah. Namun, gurame meiliki masa produksi yang tinggi di musim kemarau.
Bila
pemijahan dilakukan di kolam terbuka, sebaiknya kegiatan pemijahan tidak
dilakukan pada musim hujan. Hal ini dilakukan untuk menghindari rusaknya telur
karena hujan. Bila pemijahan gurame akan dilakukan pada musim hujan, hendaknya
pembudidaya segera memindahkan telur dari kolam ke tempat yang lebih aman
untuuk menghindari perubahan suhu secara drastis terhadap telur dan benih yang
dihasilkan.
Pada
pemijahan gurame, padat tebar induk adalah satu ekor untuk 5m2 wadah
dengan perbandingan jumlah jantan dan betina adalah 1 : 3. Penebaran
induk di kolam pemijahan dapat dilakukan secara berpasangan (sesuai dengan perbandingan)
pada kolam yang disekat. Induk betina dapat memproduksi telur sebanyak
2.000-5.000 butir/kg tubuh induk.
Gambar telur gurame
Jangka
waktu pemijahan pertama ke pemijahan selanjutnya untuk induk yang baik adalah
1-2 bulan. Hal ini bisa tercapai bila ikan mendapatkan perlakuan baik, terutama
dari segi pengelolaan pakan baik kualitas dan kuantitas. Sebaiknya induk- induk
yang telah melakukan pemijahan sebanyak 3 kali diistirahatkan selama 2-3
minggu. Hal ini bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik induk dan memperbaiki
kolam yang telah digunakan selama 6 bulan. Selain itu, kolam juga dapat
dibersihkan dari ikan yang bersifat hama.
Gurame merupakan ikan yang mempunyai
kebiasaan unik dalam melanjutkan keturunannya, baik dalam hal menyediakan
tempat yang nyaman maupun memelihara dan merawat anakannya. Hal ini ditunjukkan
dengan kebiasaan induk-induk gurame yang telah dewasa dan siap melakukan
pemijahan.
Induk jantan akan menyiapkan tempat
persalinan yang cukup nyaman bagi calon-calon keturunannya. Tempat persalinan
tersebut berupa sarang yang dibuat sedemikian rupa sehingga telurnya akan
terlindung dari gangguan lingkungan sekitarnya, seperti predator yang memakan
telur atau anakan ikan yang masih kecil (larva).
Aktivitas pembuatan sarang ini
berlangsung selama 2-3 hari. Pemijahan terjadi setelah sarang benar-benar
dianggap layak oleh induk. Setelah memijah, gurame siap bertelur.
Induk jantan
menjaga telur dengan ketat dari predator yang biasa memangsa telur sampai
menetas secara alamiah pada waktunya.
Pada kegiatan
penjagaan telur, induk jantan biasanya selalu mengibaskan sirip dadanya ke arah
sarang yang berisi telur. Hal ini dimaksudkan agar suplai kebutuhan oksigen
untuk telur yang berada dalam sarang tetap tersedia
Pasca Pemijahan
Hal
yang perlu diperhatikan dalam menangani telur gurame dalam sarang yaitu
mengangkat telur secepat mungkin setelah induk bertelur. Bila telur tidak
sempat dipindahkan beberapa saat setelah induk bertelur, pagi harinya telur
dalam sarang harus segera diangkat.
Hal
ini bertujuan untuk menghindari penurunan jumlah penetasan telur karena
kurangnya oksigen atau akibat kekeruhan air.
Pemeliharaan
telur dapat dilakukan di akuarium, bak plastik atau bak fiber yang ditempatkan
pada bangunan yang terlindung dari curah hujan. Padat tebar telur adalah 4
butir/cm2 dengan ketinggian air 15-20 cm.
Apa yang perlu diperhatikan saat pemeliharaan telur?
Saat
pemeliharaan, kandungan oksigen harus dijaga agar ketersediaannya mencukupi,
bisa ditambah dengan aerasi. Saat pemberian aerasi, diusahakan agar telur tidak
teraduk. Air media penetasan yang baik adalah bersuhu 290C-300C,
pH 6,7-8,6. sumber air diusahakan berasal dari tanah. Bila kandungan
karbondioksida dalam air tanah tinggi, nilai pH rendah dan air mengandung bahan
logam, sebaiknya air tanah diendapkan dulu selama 24 jam. Bila pemeliharaan
berjalan dengan baik, telur akan menetas setelah 36-48 jam.
Bagaimana
mengangkut telur dan benih gurame?
Pengangkutan
telur menggunakan ember plastik atau jambangan (paso). Sebaiknya jambangan
dibersihkan dahulu. Membersihkan tidak dengan sabun, karena dapat merangsang
tumbuhnya jentik-jentik nyamuk. Sebaiknya pembersihannya menggunakan garam dan
dibilas beberapa kali hingga bersih. Jambangan yang telah bersih diisi dengan
air bersih. Selanjutnya, sarang dilepaskan dari kerangkanya dan dimasukkan
dalam jambangan yang telah diisi air bersih dan siap diangkut.
Telur
dalam sarang tidak mengumpul di satu tempat tapi berlapis-lapis. Oleh karena
itu, telur pun diletakkan secara berlapis-lapis bergantian dengan ijuk.
Terakhir, mulut sarang ditutup.
Setibanya
di tempat tujuan, telur dikeluarkan selapis demi selapis agar air yang membawa
oksigen dapat menerobos ke sela-sela ijuk sehingga kebutuhan oksigen telut
tercukupi. Bila telur yang sudah dibuahi tidak memperoleh oksigen yang cukup,
proses metabolisme akan berhenti dan telur tidak menetas. Demikian pula bila
telur menumpuk dan mengumpul di satu tempat, telur yang berada di tengah tidak
memperoleh oksigen yang cukup.
Mengingat
susunan telur berlapis-lapis, aktivitas pengeluaran telur harus dilakukan
dengan hati-hati. Lubang mulut sarang dibuka, lalu satu per satu lapisan telur
dikeluarkan, kemudian telurnya dilepaskan dari ijuk dan dimasukkan ke dalam
paso.
Bagaimana cara mencegah datangnya jamur yang menyerang
telur?
Datangnya jamur dapat dicegah dengan menjaga kebersihan
wadah penetasan. Bila jamur telah menjangkiti telur yang rusak atau tidak
menetas maka sebaiknya telur yang dijangkiti segera dibuang. Serangan jamur
dapat diobati dengan menggunakan NaCl sebanyak 1 gram per liter air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar