Untuk mendorong keberhasilan
pembangunan pertanian dapat dilakukan dengan pemanfaatan pekarangan. Lahan yang
berada di sekitar rumah jika dimanfaatkan akan memberikan kontribusi bagi
kecukupan pangan dan gizi masyarakat. Dengan kecukupan pangan tersebut maka
ketahanan pangan bisa terwujud yang merupakan salah satu tujuan pembangunan
pertanian. Pekarangan dapat diartikan sebuah tanah di sekitar rumah. Pekarangan
tidak terbatas pada halaman rumah yang ada didepan, melainkan juga merupakan
sebuah area yang mengelilingi rumah. Sehingga pekerangan dapat berada di depan,
belakang maupun di samping sebuah bangunan rumah. Luas pekarangan ini
tergantung dengan kepemilikan lahan/tanah yang tersisa dan tersedia setelah di
kurangi oleh penggunaan bangunan utama. Pekarangan rumah sering dijumpai di
masyarakat pedesaan, dan biasanya luas-luas. Berbeda dengan masyarakat
perkotaan yang sedikit sekali memiliki pekarangan yang luas, bahkan ada yang
sama sekali tidak memiliki pekarangan. Pekarangan yang ada di pedesaan membuat
rumah menjadi semakin asri dengan ditanami berbagai macam tanaman seperti
singkong, pepaya, pisang, durian, mangga, rambutan, dan tanaman-tanaman obat
serta bunga-bunga. Coba bandingkan dengan daerah perkotaan yang tidak memili
pekarangan, tentu pemandangannya lebih menyegarkan dan elok ketika di desa.
Apabila melihat pada kondisi di
lapangan, banyak masyarakat telah memanfaatkan pekarangan ini hanya saja masih
kurang optimal. Banyak sekali penyuluhan-penyuluhan dan program dari dinas
pertanian yang terkait dengan mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan dengan
sasaran utamanya adalah kelompok wanita tani. Ada yang berhasil ada pula yang
tidak berhasil. Karena memang memnafatkan pekarangan ini tidaklah mudah karena
membutuhkan konsistensi dan pendampingan secara terus-menerus. Tujuan
utamananya adalah memenuhi kebutuhan pengan dan gizi keluarga, jika semua itu
sudah terpenuhi maka tentu saja akan mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk
membei bahan makanan seprti sayur sayuran dan bumbu-bumbu masak karena sudah
menanam sendiri. Sebenarnya pekarangan ini jika di lihat lebih jauh lagi
memiliki banyak fungsi antara lain :
1.
Fungsi
sosial ekonomi
Mempunyai
peranan penting sebagai sumber tambahan kebutuhan sehari-hari yang cukup
memadahi. Ada beberapa pekarangan di pedesaan juga sebagai penghasil bahan
dasar untuk kerajinan, misalnya bambu untuk membuat anyaman. Karena bisa
menghasilkan banyak hal yang positif, maka pemberdayaan pekarangan atau upaya
untukmeningkatkan pemanfaatan pekarangan merupakan sebuah media produktivitas,
dari hasil pekerangan itu bukan hanya bisa dikonsumsi untuk diri sendiri tetapi
juga bisa dijual untuk meningkatkan penghasilan.
2.
Fungsi
sosial budaya
Pekarangan
sering dijadikan simbol status. Orang-orang yang tidak memiliki pekarangan
sering dikatakan mempunyai status yang lebih rendah
3.
Fungsi
pendidikan
Sebagai
tempat bermain untuk anak-anak dan belajar mengenal alam lingkungannya
4.
Fungsi
produksi
Berlawanan
dengan sawah atau tegal, pekarangan dapat menghasilkan bahan produksi hampir
setiap hari, sehingga mengakibatkan adanya suatu yang dijual ke pasar. Hal
tersebut juga bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan tambahan
a.
Fungsi produksi subsistem, umumnya diperoleh
dari tanaman pangan, sayuran dan bumbu masakan, rempah-rempah, obat-obatan dan
bunga
b.
Fungsi produksi komersial, umumnya didapatkan
dari tanaman keras untuk bahan bangunan dan kayu bakar,. Misalnya adalah bambu
yang banyak terdapat di tepi pekarangan, cabang-cabang kering pepohonan di
pekarangan maupun dari pohon-pohon yang sengaja di tanam untuk itu.
Karena
memiliki fungsi ekonomi terutama dalam produksi hasil-hasil pertanian dan
perikanan, maka pekerangan sebenarnya juga menjadi sarana ketahanan pengan.
Dalam arti bahwa pekarangan juga sangat potensial untuk memproduksi dan
menyediakan bahan-bahan pangan. Dengan potensinya sebagai bahan makanan ini,
maka pekarangan juga mempunyai implikasi yang luas terhadap kehidupan keluarga
dan masyarakat.
5.
Fungsi
peningkatan gizi
Banyak
tanaman dipekarangan mempunyai kandungan protein, karbohidrat, lemak, vitamin
dan mineral yang tinggi untuk peningkatan gizi keluarga. Sumber karbohidrat
diperoleh dari budidaya tanaman jagung atau berbagai macam tanaman umbi-umbian.
Sedangkan sayuran, buah-buahan, ikan, ternak dapat sebagai sumber protein,
lemak, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, garam-garam Ca, Mg, Fe dan
serat-serat.
6.
Perlindungan
terhadap tanah dan air
Membentuk stratifikasi
tajuk yang dapat menahan hempasan air hujan sehingga dapat melindungi tanah.
Ternak dan ikan yang dipelihara di pekarangan di samping memberikan bahan
makanan protein, bersama-sama dengan bahan organik yang berasal dari tanaman
pekarangan, memelihara kesuburan tanah pekarangan dan terhindar pula dari erosi
dan proses perusakan lainnya.
Dalam memanfaatkan pekarangan
harus ada yang perlu diperhatikan. Memanfaatkan sebuah pekarangan juga tidak
boleh sembarangan, harus ada hal-hal tertentu yang harus diperhatikan dalam
memanfaatkan peekarangan supaya menjadi efektif dan produktif. Hal-hal yang
perlu mendapatkan perhatian adalah :
1.
Fasilitas pekerangan
Dalam sebuah pekarangan ada banyak fasilitas yang merupakan
bagian dari kebutuhan anggota keluarga. Diantara fasilitas lahan pekarangan
tersebut adalah lahan pertanaman, kandang ternak, kolam ikan, lumbung atau
gudang, tempat menjemur hasil pertanian, tempat menjemur pakaian, halaman
tempat bermain anak-anak, tempat duduk, sumur dan sebagainya. Pemanfaatan
fasilitas yang ada dipekarangan disesuaiakan dengan tujuan pemanfaatan
pekarangan, misalnya seseorang ingin mengelola perikanan di pekarangan, maka
tentu saja harus tersedia kolamnya, airnya dan pakan ikannya
2.
Zonasi pekarangan
Zonasi merupakan pembagian atau pemecahan suatu areal
menjadi beberapa bagian, sesuai dengan fungsi dan tujuan pengelolaan. Ada area
yang dipergunakan untuk menanam sayuran, ada area untuk memelihara ikan, ada
area untuk memelihara ternak dan sebagainya. Zona pekarangan itu sendiri secara
umum dibagi menjadi beberapa ruang atau halaman seperti : halaman depan (buruan),
halaman samping (pipir) dan halaman belakang (kebon). Ketiga zona tersebut
dapat dimanfaatkan antara lain (a) halaman depan (buruan) untuk ruang
penempatan lumbung, bunga, tanaman hias, pohon buah, tempat bermain anak, taman
ataupun tempat menjemur hasil pertanian, (b) halaman samping (pipir) dapat
difungsikan untuk menjemur pakaian, menaurh kayu bakar, gudang tanaman pangan,
menanam tanaman obat, kolam ikan, sumur dan kamar mandi, (c) halaman belakang
(kebon) difungsikan untuk menanam sayur-sayuran, rempah-rempah, kandang ternak,
tanaman industri, dll.
Zonasi ini penting untum membuat lingkungan rumah menjadi
asri, sehat dan indah. Jangan sampai salah penempatan misalkan kandang di taruh
di depan rumah sedangkan bunga-bunga untuk memperindah rumah malah di taruh di
belakang rumah. Kesalahan dalam penempatan tujuan pengelolaan pada zonasi pekarangan menyebabkan kurang indah
dan malah bisa menjadi pengganggu aktivitas penghuni rumah.
3.
Potensi pemanfaatan pekarangan
Setelah dilakukan zonasi maka langkah selanjutnya adalah
memanfaatkan lahan pekarangan berdasarkan potensinya. Misalkan zonasi belakang
tanahnya sangat subur dan lapang, maka dapat ditanami dengan sayur mayur. Zona
sa,ping rumah ada lairan air dari sungai maka bisa dimanfaatkan untuk pembuatan
kolam ikan. Pemilihan jenis tanaman dan bibit yang akan ditanam di pekarangan
juga harus disesuaikan dengan kondisi lahan setempat, sehingga pertumbuhan
tanaman dapat optimal dan dapat memberikan hasil panen yang melimpah. Sebagai
contoh halaman rumah sudah banyak ditanami dengan tanaman keras yang rindang,
maka pekerangan tersebut dapat dimanfaatkan juga untuk di tanami tanaman
obat-obatan seperti jahe karena mampu tumbuh di bawah naungan pohon, sedangkan
jika ditanami tanaman cabai tidak akan tumbuh baik karena tanaman cabai
membutuhkan intensitas cahaya matahari yang banyak.
Pada pekarangan yang memiliki ruang yang sempit maka dapat
disiasati dengan menanam secara vertikal. Hal ini sama dengan pembangunan
apartemen, perkantoran, hotel dan sebagainya yang menjulang tinggi karena
memanfaatkan ruang vertikal karena keterbatasan ruang horisontal. Sistem tanam
secara vertikal disebut juga dengan vertikultur. Jenis tanaman yang dapat
dibudidayakan secara vertikultur pada umumnya merupakan tanaman yang memiliki nilai
ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran (
seledri, caisim, sawi, cabai, bawang, pakcoy, dan selada), dan tanaman-tanaman
yang memiliki sistem perakaran yang tidak terlalu luas.
Penanaman pada pekarangan dapat dilakukan pada tanah
langsung atau menggunakan pot dan polibag. Penanaman pada tanah langsung
dilakukan dengan cara melakukan pencangkulan tanah dan mencampur tanah dengan
pupuk organik, selanjurnya tanaman bisa di tanam. Pada tanaman keras dan buah
buahan seperti durian, mangga, rambutan, sengon, jeruk, dll. Tanah terlebih
dahulu dibuatkan lubang tanam, tanah dari penggalian lubang tersebut bagian
atas dan bawah dipisahkan karena kedua tanah tersebut memiliki tingkat
kesuburan yang berbeda, penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit ke dalam
lubang tanam diberikan pupuk organik dan ditutup dengan tanah lapisan atas
terlebih dahulu kemenudian tanah bagian bawah. Media tanam pada pot dan polibag
menggunakan campuran tanah, sekam dan pupuk dengan perbandingan 1:1:1. Sayuran
atau bunga yang akan di tanam dapat dipindahkan ke dalam polibag atau pot yang
telah diberi media tanam tersebut.
Penanaman di pekarangan juga dapat memanfaatkan
barang-barang bekas seperti botol minuman, pralon bekas, kaleng cat, kaleng
makanan dan plastik minyak goreng untuk dijidikan tempat menanam dan kotoran
ternak serta kompos daun-daun untuk dijadikan pupuk organik. Untuk meningkatkan
kesuburan tanah juga dapat memanfaatkan air bekas cucian beras (air leri) untuk
menyiram tanaman.
Dari uraian di atas maka manfaat pekarangan
adalah sebagai berikut :
1. PEKARANGAN
UNTUK PRODUKTIVITAS EKONOMI
Pekarangan
sangat potensial sebagai media membangun perekonomian keluarga. Pekarangan bias
dijadikan area pertanian, perikanan dan peternakan serta kehutanan yang dapat
mengandung keuntungan financial. Pekarangan juga bias dimanfaatkan untuk
menanam obat-obatan atau sebagai apotik hijau, sehingga bias juga sebagai
penunjang pola hidup sehat pada keluarga.
2. PEKARANGAN
UNTUK PRODUKTIVITAS BUDAYA
Pekarngan
sebagai produktivitas budaya memiliki peranan sebagai :
(a) Sebagai
media membangun kemandirian, pekarangan dapat dimanfaatkan sebagai media untuk
membangun kemandirian terutama dalam bidang ekonomi. Hal ini karena pekarangan
memiliki potensi sebagai pembangun ketahanan pangan. Orang yang mempu memanfaatkan
pekarangan dengan optimal misalnya untuk penanaman ketala pohon, maka dapat
menunjang kecukupan pangan melalui deversifikasi pangan. Demikian pula ketika bisa
dimanfaatkan sebagai penghasil ikan, dengan membuat kolam. Ketika panen ikan
maka dirinya tidak perlu membeli lauk ke pasar, bahkan malah bisa menjual hasil
perikanannya tersebut ke pasar. Dari hasil penjualan tersebut maka akan ada pendapatan tambahan dan ini merupakan wujud
dari kemandirian. Berdasarkan contoh kejadian tersebut maka dapat dipahami
bahwa melalui pekarangan seseorang dapat terbiasa membangun ketahanan pangannya
sendiri melalui penciptaan dan mengadakan kebutuhan makanannya sendiri yang
merupakan wujud dari kemandirian. Ketika seseorang ingin mengkonsumsi
buah-buahan seperti durian atau kelengkeng, yang ada di fikiranya bukan membeli
buahnya tetapi menanam tanaman buah tersebut di pekarangannya, sehingga ketika
berbuah dirinya dan keluarganya tidak perlu membeli di pasar. Pemikiran seperti
ini merupakan landasan pola hidup mandiri, sebab pola hidup demikian ini
mendoron seseorang menjadi lebih produktif dan bukan konsumtif.
(b) Sebagai
media menciptakan hidup sehat dan hemat, selanjutnya pekarangan juga bisa
dimanfaatkan untuk menumbuhkan kehidupan yang sehat dan hemat. Dikatakan sebagai
hidup hemat karena jika pekarangan dimanfaatkan dengan baik, maka akan
menghasilkan beragam produk mulai dari pertanian, perikanan, peternakan dan
perkebunan sehingga seseorang bisa berhemat. Mereka tidak lagi mengeluarkan
uang untuk belanja sayur, buah, ikan, daging, sebab bahan tersebut sudah
tersedia di pekarangan. Ini artinya apabila pekarangan bisa dimanfaatkan secara
optimal maka membuat orang bisa berhemat, paling tidak dalam kehidupan
sehari-harinya. Selain hemat, pekarangan bisa dimanfaatkan untuk mendorong
hidup sehat. Seagai contoh, apabila pekarangan dirawat dengan baik dengan
menanam sayur, bunga, buah-buahan maka akan menjadikan pemilik pekerangan
tersebut rajin dalam membersihkannya baik itu dari gulmanya, kotoran, hama dan
penyakit yang bisa merusak tanaman. Melalui aktivitas merawat pekarangan
seperti ini maka seseorang akan terbiasa hidup sehat.
3. PEKARANGAN
UNTUK PRODUKTIVITAS SOSIAL
Pekarangan
sebagai produktivitas social memiliki peranan sebagai :
(a) Sebagai
interaksi antar manusia, pekarangan menjadi tempat interaksi antar anggota
keluarga, pola interaksi ini merupakan hal yang penting, sebab melalui
interaksi itulah manusia bias saling memahami, saling mengerti, sehingga
tercipta relasi social yang kuat dan akrab. Pola komunikasi seperti ini
merupakan media bagi sekelompok orang, termasuk keluarga untuk saling bertukar pikiran,
berbagi informasi, berbagi solusi dan sebagainya. Apabila tidak ada interaksi
komunikasi satu dengan yang lain, maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika
pekarangan mampu difungsikan dengan baik, nyaman dan sehat maka akan menarik
banyak orang untuk melakukan interaksi di dalamnya, minimal bagi anggota
keluarga dan tetangga. Potensi yang lain dari pekarangan adalah dapat dijadikan
sebagai tempat bersantai, berkumpul bersama anggota keluarga dan tempat ruang
terbuka hijau. Pada saat liburan pekarangan dapat dijadikan tempat rekreasi
bersantai bersama keluarga serta melakukan berbagai aktivitas seperti memasak
dan berkemah dengan beberapa bahan masakannya sudah tersedia di dalamnya
sehingga bias menghemat pengeluaran. Sebagai ruang terbuka hijau pekarangan
dapat meningkatkan kualitas lingkungan.
(b) Sebagai
area bermain dan mencintai alam, pekarangan yang ditanami dengan berbagai macam
bunga, sayur dan ada kolam ikannya tentu akan sangat indah dan nyaman sekali. Anak-anak
akan lebih senang bermain dan terhibur ketika berada di pekarangan. Selain itu
pekarangan dengan penataan yang baik serta rapi akan menjadikan pekarangan
sebagai arena bermain yang menyenangkan bagi anak-anak dan menumbuhkan rasa
mencintai lingkungan sejak dini. Sehingga ketika besar kelak akan memilki
kepedulian untuk melestarikan alam dan lingkungannya.
4. PEKARANGAN
UNTUK PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN
Pekarangan
untuk produktivitas pendidikan memiliki peranan sebagai berikut :
(a) Sebagai
media meningkatkan pengetahuan. Pekarangan yang ditanami dengan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan dan beragam varietas dapat dimanfaatkan oleh siapa saja,
khususnya siswa untuk belajar botani, biolagi, pertanian dan sebagainya. Demikian
pula apabila dapat dimanfaatkan untuk perikanan, perkebunan dan peternakan. Pengamatan
langsung atau observasi lapang adalah cara untuk meningkatkan pengetahuan
siswa. Untuk melakukan pengamatan langsung tersebut siswa sekolah tidak perlu
diajak ke hutan atau perkebunan jika pekarangan bisa digarap dengan baik untuk
ditanami tumbuh-tumbuhan.
(b) Sebagai
media meningkatkan keterampilan, ada banyak keterampilan yang bisa diasah dari
pemanfaatan pekarangan aantara lain adalah keterampilaan bertani, beternak,
keterampilaan mengelola sampah, membuat pupuk, dan lain-lain. Apabila ada
produksi di pekarangan misalnya buah-buahan maka buah-buahan tersebut dapat
diolah menjadi makanan lainnya, misalnya pisang diolah menjadi keripik pisang. Demikian
pula apabila hasil pekarangnya tanaman seperti bambu, maka dapat diolah menjadi
anyaman yang dapat meningkatkan nilai ekonomis dari hasil pekarangan itu
sendiri.
pekarangan untuk menanam sayur-sayuran |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar