Bakteri Aeromonas hydrophila termasuk
bakteri gram negatif, dimana mempunyai karakteristik berbentuk batang pendek,
bersifat aerob dan fakultatif anaerob, tidak berspora, motil, mempunyai
satu flagel, hidup pada kisaran suhu 25-300C. Jika organisme
terkena serangan bakteri maka akan mengakibatkan gejala penyakit hemorhagi
septicaemia yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: terdapat luka
dipermukaan tubuh, insang, ulser, abses, dan perut gembung. Tidak hanya
menyerang organisme budidaya seperti ikan, tetapi penyakit ini juga menyerang
manusia dimana menyebabkan infeksi pada gastroenteristis, diare dan extra
intestinal pada manusia. Bakteri Aeromonas hydrophyla sangat
mempengaruhi usaha budidaya ikan air tawar dan seringkali menimbulkan wabah
penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi (80 – 100 %) dalam kurun
waktu yang singkat (1 – 2 minggu). Sehingga sangat merugikan petani ikan dalam
usaha budidaya ikan. Tingkat virulensi dari bakteri
A. hydrophila dapat menyebabkan kematian ikan tergantung dari racun yang dihasilkan. Didalam tubuh bakteri Aeromonas hidrophyla terdapat Gen Aero dan hlyA yang bertanggung jawab dalam memproduksi racun aerolysin dan hemolysin dimana Aerolisin merupakan protein extraseluler yang diproduksi oleh beberapa strain A. hydrophila yang bisa larut, bersifat hydrofilik dan mempunyai sifat hemolitik serta sitolitik. Mekanisme racun Aerolysin pada bakteri Aeromonas hidrophyla dalam menyerang dan menginfeksi racun pada ikan yaitu dengan mengikat reseptor glikoprotein spesifik pada permukaan sel eukariot sebelum masuk ke dalam lapisan lemak dan membentuk lubang. Racun aerolysin yang membentuk lubang melintas masuk ke dalam membran bakteri sebagai suatu preprotoksin yang mengandung peptida. Racun tersebut dapat menyerang sel-sel epithelia dan menyebabkan gastroenteristis.
Proses
invasi bakteri patogen Aeromonas hydrophila kedalam tubuh host
adalah diawali dengan melekatnya bakteri pada permukaan kulit dengan
memanfaatkan pili, flagela dan kait untuk bergerak dan melekat kuat pada
lapisan terluar tubuh ikan yaitu sisik yang dilindungi oleh zat kitin. Selama
proses berlangsung bakteri Aeromonas hydrophila memproduksi
enzim kitinase yang berperan dalam mendegradasi lapisan kitin sehingga
bakteri dapat dengan mudah masuk kedalam host. Selain memanfaatkan kitinase
bakteri Aeromonas hydrophila juga mengeluarkan enzim lainnya
seperti lesitinase dalam upaya masuk kedalam aliran darah.
Bakteri Aeromonas hidrophyla termasuk patogen oportunistik yang
hampir selalu terdapat di air dan seringkali menimbulkan penyakit apabila ikan
dalam kondisi yang kurang baik. Penyakit yang disebabkan oleh Aeromonas
hydrophilla ditandai dengan adanya bercak merah pada ikan dan menimbulkan
kerusakan pada kulit, insang dan organ dalam. Penyebaran penyakit bakterial
pada ikan umumnya sangat cepat serta dapat menyebabkan kematian yang sangat
tinggi pada ikan-ikan yang diserangnya. Gejala klinis yang timbul pada ikan
yang terserang infeksi bakteri Aeromonas hidrophyla adalah gerakan
ikan menjadi lamban, ikan cenderung diam di dasar akuarium; luka/borok pada
daerah yang terinfeksi; perdarahan pada bagian pangkal sirip ekor dan sirip
punggung, dan pada perut bagian bawah terlihat buncit dan terjadi pembengkakan.
Ikan sebelum mati naik ke permukaan air dengan sikap berenang yang labil.
Tanda
-tanda sekunder serangan bakteri Aeromonas
hydrophila terlihat dengan tumbuhnya jamur berwarna putih pada bagian
ujung sirip ikan dan pada bagian tubuh yang mengalami luka memar. Sekresi
lendir tampak berlebihan menyeliputi tubuh ikan, dengan warna tubuh yang
memucat. Nafsu makan berkurang mulai pada hari ke dua. Indikasi ikan mendapat
serangan bakteri dari mata pucat umumnya tampak setelah hari ke lima, sedangkan
kerusakan sisik dan tumbuhnya jamur sudah muncul mulai dari hari pertama. Warna
tubuh pucat umumnya tampak setelah hari ke tiga. Adapun beberapa analisis yang
digunakan untuk mengetahui serangan dari bakteri Aeromonas
hydrophila antara lain:
- Analisis
morfologis
Indikasi-indikasi
serangan bakteri terhadap berbagai strain ikan Gurami cukup beragam, baik ciri
maupun waktunya. Serangan bakteri tersebut dicirikan oleh perubahan warna mata
menjadi abu-abu dan terjadi penonjolan bola mata atau
exophthalmia, luka memar yang bisa meliputi sekujur tubuh, warna tubuh menjadi
pucat, dan sirip rusak, dengan waktu (hari) serangan yang bervariasi.
Tanda-tanda yang paling peka terhadap serangan bakteri,
ditandai waktu munculnya
serangan umumnya sudah tampak pada hari pertama. Jenis yang paling tahan adalah
strain Padang dengan indikasi serangan umumnya setelah dua hari. Hal ini sesuai
dengan tingkat ketahanan hidupnya yang paling tinggi (8-10 hari). Indikasi
kerusakan pada sirip tidak selalu muncul, dalam hal ini ikan yang tidak
menunjukkan sisik atau sirip rusak (ta), boleh jadi ikan tersebut sudah
terserang bakteri.
- Analisis
histologis intestin dan hati
Pada
ikan yang sehat irisan hati berwarna cerah serta sel-sel hepatosit
mengandung nukleus dan heterokromatin. Ikan yang terkena serangan A.
hydrophila menunjukkan kondisi sel hati yang rusak karena mengalami
infeksi, tetapi tidak mengeluarkan nanah (non purulent multifocal
hepatitis). Kantung empedu dan sel hati mengalami peradangan atau infeksi
(cholangiohepatitis), yang pada kondisi parah infeksi ini dapat mencapai
jaringan parenkim hati. Ditemukan juga vakuola dan sel-sel darah karena terjadi
pendarahan dalam (internal haemoragy). Kematian sel-sel hati
(focal nekrosis) merupakan manifestasi yang umum terjadi pada ikan
yang terserang A. hydrophila. Intestin ikan Gurami yang
terpapar A. hydrophila menunjukkan kondisi yang mengalami deplesi
pada sel lamina intestin tersebut sehingga terkikis habis. Mukosa intestin juga
mengalami kematian sel (nekrosis) yang disebabkan oleh degradasi enzimatik yang
dikeluarkan oleh A. hydrophila .
Bakteri aeromonas
hydrophila memiliki kemampuan osmoregulasi yang tinggi dimana mampu
bertahan hidup pada perairan tawar, perairan payau dan laut yang memiliki kadar
garam tingg dengan penyebaran melalui air, kotoran burung, saluran pencernaan
hewan darat dan hewan amfibi serta reptil.
Lingkungan
dengan yang mempunyai konsentrasi kadar garam tertentu memiliki
kerapatan A. hydrophila yang jauh lebih tinggi dibandingkan
lingkungan air tawar, meskipun variasi dalam kepadatan antara habitat dengan
kadar garam tertentu jauh lebih besar daripada habitat air tawar,
umumnya, A. hydrophila tidak dianggap sebagai bakteri laut, namun,
studi ini menunjukkan bahwa itu ditemukan secara alami bakteri Aeromonas
hydrophilahidup dilingkungan yang mempunyai kadar garam air laut, air payau sampai
dengan air tawar dan dapat ditemukan di semua salinitas, kecuali (paling
ekstrim> 100%o). Baru-baru ini, bakteri A. hydrophila menyebabkan
penyakit borok pada ikan cod (Gadus morhua), dan ikan laut lainnya.A.
hydrophila dapat diisolasi dari perairan yang memiliki kekeruhan 0-395
unit turbidity Jackson. Suhu yang optimum untuk pertumbuhan bakteri A.
hydrophila adalah 35°C, dan suhu maksimum yaitu mendekati suhu 450C.
Dalam studi ini,
A. hydrophila diisolasi dari air yang memiliki suhu antara 40 dan 450C.
A. hydrophila diisolasi dari air yang memiliki suhu antara 40 dan 450C.
A.
Hydrophila tidak dapat diisolasi pada suhu lebih besar dari 450C,
kepadatan tertinggi terjadi pada 350C, sepanjang gradien termal
mulai dari 200 sampai 720C. PH air tampaknya
tidak memainkan peran penting dalam distribusi A. hydrophila, karena
bakteri dapat diisolasi selama rentang pH seluruh sampel (5,2-9,8).
Bakteri Aeromonas hydrophila tidak mampu tumbuh pada pH lebih rendah
dari 4 atau lebih tinggi dari 10 (Hazen et al., 2011). Bakteri Aeromonashydrophila,
merupakan bakteri negatif, dianggap sebagai salah satu bakteri patogen yang
paling penting pada hewan air di daerah beriklim sedang, seperti ikan yang
sakit, belut, katak, dan kura-kura. Selain itu bakteri A.hydrophila dilaporkan
sebagai salah satu spesiesAeromonas paling umum yang terkait dengan
penyakit usus pada manusia.
Ikan
atau udang yang diserang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan budidaya air
tawar yang mempunyai nilai ekonomis penting dan telah dibudidayakan secara
intensif. Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya intensif ikan nila
adalah penyakit ikan. Salah satu jenis penyakit ikan yang sering dijumpai
adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas
hydrophilla, yang menyerang spesies ikan air tawar di perairan tropis.
Bakteri Aeromonas hidrophyla merupakan bakteri patogen yang menyerang
ikan lele, dimana menyebabkan penyakit MAS (Motile
Aeromonas Septicemia). Bakteri ini dapat menyebabkan kematian pada ikan
lele mencapai 80% bahkan dapat mencapai 100% dalam kurun waktu 1 minggu.
Ikan
Gurami (Osphronemus gouramy) telah umum dibudidayakan dan menjadi andalan
sebagai salah satu sumber protein hewani. Kawasan pengembangan budidaya ikan
Gurami juga sudah terbentuk di beberapa daerah, seperti di Jawa Barat (Bogor,
Tasikmalaya, Ciamis, Garut), Jawa Tengah (Cilacap, Banyumas, Banjarnegara,
Purbalingga), Walaupun ikan Gurami sudah lama dibudidayakan secara komersial namun
masih menghadapi kendala dalam hal pertumbuhan yang lambat dan ketahanan hidup
yang rendah. Salah satu penyebabnya adalah serangan penyakit oleh
bakteri Aeromonas hydrophila. Selain ikan, berbagai
spesies Aeromonas juga dapat menyerang amfibi dan hewan reptil. Pada
amfibi, bakteri ini dapat menyebabkan pendarahan dalam yang bisa berakibat
fatal. Pada manusia, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran
pencernaan, septisemia (keracunan darah), infeksi pada luka dan pembengkakan
pada lambung dan usus yang disertai muntah dan diare atau gastroenteritis.
Bakteri Aeromonashydrophila diketahui sebagai patogen pada amfibi,
reptil, ikan, siput, sapi dan, baru-baru ini, bakteri Aeromonas
hydrophila menyerang manusia. Beberapa kasus penyakit septicemias yang
menyerang manusia yang dapat berakibat fatal yang disebabkan oleh
bakteri A.hydrophila, tetapi penyakit tersebut menyerang pada manusia yang
mempunyai daya tahan tubuh yang lemah dan terpapar oleh penyakit laiinya, misalnya
leukemia. hanya A.hydrophila dilaporkan menyerang dan menjadi patogen
pada manusia ketika terdapat luka dan kontak langsung dengan air dimana air
tersebut mengandung strain bakteri A.hydrophila.
Usaha
yang telah dilakukan untuk mengatasi baik pencegahan maupun pengobatan penyakit
yang disebabkan bakteri A. hydrophila adalah dengan pemberian
bahan-bahan kimia maupun pemberian antibiotik sintetis seperti
tetracycline. Pemberian bahan kimia ini memang dapat mencegah maupun
mengobati penyakit pada ikan bila digunakan dengan dosis yang tepat, akan
tetapi bila digunakan tidak terkontrol maka dapat menimbulkan beberapa
efek negatif. Residu antibiotik dapat mencemari lingkungan dan juga dapat
dijumpai di tubuh ikan, sehingga ikan tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
Salah satu alternatif dalam mengobati penyakit bakterial pada ikan adalah
menggunakan bahan-bahan alami yang mempunyai kemampuan anti bakteri antara lain
ekstrak bawang putih untuk mengobati benih ikan lele yang
terinfeksi A.hydrophilla; ekstrak air kunyit untuk
mengobati Pseudomonas aeruginosa pada ikan gurame.
Vaksinasi merupakan suatu metode alternatif yang efektid dan efisien untuk
mencegah penyakit yangn disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila.
Vaksinasi dilakukan dengan merangsang kekebalan spesifik ikan terhadap penyakit
tersebut. Metode vaksinasi tidak menimbulkan dampak negatif, baik pada ikan,
lingkungan maupun konsumen. Tingkat perlindungan dari metode vaksinasi
terhadap serangan bakteri bakteriAeromonas hydrophila tergantung pada
jenis dan kualitas vaksin, cara vaksinasi, kondisi ikan dan lingkungan
hiidupnya. Dari hasil penelitian pemberian vaksin dari debris
sel Aeromonas hydrophila pada ikan lele menunjukkan peningkatan
produksi titer antibodi dimana dapat meningkatkan produksi antibodi ikan lele
dumbo. Perlakuan vaksinasi, baik yang dibooster maupun yang tidak meningkatkan
titer antibodi ikan lele setelah ikan divaksinasi.
Upaya penanganan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh
A. hydrophila adalah dengan menggunakan ektraks tumbuhan alami seperti ekstrak daun pepaya. Sebagai tanaman obat, pepaya (C. Papaya L) juga mengandung zat atau senyawa bioaktif yang yang dapat meningkatkan ketahanan dan tanggap kebal ikan. Zat aktif yang terdapat pada daun pepaya antara lain alkaloid, flavonoid, dan saponin, selain zat bioaktif daun pepaya juga memiliki kemampuan antagonis dalam melawan bakteri patogen sehingga mempunyai sifat imunostimulan. Semakin banyak kosentrasi ekstrak daun pepaya yang diberikan pada ikan seraca oral jumlah sel macrofagh pada ikan mas meningkat, dimana dosis pemberian ekstrak daun pepaya pada konsentrasi 65%
A. hydrophila adalah dengan menggunakan ektraks tumbuhan alami seperti ekstrak daun pepaya. Sebagai tanaman obat, pepaya (C. Papaya L) juga mengandung zat atau senyawa bioaktif yang yang dapat meningkatkan ketahanan dan tanggap kebal ikan. Zat aktif yang terdapat pada daun pepaya antara lain alkaloid, flavonoid, dan saponin, selain zat bioaktif daun pepaya juga memiliki kemampuan antagonis dalam melawan bakteri patogen sehingga mempunyai sifat imunostimulan. Semakin banyak kosentrasi ekstrak daun pepaya yang diberikan pada ikan seraca oral jumlah sel macrofagh pada ikan mas meningkat, dimana dosis pemberian ekstrak daun pepaya pada konsentrasi 65%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar