Wikipedia

Hasil penelusuran

01 Januari 2019

Teknologi resirkulasi air pada budidaya ikan


Teknologi Resirkulasi Air pada Budidaya Ikan adalah teknologi pengolahan air yang bisa diterapkan di level yang sederhana. Sistem ini bisa diaplkasikan dengan alat filter dan pompa. Ide utama dari sistem ini adalah terus mendaur ulang air dengan bantuan sirkulasi pompa. Sistem filtrasi biologis dengan bantuan bakteri pengurai dapat mengurai ammonia yang menjadi racun/polutan utama pada kolam, dilanjutkan dengan filter fisika menggunakan spon, cangkang kerang, arang dan kerikil untuk mengurangi kekeruhan serta penggunaan garam dan zeolit untuk meningkatkan pH dan mengikat CO2 sehingga kualitas air tetap terjaga di level yang diinginakan.

Teknologi dalam budidaya ikan tentu memiliki tujuan akhir berupa peningkatan hasil produksi, penurunan biaya produksi, dan penanggulangan masalah lingkungan budidaya. Termasuk sistem budidaya ikan menggunakan resirkulasi air juga memiliki kelebihan guna menjangkau tujuan tersebut diatas, antara lain;

1. Hemat Air
Biasanya untuk menjaga kualitas air pembudidaya melakukan kegiatan ganti air rutin. Ganti air yang dilakukan terbilang cukup banyak, hal ini tentu bukan hal yang menguntungkan karena sumberdaya air tentunya perlu digunakan dengan bijaksana. Dengan sitem resirkulasi pergantian air akan jauh berkurang, karena air terus didaur ulang.

2. Kualitas Air Terjaga
Dengan aplikasi sistem resirkulasi maka kualitas air akan berada dalam level yang relatif stabil. Salah satu hal yang menjadi polutan utama dalam budidaya ikan adalah ammonia (racun dari kotoran ikan). Dengan sistem resirkulasi level ammonia bisa sangat direduksi sehinggakadar ammonia bisa konstan di level yang aman. Dengan kadar ammonia yang terjaga tetap rendah ini tentunya pertumbuhan ikan akan lebih pesat dan ikan pun akan lebih sehat.

3. Kepadatan Populasi Bisa Lebih Intensif
Budidaya ikan konsumsi yang konvensional di Indonesia biasanya tidak menggunakan sistem resirkulasi, sehingga kepadatan populasi kolam sangat ditentukan volume air dan frekwensi penggantian air (syphoon). Pada kolam dengan sistem resisrkulasi populasi ikan bisa kita atur, semakin banyak ikan dan pembarian pakan maka kita bisa menggunakan pompa yang sesuai dan besar filter yang seimbang untuk menghandle pakan dan menjaga kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan. Dengan sistem resirkulasi terutama trickle filter kadar oksigen terlarut bisa jauh lebih tinggi sehingga populasi ikan bisa lebih banyak dan pertumbuhan lebih pesat di kolam dengan kadar oksigen terlarut lebih tinggi.

4. Tidak ada nutrisi pakan yang terbuang
Seperti kita ketahui bahwa penyerapan tubuh ikan akan pakan yang diberikan guna pembentukan daging hanya berkisar 1/3 dari jumlah pakan. Sepertiga bagian dari jumlah pakan akan hilang untuk perbaikan kondisi tubuh, adaptasi, menghadapi perubahan lingkungan, mencegah penyakit atau penyembuhan, dan pergantian organ tubuh yang rusak. Sedangkan sepertinga nya lagi akan terbuang tidak terserap tubuh dan hanya menjadi kotoran. Keadaan ini akan terus meningkatkan produksi bahan organik yang terpendam dan mengendap di dasar kolam bahkan berpotensi menghasilkan tumpukan amoniak. Dengan sistem resirkulasi air maka endapan ini akan rombak dan diurai untuk menjadi nutrisi yang lebih sederhana yang dapat langsung dimanfaatkan oleh ikan sebagai pakan alami.

Penggunaan sistem resirkulasi pada budidaya ikan lele harus dirancang dengan menggunakan teknologi yang tepat guna baik wadah yang digunakan maupun teknik budidayanya, mudah penanganannya dan biaya ekonomi yang rendah. Peningkatan nilai ekonomis dapat dilakukan melalui peningkatan padat penebaran benih yang dipelihara.
Peningkatan padat penebaran dari rata-rata sistem budidaya konvensional yang hanya berkisar antara 100 - 150 ekor/m3 dapat ditingkatkan menjadi antara 500 - 600 ekor/m3 akan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot dan panjang, sedangkan untuk tingkat sintasan pemelharan diharapkan tidak berpengaruh nyata sehingga sistem budidaya ikan lele dengan menggunakan resirkulasi air mampu meningkatkan efisiensi ekonomi.
Peralatan yang digunakan pada sistem ini relatif mudah ditemukan dan sudah biasa digunakan, kecuali pompa air dan aerator/ blower, di tingkat pembudidaya ikan lele. Desain kolam dibuat sedemikian rupa untuk mendukung tingkat padat tebar tinggi dengan tidak mengabaikan kenyamanan kualitas air kolam serta operasional kolam yang lebih praktis dan efisien.


 
Sistem resirkulasi dijalankan menggunakan pompa dengan debit 10 – 15 liter/menit pada unit filtrasi. Unit filtrasi dirancang sebagai filtrasi biologis (biofiltration) dengan sistem tenggelam (submerged filter) untuk memanfaatkan kerja bakteri melalui proses amonifikasi dan nitrifikasi. Air media pemeliharaan dialirkan secara gravitasi dari setiap wadah pemeliharaan melalui pipa ke bak filter. Bak filter disusun menjadi beberapa bagian, yaitu: bagian penyaringan fisika, bagian penyaringan biologi dan bagian penampungan. Pada bagian atas filter fisika menggunakan spon untuk menyaring kotoran yang berukuran besar, seperti kotoran ikan. Pada bagian bawah menggunakan cangkang kerang air tawar, sebagai alternatif dapat juga digunakan arang atau kerikil ukuran besar. Filter biologi bagian pertama memanfaatkan cangkang kerang sedangkan pada bagian kedua menggunakan kerikil lebih kecil atau ijuk untuk memperluas permukaan yang memungkinakan tempat penempelan bakteri nitrifikasi. Pada bagian penampungan ditambahkan aerasi (alat: aerator akuarium 1 titik) guna menambah suplai oksigen. Setelah penyaringan, air media dialirkan kembali menggunakan pompa ke wadah pemeliharaan ikan. Penambahan air baru hanya dilakukan untuk mengganti air yang menguap.
Sistem ini memungkinkan untuk dilakukan dalam skala rumah tangga, sebagai usaha sampingan budidaya ikan. Sistem ini sangat ramah lingkungan dan tidak memerlukan lahan yang luas atau dapat dikerjakan di perkarangan sempit sekalipun. Karena sistem pembuangan dibuat di bagian bawah dengan aliran air yang memutar, kotoran ikan dapat terbawa dan tersangkur pada filter fisika. Secara periodik, pembudidaya ikan bertugas membersihkan spon yang ditempeli kotoran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar