Wikipedia

Hasil penelusuran

20 November 2019

teknis pembenihan ikan patin

Ikan patin termasuk golongan ikan yang paling banyak dikonsumsi karena sebagai sumber protein hewani.  Menggeluti bisnis peternakan Ikan patin merupakan bisnis yang memiliki prospek bagus karena dapat menghasilkan nilai jual yang tinggi, karena selain sebagai sumber gizi ikan patin juga bisa bernilai jual sebagai ikan hias.

Cara pembenihan ikan patin sebaiknya dipilih lokasi kolam untuk peternakan yang dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir. Untuk memudahkan sistim pengairan ke dalam kolam sebaiknya kolam dibangun pada lokasi lahan yang landai dan mempunyai kemiringan 3 sampai dengan 5 %. Hal ini bertujuan agar air mudah dan lancer mengalir ke kolam.
Setidaknya ada 4 jenis kolam yang perlu disiapkan untuk memulai cara budidaya ikan patin. Kolam Indukan, Kolam pemijahan dan kolam penetasan telur serta kolam pendederan.

Cara Pemijahan dan Memilih Bibit Ikan Patin
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pembibitan di dalam cara budidaya ikan patin agar didapatkan bibit yang sehat dan cepat dalam membesarkannya.

Memilih Bibit Ikan Patin bisa berasal dari proses pemeliharan di kolam sejak kecil atau merupakan hasil dari tangkapan di alam , pilihlah induk yang berasal dari kawanan ikan patin yang sudah dewasa sehingga diharapkan kita mendapatkan induk yang ideal dan mempunyai kualitas yang bagus.

Seleksi Induk
1. Kriteria induk betina

  • Induk sudah mempunyai usia diatas 2 tahun.
  • Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 sampai dengan 2 kilogram.
  • Secara visual induk sudah mempunyai perut yang membesar pada daerah anus.
  • Bila diraba perut induk patin akan terasa empuk, lembek dan tipis.
  • Ada pembengkakan dan timbul warna merah di daerah kloaka.
  • Akan keluar beberapa butir telur jika daerah kloaka ditekan
2. kriteria induk jantan
  • Induk sudah mempunyai usia diatas 2 tahun.
  • Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 sampai dengan 2 kilogram
  • Seperti halnya pada induk betina, bila diraba induk jantan mempunyai perut yang lembek dan tipis.
  • Jika diurut sambil ditekan induk jantan akan mengeluarkan cairan berupa sperma yang berwarna putih.
  • Pada bagian kelamin Induk jantan ada pembengkakan dan mempunyai warna merah tua sebagai tanda bahwa induk siap dikawinkan
  Perawatan dan Pemeliharaan Induk patin
Lakukanlah pemeliharaan secara khusus terlebih dahulu terhadap induk ikan patin yang telah dipilih untuk dipijahkan, pemeliharan bisa dilakukan di dalam sangkar yang terapung, berikanlah makanan special terhadap induk yaitu makanan yang kaya akan protein. Makanan induk bisa dibuat dari bahan-bahan yang bisa dibeli dan tersedia banyak dipasaran seperti :  Bahan-bahan berupa pakan ayam yang mengandung 35 persen tepung ikan di dalamnya,  dedak halus dengan komposisi 30 persen, menir beras dengan komposisi 25 persen, tepung kedelai dengan komposisi 10 persen, dan tambahan vitamin atau mineral sebesar 0,5 persen.

Teknis pemijahan

Pemijahan adalah proses pertemuan antara ikan jantan dan betina untuk melakukan pembuahan telur oleh spermatozoa yang terjadi diluar tubuh atau secara eksternal. Menyatakan bahwa pemijahan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan ikan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya. Hal-hal yang perlu dilakukan pada proses pembenihan antara lain, pengadaan induk yang meliputi karantina dan perawatan induk. Hal itu bertujuan untuk memilih induk yang berkualitas baik. Biasanya induk-induk yang berasal dari alam memiliki kualitas yang kurang baik sehingga perlu dilakukan karantina dan perawatan untuk meningkatkan kualitas induk.

Pemijahan ikan patin biasanya dilakukan dengan teknik kawin suntik karena induk patin sulit terangsang untuk memijah bila dengan perlakuan secara alami. Teknik pemijahan induksi (induce breeding) dengan menyuntikkan larutan hipofisa dicampur dengan ovaprim. Biasanya, teknik ini diikuti dengan teknik pengurutan (stripping) agar telur tidak berceceran dan bisa ditetaskan di dalam akuarium


Pemijahan ikan Patin siam (Pangasius hypopthalamus) dilakukan dengan cara pemijahan buatan yaitu dengan menyuntikan hormon perangsang yang berasal dari kelenjar hipofisa LH-RH-A atau hCG atau hormon sintetis dengan merk dagang ovaprim. Penyuntikkan dilakukan dengan tujuan untuk merangsang pemijahan yang sudah matang gonad, ikan patin sulit dipijahkan secara alami karena keadaan lingkungan yang tidak sesuai.

Pemijahan ikan patin mengalami kesulitan pada musim kemarau karena ikan patin memiliki kebiasaan memijah pada musim penghujan. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan penyuntikan dengan menggunakan hormon yang berbeda. Penyuntikan dengan menggunakan hormon bertujuan untuk merangsang perkembangan gonad dan ovulasi secara lebih cepat pada musim kemarau. Hormon yang biasa digunakan adalah hCG menurut penyuntikan pada induk betina, hCG digunakan pada penyuntikan pertama dengan dosis 500 IU/kg

Penyuntikan kedua dengan menggunakan ovaprim 0,6 ml/kg. Penyuntikan induk jantan cukup menggunakan ovaprim dengan satu kali penyuntikan menggunakan dosis 0,2 ml/kg.
Keesokan harinya ikan patin siap untuk dipijahkan atau dilakukan fertilisasi dengan cara pencampuran sperma dengan telur. Alat - alat yang dibutuhkan berupa peralatan pemijahan (baskom plastik), kain lap, tisu gulung.
Sebelum dilakukan striping pada induk betina, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sperma dari induk jantan dengan cara melakukan pemijatan dari perut ke bawah. Usahakan sperma tidak terkena air dengan terlebih dahulu dilakukan pengeringan dengan menggunakan tisu. Sedangkan induk betina distriping untuk mendapatkan telur kemudian telur yang didapatkan dimasukkan kedalam mangkok plastik. Setelah itu telur yang didapat ditambah dengan sperma dan encerkan dengan menggunakan larutan fisiologis (NaCl). Tujuan dari pengenceran ini adalah untuk mempertahankan daya hidup spermatozoa dalam waktu yang relatif lama.

Telur dan sperma harus diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari. Selanjutnya telur dan sperma segera dibawa ke tempat penetasan, dan diaduk dengan menggunakan bulu ayam kemudian menggoyang - goyangkan wadah secara perlahan kemudian dicuci dengan air sebanyak dua kali, banyak dan lamanya pencucian dilakukan tergantung dari kondisi telur tersebut, semakin lengket telur maka semakin banyak dan lama pencucian. Kemudian telur ditebarkan pada bak fiber berukuran 4 x 2 x 0,5 m3 yang dilengkapi hapa didalamnya dengan ukuran 2 x 1 x 0,3 m3 secara merata agar tidak terjadi penumpukan telur

Lama penetasan telur ikan setelah ditebar didalam bak fiber yang di lengkapi hapa yaitu selama 35 - 40 jam setelah pembuahan. Pada keesokan paginya dihitung jumlah telur yang terbuahi untuk mendapatkan nilai dari Fertility Rate (% FR). Pada sore harinya dilakukan penghitungan terhadap telur-telur yang sudah menetas untuk mengetahui daya tetas telur (% HR). Selanjutnya itu dilakukan pemeliharaan larva.


Kegiatan pemanenan dilakukan pada pagi hari,  pada saat  larva ikan sudah berumur 14 hari. Larva Ikan yang berada didalam bak fiber diambil dengan menggunakan scopnet kemudian dimasukkan kedalam plastik. Sebagian dijual kepada para petani ikan dan sisanya dibesarkan di kolam pendederan.
Proses pemanenan larva Patin menggunakan alat bantu seperti  tabung ukur, ember, baskom, plastik dan scopnet.
Sebelum dilakukan panen, air terlebih dahulu dikurangi sebanyak 80% untuk mempermudah proses pemanenan. Kemudian larva ditangkap dengan menggunakan scopnet dan dimasukkan kedalam baskom dan dilakukan penghitungan dengan menggunakan tabung ukur untuk selanjutnya dipindahkan kedalam bak pemeliharaan yang telah disiapkan atau dijual kepada para pembeli.

14 November 2019

pembuatan pakan pellet untuk budidaya ikan patin

Untuk menghemat modal pakan untuk ternak patin anda, nih saya kasih tahu Cara Membuat Pakan Ikan Patin yang benar dan mempunyai kualitas yang bagus pula dan tidak mengurangi nilai gizi nya untuk ikan patin anda di peternakan, dan jika anda ragu anda boleh mencoba dulu sedikit dan lakukan perbandingan mana hasil pakan pabrik dan mana hasil pakan buatan.

Stabilitas pakan di dalam air meliputi beberapa hal yang di lakukan dalam proses pembuatan pakan itu sendiri di antara nya yaitu :

1. Tekstur dan kehalusan bahan baku

Kehalusan dan tekstur bahan baku ini jelas merupakan salah satu nya karena pakan jadi berawal dari bahan baku itu sendiri, agar mendapatkan hasil yang baik dan sempurna sebaik  nya bahan baku ini harus benar-benar halus seperti tepung.

Dan dengan bahan baku yang halus juga akan mempermudah ikan saat memakan nya sehingga ikan tidak akan mengurangi nafsu makan nya.

 2. Bahan Perekat

Selain tekstur, bahan perekat juga sangat penting di perhatikan dan bahan perekat yang biasa di gunakan yaitu : Tepung kanji, agar-agar, tepung maizena, gelatin, tepung kanji, tapioka, asam alginat, karageenan, dan Carboxymethy Cellulose.

 3. Proses pembuatan

Agar pembuatan pakan ini berjalan dengan sempurna, sebaiknya cara pembuatan nya di pisahkan atau satu per satu, intinya kita buat kan dulu campuran bahan baku nya, kemudian setelah itu barulah kita membuat adonan lain nya.

Jadi dengan begitu adonan akan tercampur dengan sempurna atau merata, selain itu pembuatan pakan ikan patin ini jangan  terlalu basah dan jangan pula terlalu kering jadi jika terlalu basah bisa di atasi dengan menjemur nya jangan menambahkan bahan baku lagi  karena jika di tambahkan bahan lagi akan mengubah kualitas pakan itu sendiri.

Tapi jika anda mau mencampur adonan secara langsung sebaik nya mengolah adonan nya di lakukan secara langsung di atas api dengan tujuan agar tercampur secara  rata dan setelah itu anda bisa megeringkan nya di atas tampir dan setelah dingin anda bisa  langsung memberikan nya pada ikan patin yang anda budidayakan.

berikut beberapa contoh campuran bahan baku yang dapat dibuat pakan ikan patin
  1. Patin
         (Bahan utama Azolla)
Azolla                                    80 kg    x   Rp.     500        : Rp.    40.000
Tepung ikan                          10 kg   x   Rp.  7.500       : Rp.    75.000
Tepung jagung                      10 kg   x   Rp.  4.000      : Rp.    40.000
Total                                                                                    Rp.  191.500 
  1. Patin
         (Bahan utama Eceng Gondok)
Tepung Eceng Gondok        80 kg    x   Rp.     200      : Rp.    16.000
Tepung ikan                         10 kg   x   Rp.  7.500         : Rp.    75.000
Tepung jagung                     10 kg   x   Rp.  4.000        : Rp.    40.000
Total                                                                                       Rp. 177.500

  1. Patin
         (Bahan utama Azolla dan Eceng Gondok)
Tepung Eceng Gondok      50 kg    x   Rp.     200      : Rp.    10.000
Tepung Azolla                    30 kg   x   Rp.     500         : Rp.    15.000
Tepung ikan                       10 kg   x   Rp.  7.500         : Rp.    75.000
Tepung jagung                  10 kg   x   Rp.  4.000         : Rp.    40.000
Total                                                                                   Rp.  186.000
  1. Patin
         (Bahan utama Singkong dan Azolla)
Tepung Singkong                 30 kg    x   Rp.     1500    : Rp.    45.000
Tepung Azolla                      50 kg   x   Rp.     500         : Rp.    25.000
Tepung ikan                         10 kg   x   Rp.  7.500        : Rp.    75.000
Tepung jagung                     10 kg   x   Rp.  4.000       : Rp.    40.000
Total                                                                                   : Rp.  174.000

11 November 2019

pembesaran ikan patin

Ikan patin sangat bagus untuk dibudidayakan serta memiliki peluang ekonomi di indonesia. Saat ini, pemenuhan atas permintaan ikan patin masih sangat kurang, oleh karena itu usaha budidaya ikan patin sangat layak untuk dikembangkan. Ikan patin seperti halnya ikan lele tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya keduanya tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebut ikan patin dengan Lele Bangkok.Di beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin. Rasa daging ikan patin yang enak dan gurih konon memiliki rasa yang lebih dibandingkan Ikan Lele. Ikan patin memiliki kandungan minyak dan lemak yang cukup banyak di dalam dagingnya.
Teknik budidaya ikan patin relatif mudah, sehingga tidak perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau sebagai habitat asli ikan patin. Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam,keramba maupun bak dari semen. Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini. Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam, tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intesnsif.
Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut :
    1.  Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
    2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
    3. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
    4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
    5. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26-28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
    6. PH air berkisar antara: 6,5-7.
      Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.
      Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:
      1Pemupukan
      Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50-700 gram/m 2.
    7. 2. Pemberian Pakan
      Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.
      3. Penanganan Hama Dan Penyakit
      Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.
      4. Pemanenan Ikan Patin
      Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budi daya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini. Harga Ikan Patin Per kilogram kurang lebih Rp 15.000.

06 November 2019

pembenihan ikan patin sistem kejut suhu

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pembenihan ikan patin yaitu melalui kejutan suhu atau temperatur air sebagai medianya. Disebut kejutan suhu karena pembenihan dari telur hingga menetas menjadi anakan patin akan melewati antar suhu air yang cukup mencolok, sehingga ‘mengejutkan’ bagi telur ikan patin tersebut. Lalu, bagaimana cara membenihkan ikan patin dengan teknik kejutan suhu seperti itu? Untuk lebih jelasnya, silahkan simak uraian berikut ini.

Bahan dan alat

Ada beberapa bahan dan alat yang harus disiapkan sebelum melakukan proses pembenihan ikan patin dengan teknik kejutan suhu, yaitu sebagai berikut.
  1. Indukan ikan patin yang sudah matang kelamin.
  2. Suntikan dan kertas tisu
  3. Trai atau kakaban untuk menempel telur
  4. Bak ukuran sedang atau menyesuaikan
  5. Hormon ovaprim
  6. Akuarium
  7. Styrofoam kotak
  8. Aerator
  9. Termometer
  10. Piring
  11. Beberapa helai bulu ayam
  12. Kompor atau pemanas air
Setelah semua alat dan bahan di atas disiapkan, langkah berikutnya adalah menyeleksi indukan ikan patin. Cara atau prosedur yang harus dilakukan saat menyeleksi indukan ikan patin adalah memastikan indukan ikan patin sudah matang Gonad. Diketahui bahwa bobot indukan betina sekitar 4 kg – 5 kg dengan umur sekitar 3 – 5 tahun. Sementara itu, bobot indukan jantan yang sudah matang, yaitu sekitar 2 kg – 3 kg dengan umur sekitar 2 – 3 tahun.
Ciri indukan ikan patin yang bisa dilihat secara kasat mata yaitu pada indukan betina, perutnya di bagian bawah membesar dan terasa lembut saat diraba. Gerakannya melambat dan kebanyakan hanya berdiam diri di dasar air. Adapun untuk indukan patin jantan, perutnya ramping dan akan keluar cairan berwarna putih susu saat diurut. Alat kelaminnya sudah berwarna merah.

Langkah-Langkah Pembenihan Ikan Patin

Cara membenih ikan patin agar menghasilkan anakan berkualitas bagus dan berjumlah banyak, tentu saja ada prosedurnya tersendiri. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melakukan pembenihan ikan patin.
  1. Setelah indukan ikan patin sudah dipilih, ikan itu dipindahkan ke tempat khusus dalam bak atau fiber yang sudah dipersiapkan. Saat menangkap dan memindahkan itulah yang harus dilakukan secara hati-hati agar ikan tidak terluka ataupun stres. Susutkan air kolam pemeliharaan tempat indukan ikan patin itu berada. Selanjutnya, tangkap dan pindahkan dengan tangan secara berhati-hati. Jangan terlalu lama dalam proses penangkapan, pemindahan, hingga pengangkutan ini. Setelah indukan dipindahkan ke dalam bak, beri makan selama 1 hari.
    .
  2. Setelah 1 hari diberi makan, indukan jantan dan betina siap dipijahkan dengan menyuntikkan hormon ovaprim. Untuk indukan betina, penyuntikan hormon dengan dosis 0,8 ml/kg. Sementara untuk indukan jantan, penyuntikan dengan dosis 0,2 – 0,3 ml/kg. Diketahui bahwa penyuntikan dilakukan sebanyak 2 kali untuk indukan betina. Interval waktunya sekitar 6 – 8 jam dari penyuntikan pertama. Adapun untuk indukan jantan, cukup 1 kali penyuntikannya dengan waktu bersamaan saat penyuntikan kedua induk betina. Proses penyuntikan juga tidak boleh sembarangan karena hanya bisa dilakukan oleh tangan-tangan profesional dan berpengalaman. Selain itu, peralatan suntik, hormon ovaprim, dan pernak-perniknya juga harus dipilih yang berkualitas bagus.
  3. Setelah indukan ikan patin disuntik hormon ovaprim, lalu dimasukkan lagi ke dalam bak perawatan dan harus sering dikontrol. Jika penyuntikan hormon berhasil, dapat dilakukan stripping atau pengurutan untuk kedua indukan dalam jangka waktu 8 – 10 jam. Proses pengurutan pada perut indukan juga tidak boleh sembarangan. Pengurutan dilakukan satu arah ke belakang dan dilakukan secara berhati-hati, yang penting jangan sampai melukai ikannya. Hasil dari pengurutan, yaitu sperma untuk indukan jantan dan telur untuk indukan betina.
  4. Proses berikutnya adalah melakukan pembuahan buatan dengan cara mencampurkan telur dan sperma lalu diaduk secara hati-hati dan pelan dengan menggunakan bulu ayam. Pastikan bahwa bulu ayam tersebut sudah bersih dan steril sehingga tidak mengontaminasi proses pencampuran sperma dan telur. Selanjutnya, telur-telur ikan patin ditempelkan pada trai atau kakaban sebagai media untuk menetaskannya.
  5. Tunggu sekitar 3 menit agar terjadi pembuahan. Setelah itu, media tempat telur diangkat dan dicelupkan ke dalam wadah dengan air bersuhu sekitar 40 derajat Celsius, selama 30 detik. Gunakan termometer yang sudah dipersiapkan untuk mengetahui dan mengukur suhu di air. Selanjutnya, media tempat telur ikan patin diangkat dan dimasukkan ke dalam akuariumyang mempunyai suhu air sekitar 28 – 29 derajat Celsius. Diamkan selama 18 – 24 jam hingga telurnya menetas.
     
  6. Telur yang menetas dibiarkan di dalam akuarium. Sementara, untuk telur yang tidak menetas, harus diangkat dan dibersihkan dari akuarium. Anda harus berhati-hati saat mengangkat dan membersihkan sisa-sisa telur ikan patin yang tidak menetas, agar tidak membuat luka atau sakit larva ikan patin lainnya yang hidup di dalam akuarium.
  7. Anda baru bisa memberikan pakan setelah larva ikan berumur 2 hari atau setelah kuning telur yang menempel di perutnya habis. Sementara itu, pakan diberikan dalam wujud amulsi kuning telur ayam yang diberikan tiap 2 jam sekali. Pemberian pakan semacam itu dilakukan selama 2 hari. Selanjutnya, pemberian pakan tetap dilakukan tetapi dalam wujud Naupil Artemia yang diteteskan.
    .
  8. Anda harus selalu memantau kebersihan di dalam akuarium. Maka dari itu, sisa-sisa makanan dan kotoran yang biasanya mengendap di dasar akuarium harus dibersihkansetiap hari. Sementara itu, penggantian air dilakukan setiap 4 jam sekali untuk menjaga kualitas airnya.
    .
  9. Setelah berumur 15 hari, anakan ikan patin bisa dipindahkan ke kolam pembesaran atau pendederan. Kepadatan ikan sekitar 150-200 ekor per meter persegi. Silakan untuk memperkirakan dan memperhitungkan sendiri. Anda tetap harus mengontrol suhu air kolam agar anakan tidak stres.
  10. Pendederan dilakukan sekitar 30 hari hingga anakan ikan patin berukuran 8-12 cm. Anakan atau benih ikan patin tersebut bisa dijual di pasaran, atau mungkin dipelihara lagi hingga nanti siap panen.
Itulah cara melakukan pembenihan ikan patin dengan teknik kejutan suhu yang bisa dipraktekkan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi semua orang, terutama para peternak ikan.