Wikipedia

Hasil penelusuran

30 Oktober 2018

Bekicot sebagai pakan alami untuk berbudidaya ikan





Selain pakan ternak, bekicot merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap. Masyarakat yang menggemari makanan dari bahan baku bekicot (sate bekicot, keripik bekicot ) adalah masyarakat Kediri. Disamping itu bekicot juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional, karena ekstrak daging bekicot dan lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti abortus, sakit waktu menstruasi, radang selaput mata, sakit gigi, gatal-gatal, jantung dan lain-lain. Sedangkan kulit bekicot sangat mujarab untuk penyakit tumor. Sejenis obat yang dikenal berasal dari kulit bekicot, dinamakan Maulie., yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan
Lokasi perlu dipilih yang dekat dengan jalan, agar mudah penanganannya, baik saat pembuatan kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya pascapanen, artinya pada saat membawa hasil panen tersebut tidak kesulitan dalam transportasinya. Lokasi yang sesuai untuk budidaya bekicot adalah lokasi yang basah serta lembab dan terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yang disukai adalah tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat untuk pembentukan cangkang.

Kandang
Kandang terbuat dalam lembaran kayu tripleks yang berkaki. Untuk kerangkanya dapat digunakan kayu kaso. Ukuran panjang dan lebar kandang adalah 1 x 1 meter, tinggi 1,25 meter. Di atas kotak tersebut diberi kawat kasa, agar bekicot tidak keluar dari dalam kandang.
Sebaiknya di atas kotak perlu dibuatkan tempat berteduh, agar keadaan tempat selalu gelap/tidak langsung kena sinar matahari.
Pembibitan
Tidak semua jenis bekicot cocok untuk dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku.

1) Pemilihan Bibit Calon Induk
Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.
2) Reproduksi dan Perkawinan
Bekicot biasanya mulai kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.
3) Proses Kelahiran
Telur bekicot akan menetas setelah usianya cukup. Pada waktu telur itu menetas dan menjadi anak cangkang, biasanya tidak ditunggui induknya.
Begitu bekicot selesai bertelur, telurnya ditinggalkan begitu saja. Telur bekicot akan pecah sendiri melalui proses alam.
Penetasan bekicot hingga menjadi anak tergantung pada keadaan tempat dan waktu tetas. Bilamana tempat itu memenuhi syarat (sempurna) seperti kelembaban tanah, iklim dan cahaya yang mencukupi, maka telur akan cepat menetas. Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering dan tempatnya kurang menguntungkan maka telur akan lambat menetas.
Pemeliharaan
Pemeliharaan bekicot bisa dilakukan dengan cara terpisah dan bisa juga secara campuran di dalam suatu tempat. Meskipun cara terpisah membutuhkan tempat khusus tetapi ada keuntungannya. Misalnya, anak bekicot bisa diketahui perkembangannya secara tepat, baik besarnya maupun usianya. Dengan demikian, tidak sulit untuk memberikan perawatan secara khusus. Bagi peternak bekicot sangat mudah kiranya apabila perawatan nak bekicot itu dilakukan di tempat khusus. Adapun makanan anak bekicot bisa diberi makanan dengan sejenis ganggang (lumut), pupus daun dan sedikit zat kapur.
Harus diingat hendaklah tempatnya selalu teduh dan lembab. Setelah anak bekicot berusia dua/tiga bulan, hendaklah dipindahkan kekandang pembesaran.
Keberhasilan budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan dan pemeliharaan teknis selama diternakkan. Beberapa perawatan teknis dalam budidaya bekicot diantaranya meliputi:

1) Menjaga kelembaban lingkungan
Bekicot sangat suka tempat yang lembab sehingga untuk mempertahankan kelembaban lingkungan dapat digunakan atap atau perlindungan lain. Pada musim panas kelembaban lingkungan dapat dipertahankan dengan menyiramkan air lokasi peternakan setiap hari.
2) Mempertahankan kondisi lingkungan
Bekicot menyukai tempat yang lembab, namun bukan berarti pada tanah yang becek. Sehingga diperlukan usaha untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang sesuai dengan yang dikehendaki bekicot.
3) Pemberian pakan yang bermutu secara teratur
Agar hasil budidaya berhasil dengan baik diperlukan pemberian pakan yang bermutu dan teratur. Pemberian pakan berpedoman pada mutu pakan dan kebiasaan waktu makan. Mutu makan yang baik akan menentukan kualitas daging bekicot. Mutu pakan yang baik dapat dipenuhi dengan memberi pakan berupa daun-daunan yang disukai dan buah-buahan. Misalnya; daun dan buah pepaya, daun bayam, buah terung mentimun, swai dan lain sebagainya.
4) Menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain
Agar bekicot dapat tumbuh baiak tanpa gangguan dari hewan yang merupakan musuhnya dan hewan yang dapat merebut makanannya maka lahan budidaya harus dijaga agar tidak dapat dimasuki hewan-hewan lain.
 5) Menjaga bekicot agar tidak keluar dari areal pemeliharaan
Untuk menjaga agar bekicot tidak keluar dari areal dapat dilakukan hal
sebagai berikut:
a. membuat tutup kandang (bila budidaya bekicot dalam kandang)
b. membuat pagar yang bagian atasnya diolesi dengan detergen
c. menabur abu atau garam disekeliling pagar bagian dalam.
6) Hama Penyakit
Sampai saat ini belum banyak diketahui tentang adanya hama atau penyakit yang dapat menyebabkan kematian bekicot, kecuali semut, bebek dan itik.
7) Panen
Dengan pemeliharaan cukup baik, bekicot mulai dapat dipanen setelah 5-8 bulan. secara fisik dapat dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10 Cm, maka bekicot telah siap untuk diambil dagingnya.
Hasil utama dari ternak bekicot adalah dagingnya, yang dapat diolah langsung dengan dibuat sate, keripik, dendeng/masakan segar lainnya dan dapat juga diolah dalam bentuk kalengan. Ada juga permintaan dalam keadan hidup.
Disamping itu daging dari bekicot ini dapat dijadikan tepung, yang pengolahannya melalui proses pengeringan terlebih dahulu

Budidaya Daun Talas Sebagai Pakan Alami


Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 m atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Talas merupakan pakan alami yang sangat baik untuk ikan gurame

Syarat Tumbuh
Iklim
a.    Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah beriklim sedang. Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah beriklim lembab (curah hujan tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan rendah), tetapi ada kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada daerah yang beriklim rendah atau iklim panas.
b.    Curah hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman talas adalah 175 cm pertahun. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan dan tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2000 mm/tahun atau lebih.
c.    Selama pertumbuhan tanaman talas menyukai tempat terbuka dengan penyinaran penuh serta tanaman ini mudah tumbuh pada lingkungan dengan suhu 25-30 derajat C dan kelembaban tinggi.

Media Penanaman
a.    Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, yang kaya akan bahan organik atau humus.
b.    Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis tanah, misal tanah lempung yang subur berwarna coklat pada lapisan tanah yang bebas air tanah, tanah vulkanik,andosol, tanah latosol.
c.    Tanaman talas untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh di tanah drainase baik dan PH 5,5–6,5. Tanah yang bergambut sangat baik untuk talas tetapi harus diberi kapur 1 ton/ha bila PH nya di bawah 5,0.
d.    Tanaman talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Apabila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas akan sulit tumbuh.
e.    Talas dapat tumbuh pada ketinggian 0–1300 m dpl. Di Indonesia sendiri talas dapat tumbuh di daerah pantai sampai pergunungan dengan ketinggian 2000 m dpl, meskipun sangat lama dalam memanennya.

Pembibitan
Pembibitan tanaman talas dapat dilakukan dengan tunas atau umbi.
1.  Penyiapan Bibit
Pada umumnya pertanaman talas masih dijalankan secara tradisional, dimana bibit yang berupa anakan, diperoleh dari pertanaman sebelumnya. Bibit yang baik merupakan anakan kedua atau ketiga dari pertanaman talas. Anakan tersebut setelah dipisahkan dari tanaman induk, disimpan di tempat yang lembab, untuk digunakan pada musim tanam berikutnya.
2.      Teknik Penyemaian Bibit
Penanaman talas sangat mudah dilakukan hanya memerlukan ketekunan dan keterampilan sederhana. Pertama persiapkan bibit yang berasal dari tunas atau umbi. Bila bibit diambil dari tunas, maka tunas itu diperoleh dari talas yang telah berumur 5–7 bulan, yaitu tunas kedua dan dan ketiga. Bila bibit berasal dari umbi, sebaiknya dipilih bagian umbi yang dekat titik tumbuh, kemudian iris dan tinggalkan satu mata bakal tunas. Umbi yang diiris dianginkan dulu dan waktu disemaikan lapisan bagian dalam irisan dilapisi abu. Baru setelah berdaun 2-3 lembar, umbi siap ditanam pada tanah yang telah diolah sampai gembur, dengan jarak tanam 75 x 75 cm dan dalam 30 cm. Pengaturan jarak tanam tergantung dari varietas dan ukuran tanaman. Talas biasanya ditanam dalam dua baris di bedengan selebar 1,2 m, dengan jarak 45 cm di dalam baris.
3.      Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan setelah tunas diperoleh dari talas yang telah berumur 5–7 bulan, yaitu tunas kedua dan dan ketiga. Kalau bibit dari umbi, yaitu setelah umbi berdaun 2-3 lembar, umbi siap ditanam pada tanah yang telah diolah sampai gembur, dengan jarak tanam 75 x 75 cm dan dalam 30 cm.

6.2.Pengolahan Media Tanam
1.      Penyiapan Lahan
Di dalam pengolahan maupun penyiapan lahan, tanahnya harus gembur dan lepas. Cara pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pengolahan tanah setelah tanaman padi dan setelah tanaman sayuran. Pengolahan tanah setelah tanam padi mulai dengan pembabatan jerami. Jerami tersebut kemudian ditumpuk kemudian di bakar. Tanah dibiarkan beberapa hari, baru kemudian dicangkul, dihaluskan dan dibuat bedeng-bedengan danpemupukan dasar. Pengolahan tanah jika talas di tanam setelah tanaman sayuran, dilakukan dengan menyiangi gulma, mencangkul, membuat bedengbedengan dan pemupukan dasar.
2.      Pembentukan Bedengan
Talas biasanya ditanam dalam dua baris di bedengan selebar 1,2 m, sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan lebar petakan lahan dengan jarak 45 cm atau berkisar 70 x 70 atau 50 x 70 cm atau kombinasi yang lain.
3.      Pengapuran
Talas dapat tahan terhadap tanah basah tetapi tidak mendapatkan hasil tinggi, tanah harus gembur dan lepas. Tanah yang bergambut sangat baik, tetapi harus harus diberi 1 ton/ha kapur bila pH nya di bawah 5,0.
4.      Pemupukan
Pemupukan talas dapat dilakukan dengan pupuk kandang atau pupuk buatan seperti urea, TSP dan KCl atau campuran ketiganya. Jumlah pupuk yang diberikan tidak banyak, cukup 2 sendok saja (untuk pupuk buatan) dan dua genggaman untuk pupuk kandang untuk satu tanaman. Setelah di pupuk, di atasnya kemudian ditambahkan tanah yang dicampur dengan jerami.
Teknik Penanaman
·         Pola Tanam
Jarak tanam talas adalah 75 x 75 cm dan dalam 30 cm atau 70 x 70 cm atau 50 x 70 cm. Keragaman jarak tanam ini biasanya disesuaikan dengan kondisi tanah dan keadaan musim. Penanaman di lahan sawah cenderung menggunakan jarak tanam yang lebih rapat dari musim hujan. Hal ini dikarenakan pada musim panas penyinaran cahaya matahari dapat berlangsung sepanjang hari sehingga dengan jarak tanam yang rapat pun kelembaban udara di sekitar tanaman tetap optimum. Jika pada musim hujan digunakan jarak tanam yang rapat maka tanaman akan kurang menyerap sinar matahari dan kelembaban di sekitar tanaman menjadi tinggi. Hal ini akan meningkatkan resiko serangan penyakit.

·                Cara Penanaman
Penanaman talas sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau bila curah hujan merata sepanjang tahun. Cara penanaman bibit talas, yaitu meletakkan bibit talas tegak lurus di tengah-tengah lubang, kemudian ditimbun sedikit dengan tanah agar dapat berdiri tegak. Penimbunan ini kira-kira 7 cm, sehingga lubang tanam tidak seluruhnya tertutup oleh tanah.

6.4.Pemeliharaan Tanaman
·  Penyiangan biasanya dilakuakn pada umur 1 bulan setelah tanam. Penyiangan perlu dilakukan agar tanaman bebas dari gangguan gulma yang dapat menjadi pesaing dalam penyerapan unsur-unsur hara. Untuk memperoleh umbi yang besar dan bermutu maka perlu penyiangan terhadap rumput-rumput liar di sekitar tanaman. Pembubunan perlu dilakukan untuk menutup pangkal batang dan akarakar bagian atas agar tanaman lebih kokoh dan tahan oleh terpaan angin. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.

·  Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah yaitu mencampur sebanyak 1 ton pupuk kandang/hektar. Sedangkan pemupukan pertama dilakukan 1 bulan setelah bibit di tanam, yaitu dengan menggunakan sebanyak 100 kg urea dan 50 kg TSP per hektar. Aplikasi pemupukan yaitu dengan cara membuat lubang pupuk disamping lubang tanam 3 cm. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan pada umur tanaman 3 bulan dan umur 5 bulan masing-masing menggunakan urea sebanyak 100 kg per hektar. Aplikasi dapat dilakukan dengan membuat larikan disamping baris tanaman sejauh 7 cm pada pemupukan umur 3 bulan dan 10 cm pada pemupukan umur 5 bulan.

·Pengairan dan Penyiraman
Talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Sehingga bila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman talas ini ialah menjelang musim hujan, sedangkan musim panen bergantung kepada kultivar yang di tanam.

Manajemen pengelolaan Usaha Budidaya IKan


Dalam memulai suatu usaha perikanan perlu memahami benar enam aspek yang senantiasa terkait dengan berjalannya suatu usaha. Dalam keenam aspek tersebut menyatakan beberapa hal yang terus mendukung usaha tersebut untuk dapat berproduksi, aspek tersebut antara lain:
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Produk yang direncanakan pada saat ini,
-          Komposisi dan perkembangan permintaan produk dari masa lampau hingga sekarang,
-          Produk permintaan dimasa mendatang,
-          Kemungkinan persaingan dalam pemasaran
-          Peran pemerintah dalam menunjang perkembangan pemasaran produk.

2. Aspek Produksi, Teknis dan Teknologi
- Kapasitas produksi
- Jenis teknologi
- Peralatan produksi (sarana dan prasarana)
- Penentuan lokasi dan letak usaha
- Pengadaan bahan baku dan fasilitas pendukung

3. Aspek Manajemen dan Sumberdaya Manusia
- Jenis dan jumlah Tanaga Kerja
- Kualifikasi Tenaga Kerja
- Sumber pengadaan
- Jenis dan jumlah nilai balas jasa Tenaga kerja 

4. Aspek Finansial dan Ekonomi
- Perhitungan anggaran investasi
- Struktur dan sumber pembiayaan
- Prospek untuk meningkatkan keuntungan
- Manfaat makro ekonomi :
- Pendapatan devisa Negara
- Penghematan devisa
- Menciptakan lapangan Tenaga Kerja baru
- Memperoleh pendapatan pajak Negara

5. Aspek Lingkungan
- Dampak terhadap lingkungan social
- Dampak terhadap lingkungan hidup

6. Aspek Yuridis
-          Akte perusahaan yang telah disahkan oleh Departemen Kehakiman
-          Surat ijin usaha perikanan (TPUPI/ SIUP/ SITU) oleh Dinas Perikanan atau Perijinan Satu Atap
-          Perijinan Usaha Kecil Mikro (IUMK) di Kecamatan
-          Surat Keterangan atau Domisili Usaha dari RT/ RW atau Kelurahan
-          Izin lokasi/ pembebasan tanah oleh kepala daerah
-          Sertifikat tanah oleh Badan Pertanahan
-          Izin mendirikan bangunan (IMB) oleh Pekerjaan Umum (apabila diperlukan)
- Surat persetujuan usaha dari Bank, proposal maupun rekening akfif bila menggunakan fasilitas Bank


Faktor Penghambat Keberhasilan Usaha :
-          Sulit memasarkan produksi ke menguntungkan
-          Sulit mengadakan bahan baku dalam mutu, harga, dan jadwal yang diperlukan
-          Sulit pengadaan tenaga ahli/inti untuk operasi usaha
-          Kapasitas produksi tidak semestinya, sehingga terjadi pemborosan biaya produksi (segi keuangan tidak menguntungkan)

Usaha adalah suatu kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit (keuntungan). Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berbentuk invesatsi, misalnya bangunan, kolam air laut, karamba jaring apung dan lain-lain. Sumber-sumber yang dipergunakan dalam pelaksanaan usaha dapat berbentuk barang-barang modal seperti tanah, bahan baku, tenaga kerja dan waktu.

Sumber-sumber tersebut dapat dianggap sebagai barang atau jasa konsumsi yang dikorbankan dimasa sekarang untuk memperoleh benefit dimasa yang akan dating. Benefit terebut dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penembahan kesempatan kerja, perbaikan tingkat pendidikan dan lain-lain. Suatu usaha dapat dinyatakan berakhir bila sudah pasti atau diduga tidak memberikan benefit/ keuntungan lagi.

Analisa Usaha :
·    Merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai selama usaha itu berkembang.
·        Merupakan yang dapat memperlihatkan pertimbangan biaya dan tingkat pengembalian serta keuntungan dari modal dalam usaha

I. Investasi
·         Alokasi dana untuk penggunaan sarana dan prasarana produksi
·         Kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan pengeluaran kas pada waktu  sekarang dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang diharapkan dimasa dating
·         Aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang dan dengan modal tersebut akan dihasilkan produk baru dimana yang akan datang

II. Biaya Produksi / Operasional
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
·         Seluruh jenis biaya yang selama satu periode produksi, tetap jumlahnya dan tidak berubah
·         Biaya tidak berubah meskipun volume produksi berubah
·         Biaya yang dikeluarkan bila produksi nol atau walaupun tidak menghasilkan produksi

2. Biaya Variabel (Variabel Cost)
·         Jenis biaya yang dikeluarkan bersamaan dengan  naik -  turun volume kegiatan, bila produksi bertambah maka biaya variabel bertambah dan sebaliknya.
·         Biaya yang dikeluarkan bila berproduksi

III. Penerimaan dan Pendapatan
  1. Penerimaan adalah seluruh unit produksi yang dapat dinilai dengan rupiah
  2. Pendapatan terdiri dari :
·         Pendapatan kotor (marginal) seluruh penerimaan dikurangi biaya tetap dan biaya variabel
·         Pendapatan bersih disebut keuntungn atau laba yang telah dikurangi biaya bunga dan pajak

IV. Break Event Point  (BEP)
·         Merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan produksi yang sama dengan biaya produksi, sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan
·         Pada saat ini pengusaha mengalami impas, tidak untung dan tidak rugi