Wikipedia

Hasil penelusuran

31 Agustus 2018

Budidaya Cacing Sutra



Cacing sutra (Tubifex) biasanya sering disebut dengan cacing rambut atau cacing darah karena warnanya sendiri menyerupai darah. Untuk ukuran cacing ini memang tergolong sangat kecil, mengingat ukurannya hampir 11-12 dengan rambut dengan panjang sekitar 1-3 cm. Cacing ini hidupnya membentuk koloni seperti semut, di perairan yang jernih kaya akan bahan organik. Kandungan tubuhnya terdiri dari 57% protein serta 13% lemak, oleh karenanya komposisi ini merupakan komposisi yang pas untuk pakan ikan ternak maupun ikan hias.

Persyaratan Hidup Cacing Sutra
Cacing sutra dapat hidup pada kondisi air yang mengandung lumpur dengan tingkat kedalaman sekitar 0 – 4 cm. Yang perlu Anda ingat, peranan air dalam budidaya cacing sutra sangatlah penting guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Berikut ini kami sampaikan beberapa ciri khusus air yang bagus untuk digunakan sebagai tempat hidup cacing.
  1. Memiliki pH sekitar 5.5 – 8.0
  2. Pastikan suhu udaranya jangan terlalu tinggi, berkisar antara 25 – 280 C
  3. Kandungan oksigen pada air sekitar 2,5 – 7,0 ppm
  4. Kebutuhan akan jumlah debit air tidak terlalu besar, mengingat ukaran cacing sutra sangat kecil.
Cacing sutra termasuk hewan hermaprodit, yang perkembang biakannya melalui telur dengan proses pembuahan secara eksternal. Telur-telur yang dibuahi oleh pejantan lambat laun akan mengalami pembelahan menjadi dua sebelum akhirnya menetas.

Langkah-langkah Budidaya Cacing Sutra
Persiapan Pembibitan
Anda bisa menemukan bibit cacing sutra di toko ikan hias, atau bisa juga langsung mendapatkannya di alam bebas dengan cacatan harus dikarantina terlebih dahulu. Hal ini untuk menghindari bakteri patogen. Langkah-langkah karantina yaitu cacing dialiri air bersih selama 2-3 hari dengan debit air yang kecil dengan kandungan oksigen cukup. Langkah ini dilakukan untuk menghindari resiko bakteri patogen dan menjaga kesehatan cacing sebelum siap untuk dibudidayakan.

Persiapan Media Tumbuh
Budidaya cacing sutra dengan media nampan sebetulnya sudah bukan hal baru,mengingat cara ini sudah dilakukan semenjak awal tahun 2013, namun baru populer di masa sekarang. Budidaya ini menggunakan sistem SCRS (Semi Closed Resirculating System). Sistem ini meruapakan metode pengolahan dan penggunaan kembali air yang dipakai pada proses budidaya cacing sutra. Pengisian air baru dilakukan ketika air dalam nampan mengalami penyusutan akibat penguapan atau evaporasi.

Budidaya cacing sutra menggunakan nampan memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:
1.      Lebih hemat dalam pemakaian air
Air yang telah melalui susunan media pada media nampan ditampung pada wadah yang ada di bagian bawah rak dan selanjutnya dialirkan kembali ke media nampan yang paling atas dengan memakai pompa air.

2.      Menghemat dalam Pemakaian Probiotik dan jenis Obat obatan yang lain.
Probiotik dan obat-obatan yang telah dicampurkan pada media tumbuh atau substrat budidaya cacing sutra yang ikut kebawa arus air tidak langsung terbuang dengan percuma ke perairan luar. Probiotik yang ikut tertampung di suatu wadah bagian bawah wadah rak bersama air dapat dipakai kembali dengan cara mengalirkan ke media yang terletak di paling atas dengan bantuan pompa air atau dab.

3.      Tidak membutuhkan lahan yang luas, karena hanya menggunakan nampan yang tersusun secara vertikal.
Anda pun dapat melakukannya sendiri di rumah, cukup simpel dan praktis dibanding jenis budidaya yang lain. Agar kapasitas produksi cacing sutra menggunakan nampan bisa maksimal, sebaiknya Anda memperhatikan beberapa hal sebagai berikut,
a.       Pilihlah nampan yang awet dan tahan pecah, sehingga bibit yang sudah ada di media tidak harus mengulang sedari awal budidaya yang pada umumnya membutuhkan waktu sekitar 50 – 57 hari mulai dari proses awal hingga sampai panen.
b.      Gunakan material rangka penyangga nampan yang kuat, yang tahan terhadap cuaca untuk mencegah rapuh atau roboh.
c.       Aturlah jumlah nampan sebanyak mungkin, dengan tetap mempertimbangkan kekuatan rangka
d.      Semakin banyak rak susunan nampan, tentunya semakin tinggi jumlah produksi cacing sutra.
Media tumbuh bisa dilakukan dengan membuat kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Setiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.

Sama seperti pada budidaya lainnya agar pertumbuhan cacing ini baik dan normal perlu dilakukan pemupukan. caranya yaitu Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ m2 untuk sumber makanan cacing. Cacing sutra sangat menyukai bahan organik sebagai bahan makanannya. Cara pembuatan pupuk :
  1. Cara yang dilakukan dalam pembuatannya yaitu kita Siapkan kotoran ayam, lalu kotoran tersebut dijemur sekitar 6 jam tujuannya yaitu agar kotoran tersebut itu kering sehingga gas beracun yang ada dalam kotoran yang mungkin berbahaya itu dapat lenyap dan hilang karena menguap.
  2. Sebaiknya Siapkan bakteri EM4 atau fermentor lainnya untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Fermentor ini dapat anda beli dan banyak terdapat di toko Saprodi pertanian, perikanan, dan peternakan.
  3. Lalu Aktifkan bakterinya yaitu dengan cara menambahkan ¼ sendok makan gula pasir + 4ml EM4 + dalam 300 ml air setelah itu didiamkan sejenak sekitar kurang lebih 2 jam.
  4. Campur cairan itu ke 10 kg kotoran ayam yang sudah di jemur tadi, aduk hingga rata.
  5. Selanjutnya masukkan ke wadah yang tertutup rapat selama 5 hari maksudnya agar kotoran ayam dapat terfermentasi secara baik dan hasilnya sempurna.

Lakukan Fermentasi
Fermentasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menaikkan kandungan unsur N-organik dan C-organik hingga 2 kali lipat. Caranya adalah lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.

Proses Penebaran Bibit
Supaya hasilnya bagus bibit cacing sutera ini ditebarkan secara merata. Diusahakan selama proses budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter/detik (arus lamban)

Cara Pemeliharaan cacing sutera yang baik
Budidaya ini bisa saja dilakukan oleh siapa saja namun dengan menggunakan sistim budidaya agar usaha budidaya cacing ini menghasilkan produk yang bermutu dan bagus sehingga jauh dari hama maupun penyakit, dan bebas bakteri patogen maka untuk Lahan perlu ada lahan uji coba.
  1. Lahan uji coba berupa kolam tanah/terpal berukuran 8 x 1,5m dengan kedalaman 30 cm.
  2. Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur (gunakan lumpur bebas limbah kimia).
  3. Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam dibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.
  4. Pipa Air Keluar (Pipa Pengeluaran/Outlet)dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik.Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjangsekitar 15 cm.
  5. Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan danbenda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.
  6. Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.
  7. Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dantidak terdapat lumpur yang keras.
  8. Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semua bagian.
  9. Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudiansebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
  10. Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuaipanjang pipa pembuangan.
  11. Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
  12. Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
  13. Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalambaskom agar gumpalannya buyar.
  14. Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruhpermukaan kolam secara merata.
  15. Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.

Pakan Cacing Sutra
Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga membutuhkan makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan makanan bersama sedimennya dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan. Jadi kita juga harus menyediakan makanannya tersebut

Cara Panen Yang Baik Pada Cacing Sutra
Waktu diperlukan untuk melakukan panen cacing sutera dalam usaha ini dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu dan berturut-turut bahkan panen bisa dilakukan setiap dua minggu sekali. Cara pemanenan cacing sutera dapat dilakunan dengan menggunakan serok tapi yang bahannya halus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media budidaya dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira –kira 1 cm diatas media budidaya agar cacing sutera atau cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. caranya yatitu Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil dengan tangan. Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak 30 – 50 gram/m2 per dua minggu

Penanganan Penyakit pada Ikan Hias


Dalam melakukan pemeliharaan Ikan Hias, kita harus menjaga agar ikan selalu dalam keadaan sehat. Agar ikan tidak terkena Penyakit-penyakit yang dapat membuat ikan menjadi sakit. Ikan yang sakit akan menyebabkan beberapa kendala seperti

  • Pertumbuhan yang lambat
  • Perkembangan tubuh tidak sempurna atau cacat
  • Warna Ikan tidak menarik
  • Gerakan ikan lemah dan lambat
  • dan berujung hingga Kematian Ikan
Oleh karena itu selama memelihara ikan dilakukan pengamatan kesehatan ikan. Pengamatan dilakukan setiap hari dengan memperhatikan jenis penyakit yang menyerang Ikan hias di dalam wadah pemeliharaan. Jenis-jenis penyakit yang biasa menyerang Ikan Hias antara lain adalah
1. White Spot
Penyakit bintik putih atau White Spot merupakan salah satu jenis penyakit yang sering menyerang ikan dan tergolong sulit diberantas. Penyebab penyakit ini adalah sejenis protozoa yang diberi nama Ichtyopthirius multifilis sehingga sering pula disebut penyakit Ich. Protozoa tersebut bersarang dan menyerang lapisan lendir di kulit, sirip, dan insang ikan. Binatang yang sangat kecil tersebut hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Namun, karena jumlahnya yang sangat besar dan bergerombol maka akan tampak terlihat bintik-bintik putih yang dalam bahasa inggris disebut White Spot.
Serangan parasit ini dapat menyebabkan pendarahan pada sirip dan insang ikan. Pada kondisi yang parah, dapat menyebabkan kematian pada ikan. Penyakit ini dengan sangat mudah menular kepada ikan-ikan yang lain

 Gejala-gejala yang ditimbulkan
  • Adanya bintik-bintik putih pada tubuh
  • Frekuensi pernafasan ikan meningkat
  • Warna badan pucat
  • Sering mengambil udara di permukaan air
  • Malas berenang
  • Sering menggosok-gosokkan tubuh pada benda-benda keras seperti lantai dan dinding aquarium.
  • Lendir tubuh semakin banyak
  • Sering mengapung di permukaaan air

Cara Pemberantasan

Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
  • Ikan dipindahkan ke wadah yang terpisah dari ikan-ikan lain ( dikarantina)
  • Teteskan Blitz Ich (cairan obat warna biru) sebanyak 1 tetes untuk setiap liter atau Anda juga bisa menggunakan obat lainnya
  • Campurkan Gold 100 sebanyak 5-10 gram untuk setiap 500 liter air
 2. Infeksi Jamur

Jamur Achlya dan Saprolegnia adalah penyebab penyakit ini yang yang menyerang hampir seluruh jenis ikan. Kedua jamur tersebut berbentuk benang-benang halus yang berwarna putih kecoklatan. Tumbuh pada lingkungan yang kotor dan mempunyai kandungan bahan organik tinggi. Jamur ini sering tumbuh disekitar luka pada tubuh ikan.
Serangan awal jamur ini tidak terlalu membahayakan namun apabila dibiarkan maka akan tumbuh semakin banyak yang dapat menyebabkan ikan kukurangan nutrisi.

Gejala-gejala yang ditimbulkan

  • Tubuh ikan kurus
  • Tumbuh benang-benang halus disekitar luka yang terdapat pada tubuh ikan.

Cara Pemberantasan

Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
  • Menjaga kebersihan lingkungan
  • Mengganti air
  • Menjaga kualitas air
  • Rendam Ikan dalam larutan PK. sedikit PK (kurang lebih seujung korek api) dalam 2 liter air selama 10 menit
  • Pengobatan diulang selama 3 hari berturut-turut


Penyakit busuk sirip ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang bagian sirip yang memang sudah terluka. Serangannya dapat menyebabkan sirip ekor busuk sehingga yang tertinggal hanya bagian dekat pangkal ekor. Sering pula serangan bakteri ini di ikuti dengan serangan penyakit lain yang menyebabkan kondisi ikan semakin parah.

Cara Pengobatan

Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
  • Merendam Ikan dengan antibiotik acriflavin 100 ppm (part per million atau bagian per sejuta (selama 11 menit,
  • atau Sulphonamid 50 ppm selama 5 jam 

4. Gatal

Protozoa Trichodimiasis domerguei adalah penyebab penyakit gatal pada ikan. Menyerang ikan daya tahan tubuhnya sedang menurun karena luka, stres, dan juga sakit.

Gejala-gejala yang ditimbulkan

  • Tampak bintik-bintik putih keabu-abuan pada bagian tubuh ikan terutama kepala dan punggung
  • Nafsu makan hilang
  • Ikan kurus dan lemah
  • Lendir bertambah banyak sehingga ikan tampak mengkilat
  • Pendarahan pada bagian tubuh ikan
  • Sering menggantung di permukaan air

Cara Pengobatan

Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
  • Merendam ikan dalam larutan formalin 25 ppm selama 5-10 menit, diulangi 2 kali selama 15 hari atau
  • Rendam ikan dalam larutan 30 ppm.

5. Busuk Insang 

Penyakit busuk insang disebabkan oleh sebangsa jamur. Tergolong penyakit berbahaya yang menyebabkan kerugian besar karena terjadinya kematian massal pada ikan. Hidup pada lingkungan kotor dan mengandung bahan organik tinggi. Pengobatannya belum diketahui sampai sekarang, yang dilakukan adalah menjaga kualitas air agar tetap bersih dan memenuhi persyaratan hidup ikan.

30 Agustus 2018

Budidaya Ikan Mas Koki


Membudidayakan ikan koki sebenarnya sangat mudah. Kita perlu menyiapkan beberapa perlengkapan untuk budidaya ikan ini dan mempelajari bagaimana cara membudidayakan ikan koki ini. Oleh karena itu, para pecinta ikan koki bisa melakukan budidaya sendiri tanpa bantuan orang lain. Berikut cara membudidayakan ikan koki ini.

Menyediakan Akuarium

Dalam budidaya ikan mas koki ini dapat kita lakukan di dalam akuarium. Hal yang perlu dilakukan adalah menyiapkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan dan perlengkapan yang paling penting tentu saja akuarium itu sendiri. Sediakanlah akuarium yang berukuran 80 cm untuk panjangnya, 40 cm untuk lebarnya, dan 40 cm untuk tingginya. Akuarium yang perlu disediakan sebanyak empat akuarium.

Mengisi Air ke Akuarium

Isi akuarium dengan air dengan ketinggian sekitar 20 cm. Namun sebelum di masukkan ke dalam akuarium, air sebaiknya diendapkan terlebih dahulu agar kadar ph air menurun. Kadar ph yang bagus untuk membudidayakan ikan koki sekitar 7,2 -7,4, sedangkan suhu air sekitar 24-26 derajat selsius, kandungan oksigen sekitar 2-5 ppm, kandungan co2 maksimal 10 ppm, dan nitrit maksimal 0,2. Khusus untuk oksigen dalam air ketersediaannya harus stabil. Untuk menyetabilkan oksigen air akuarium, kita bisa menggunakan aerator.
Setelah air dimasukkan ke dalam akuarium, selanjutnya kita dapat menambahkan tanaman eceng gondok di dalam akuarium guna menempelkan telur ikan dan dapat meningkatkan rangsangan pemijahan.

Menyeleksi Ikan Koki

Untuk pemijahan ikan koki, kita perlu untuk menyeleksi indukannya dan indukan yang dipilih harus memiliki kondisi kesehatan yang baik, lincah, dan sudah masak telur. Untuk ciri-ciri ikan koki jantan yang sudah siap untuk dipijahkan antara lain adalah ikan akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu jika perutnya di urut, terdapat benjolan kecil berwarna putih di bagian tutup insang atau terkadang di jari pertama sirip yang di dada, dan dubur berbentuk oval dan kecil.
Sedangkan, ciri-ciri ikan koki betina yang sudah siap untuk dipijahkan antara lain adalah ikan koki betina akan mengeluarkan cairan berwarna kuning jika perutnya diurut, perutnya agak buncit, dan ukuran dubur besar dan bulat.

Sistem Pemijahan Ikan Koki

Untuk pemijahan ikan koki, perbandingan antara ikan jantan dengan ikan betina adalah 1 : 2 atau dapat dikatakan bahwa ikan koki betina jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan ikan koki jantan. Ketika kita melakukan pemijahan pada ikan koki, kita perlu bersabar untuk menunggu karena proses pemijahannya akan berlangsung cukup lama. Karena induk jantan dan betina akan saling berkejar-kejaran ketika kedua ikan koki tersebut akan melakukan perkawinan.
Setelah kedua ikan koki tersebut melakukan perkawinan, sang induk ikan akan mengeluarkan telur dan sperma nya, serta kedua ikan tersebut tidak akan melakukan kejar-kejaran lagi.
Setelah melakukan pemijahan, kita harus memisahkan kedua induk tersebut dari telur-telur yang sudah dikeluarkan. Karena kemungkinan besar indukan ikan akan berusaha memakan telur-telut tersebut jika ikan sedang lapar.

Penetasan Telur Ikan

Proses penetasan telur-telur ikan koki biasanya berlangsung sekitar 2-4 hari. Dari sekian telur yang dihasilkan oleh ikan koki, biasanya terdapat beberapa telur yang tidak dapat menetas. Telur yang tidak bisa menetas biasanya akan membusuk dan berjamur. Ambil telur yang membusuk tersebut agar tidak mengotori air akuarium

Setelah telur-telur itu menetas, kita harus benar-benar memperhatikan kondisi air akuarium karena anakan ikan atau larva sangat rentan sekali mati. suhu air yang diperbolehkan antara 24-28 derajat celcius. Selain itu, ketersediaan oksigen juga perlu diperhatikan dan jika perlu gunakan aerator untuk menambah oksigen dalam air.
Ketika pertama kali menetas, larva memiliki butiran kuning yang menempel di sekitar mulut. Butiran kuning ini merupakan makanan untuk larva itu sendiri. Jika butiran kuning ini sudah habis, kita baru bisa memberikan makanan untuk larva ini kuning telur ayam yang sudah direbus dan di potong kecil-kecil