Sepintas, ide teknologi ini mirip dengan pembersih ultrasonik. Pada
pembersih ultrasonik, gelembung-gelembung udara dibuat di dalam cairan
dan benda yang akan dibersihkan ditempatkan di dalam cairan ini. Proses
pembersihan terjadi ketika gelembung udara pecah saat mengenai benda
yang akan dibersihkan.
Teknologi yang disebut dengan nano bubble
(gelembung nano), juga bekerja memanfaatkan gelembung udara. Prinsip
kerja teknologi ini adalah dengan cara memasukkan gas oksigen ke dalam
cairan lewat injektor, pembangkit gelembung nano.
Bedanya, pada
gelembung nano ukuran gelembung udara sangat kecil. Ukuran gelembung
lebih kecil dari 100 nm. Seperti diketahui, 1 nanometer sama dengan
0,000000001 m atau 1x10-9m atau satu per satu milyar meter. Ukuran ini
kira-kira sama dengan 50.000 kali lebih kecil dari ukuran rambut
manusia. Dengan mata telanjang, benda dalam skala nano meter tidak dapat
terlihat.
Jika ukuran gelembung 100 nm, maka dalam 1 mm3 saja
akan terdapat sekitar 1 trilyun gelembung nano. Bayangkan berapa banyak
gelembung dalam wadah air dengan ukuran 1x1 meter.
Ukuran gelembung yang sangat kecil ini ternyata memberikan
keuntungan, yaitu jarak antar gelembung menjadi sangat rapat. Akibatnya,
luas permukaan gelembung-gelembung dalam satuan volume menjadi lebih
luas.
Bandingkan dengan gelembung hasil aerator. Ukurannya masih
relatif besar dan tidak stabil. Gelembung dengan cepat meluncur ke atas
dan pecah pada saat mencapai permukaan air. Sedangkan gelembung
berukuran mikro, sifatnya tidak stabil dan menghilang sebelum mencapai
permukaan.
Tidak seperti gelembung makro atau gelembung mikro,
gelembung nano memiliki sifat stabil dan tidak mudah pecah, sehingga
tetap terendam di bawah air untuk waktu yang lama. Selain itu, gelembung
nano bermuatan negatif. Akibatnya terjadi tolak menolak antar gelembung
dan ini membuat gelembung-gelembung nano terdistribusi merata di dalam
air. Hasilnya, kadar oksigen dalam air menjadi lebih tinggi. Sedangkan
pada gelembung nano tunggal akan bergerak terus dalam air, dengan pola
acak. Gerakan semacam ini disebut dengan Brownian Motion.
Kadar
oksigen yang diperoleh dari gelembung yang dihasilkan aerator sekitar 4
ppm. Namun dengan gelembung nano dapat diperoleh kadar oksigen lebih
besar dari 9 ppm untuk waktu yang lebih lama karena sifat gelembungnya
yang stabil. Bahkan saat ini dengan injektor yang terus disempurnakan
dapat dihasilkan oksigen di atas 10 ppm.
Salah satu bidang yang
telah merasakan manfaat teknologi gelembung nano adalah perikanan.
Gelembung nano telah menjadi solusi bagi pengelolaan kualitas air pada
proses budidaya ikan. Kelarutan oksigen yang tinggi membuat metabolisme
ikan menjadi lebih baik dan pemanfaatan pakan juga lebih optimal.
Hasilnya, pertumbuhan ikan dapat meningkat hingga 40?ri bobot biasa.
Menurut
Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahan
Indonesia), pemanfaatan gelembung nano pada budi daya ikan sidat dapat
mempercepat pertumbuhan sampai 40%. Pertumbuhan ikan sidat pada air
biasa, dalam tiga bulan hanya mencapai bobot 1 kg. Namun, jika
menggunakan gelembung nano, bobot ikan sidat dapat mencapai di atas 3
kg. Air yang kaya dengan oksigen akan membuat ikan tidak mudah sakit dan
dapat mencegah bakteri yang merugikan. Hasilnya, pertumbuhan ikan
meningkat pesat.
Pemanfaatan gelembung nano tidak hanya di bidang
perikanan saja. Berbagai bidang seperti di bawah ini telah menggunakan
gelembung nano.
Pertanian
Gelembung nano
dimanfaatkan pada air irigasi dengan membuat air jenuh oksigen. Air
dialirkan langsung ke akar tanaman. Oksigen terlarut dalam air hujan
sekitar 8 ppm. Dengan gelembung nano dapat diperoleh hingga 40 ppm pada
air irigasi. Pemanfaatan gelembung nano dapat membuat akar tanaman lebih
sehat, mengontrol ganggang, menghilangkan jamur dan bakteri.
Aquaculture
Pemakaian
gelembung nano dapat meningkatkan jumlah oksigen terlarut. Selain itu,
gelembung nano juga dapat mengontrol penyakit, meningkatkan pertumbuhan
rata-rata tanaman, membuat lingkungan lebih bersih, dan menghilangkan
bau dari air.
Kultur Jaringan
Penggunaan
gelembung nano dengan oksigen dan ozon akan membunuh bakteri, ganggang
dan jamur secara alami tanpa pemakaian bahan kimia.
Pembersihan Tangan
Pemakaian
gelembung nano tanpa bahan kimia dan alkahol akan membuat lingkungan
lebih bersih dan bakteri dapat dihilangkan secara alami.
Hidroponik
Teknologi
gelembung nano akan membuat air yang disirkulasikan pada sistem
hidroponik kaya akan oksigen. Air dengan kandungan oksigen di atas 10
ppm ini akan langsung bersentuhan dengan akar tanaman. Hasilnya, air
menjadi lebih bersih, membuat akar tanaman lebih sehat, serta
menghilangkan jamur dan bakteri coli.
Peternakan
Di
bidang peternakan, penggunaan gelembung nano akan membuat kualitas air
minum hewan ternak lebih baik dan menghilangkan bakteri serta jamur.
Gelembung nano juga dapat dipakai untuk kandang hewan ternak dengan cara
menyemprotkan air yang kaya akan oksigen dan ozon.
Pembuangan Air Limbah
Bakteri,
bau busuk dan warna pada air limbah dapat dihilangkan dengan pemakaian
gelembung nano, tanpa penggunaan bahan kimia. Bahkan bau busuk gas H2S
juga dapat dihilangan dengan pemakaian gelembung nano yang kaya akan
oksigen.
Nanobubble:
Teknologi untuk meningkatkan kualitas budidaya
Salah satu teknologi yang digunakan
untuk meningkatkan kualitas air adalah menggunakan teknologi nanobubble.
Nanobubble adalah gelembung (<200 nm) dalam cairan yang mengandung gas
oksigen dan memiliki daya apung sehingga dapat bertahan di bawah air lebih lama
dari gelembung besar. Semakin kecil ukuran gelembung, semakin kecil daya
apungnya. Gelembung 1 mm mengapung pada ketinggian 0,361 kaki per detik atau
3610 kali lebih cepat dari gelembung nano yang melayang pada kecepatan 0,0001
kaki per detik. Sehingga gelembung nano dapat bertahan lebih lama dari
gelembung besar. Menyebabkan ketersediaan oksigen dalam air terpenuhi dan dapat
digunakan untuk kebutuhan hidup biota karena aktivitas metaboliknya. Selain
itu, nanobubble menangkap polutan (padatan) tersuspensi dalam cairan dan
mengembang ke permukaan dan digunakan untuk menguraikan bahan organik. Dalam
sistem nanobubble, oksigen dalam air dapat tersedia untuk sepanjang waktu sehingga
DO di perairan menjadi stabil. Selain mampu memenuhi kebutuhan oksigen untuk
metabolisme budidaya ikan, nanobubble diperlukan untuk menguraikan bahan
organik seperti sisa makanan dan kotoran ikan sehingga kualitas budidaya tetap
terjaga.
teknologi nano buble pada budidaya udang
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa THC dan DHC pada udang vaname selama pemeliharaan dengan nanobubble
semakin meningkat. Hal ini dikarenakan nanobubble memproduksi oksigen terlarut
lebih lama di perairan sehingga dapat dimanfaatkan organisme untuk dekomposisi
bahan organik. Peningkatan THC dan DHC ini juga menunjukkan bahwa kesehatan
udang meningkat, karena THC dan DHC merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui respon imun dari udang. Jika THC dan DHC pada udang tinggi, maka
menunjukkan bahwa imun dari udang tersebut juga meningkat. Selain itu, dari
penelitian ini dapat diketahui bahwa nanobubble dapat menurunkan jumlah bakteri
Vibrio sp yang ditunjukkan dengan menurunnya jumlah bakteri Vibrio sp. selama
pemeliharaan menggunakan nanobubble pada penghitungan TPC.
sumber: www.agronet.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar