Wikipedia

Hasil penelusuran

16 September 2019

Analisa usaha budidaya ikan lele

Analisis Biaya dan Keuntungan Ternak Lele di Kolam Terpal

Infromasi ini mengenai biaya ternak lele di kolam terpal, serta analisis usaha budidaya ternak ikan lele, berapakah keuntungan yang bisa didapatkan dan berapa lama bisa kembali modal, setelah mengeluarkan modal usaha untuk memulai ternak ikan lele yang di mulai dari awal.
Perlu diketahui bahwasanya analisis ini merupakan standart yang kami terapkan pada ternak lele kami di kolam terpal yang sudah kami buat dan sudah berjalan rutin sehari-hari. Jadi informasi ini adalah real dari kami sebagai peternak ikan lele, sehingga anda bisa menghitung dan memperkirakan kerugian serta keuntungan jika memulai usaha ternak lele ini.
walaupun anda pemula dalam usaha ini, anda akan mudah memahami tentang biaya ternak lele di kolam terpal. Berikut detail analisis yang kami buat :
NB : Perhitungan ini berdasarkan kolam terpal yang kami buat dengan diameter 3 meter.
A. Pembuatan Kolam Terpal Bulat
Keterangan Jumlah Harga Satuan Total Biaya
Pembuatan Kolam Diameter 3 Meter 1 2.000.000 2.000.000
Perlu diketahui bahwa kolam terpal bulat dengan diameter 3 meter dengan tinggi 1 meter, mampu menampung benih ikan lele sebanyak 5.000 ekor.
B. Biaya Produksi Pembesaran Ikan Lele
Keterangan Jumlah Harga Satuan Total Biaya
Pembelian Benih Ikan Lele 5.000 Benih 100/ekor 500.000
Pemberian Pakan Ikan Lele 3 Bulan 400 Kg 9.500/Kg 3.800.000
Obat-obatan Ikan Lele 200.000
Total Biaya Produksi 4.500.000
Biaya ternak lele di kolam terpal pada tabel di atas merupakan biaya yang dikeluarkan per siklus usaha (masa panen per 2.5 Bulan), jadi dalam satu siklus dibutuhkan biaya sebesar Rp. 4.500.000
C. Perkiraan Harga Jual Panen Ikan Lele
Dalam panen ikan lele yang sudah kami terapkan ini, kami mendapatkan hasil FCR (Food Compration Ratio) sebesar 0,8 sehingga menghasilkan ikan lele seberat 7 Kwintal.
Hal ini didapatkan dengan cara perhitungan biaya pakan : (dibagi) hasil panen, atau bisa digambarkan sebagai berikut :
  • Biaya pakan (400 Kg : 500Kg) hasil panen = 0,8 FCR
  • Harga jual rata-rata di tahun 2017 Rp. 17.000 per Kg
Keterangan Jumlah Harga Satuan Total Pendapatan
Hasil Panen 500 Kg 17.000 / Kg 8.500.000
D. Keuntungan Usaha Ternak Lele di Kolam Terpal Bulat
Untuk menghitung keuntungan usaha ternak lele, kami menggunakan rumus :
  • Hasil Panen – (dikurangi) Biaya produksi
Maka dihasilkan keuntungan sebagai berikut :
  • 8.500.000 – 4.500.000 = 4.000.000
Jadi, dalam usaha ternak ikan lele di kolam terpal bulat ini didapatkan keuntungan sebesar Rp. 4.000.000 dalam sekali siklus.
E. BEP (Break Event Point) / Kapankah Balik Modalnya?
Jika dilihat dari analisis di atas, maka untuk balik modal maka akan terpenuhi dalam dua kali siklus yaitu antara 5 bulan.
Ini adalah hitungan per 1 kolam produksi, bagaimana jika anda memiliki 10-20 kolam ikan lele? Maka tentu keuntungan anda akan berlipat-lipat.

Bagaimana Langkah Memulai Usaha Budidaya Ini :

Kami sebagai pelaku usaha budidaya ikan lele akan menerangkan tahapannya, sebagai berikut :
  1. 1 Persiapkan modal awal
Modal yang diperlukan adalah untuk :
  • Pembelian bahan kolam terpal diameter 3 meter Rp. 2.000.000 (dalam hal ini kami menyediakannya lengkap)
  • Harga ini belum termasuk ongkos kirim, ongkos kirim tergantung daerahnya (Berat kubikasi sekitar 100kg)
  • Sebagai gambaran saja, ongkos kirim 1 paket kolam sekitar :
  • Rp. 300.000 – 500.000 (wilayah jawa dan bali)
  • Rp. 800.000 – 1.000.000 (wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi)
  • Rp. 1.000.000 – 1.500.000 (wilayah Indonesia Timur) 
  1. 2. Biaya Produksi
Biaya produksi sekitar 4.500.000 / kolam ikan.
Dengan rincian :
  • Benih ikan 5.000 ekor, harga Rp. 500.000 (blm ongkir)
  • Pakan, harga Rp. 9.500/kg (kami sarankan untuk pakan anda bisa mencari di daerah anda sendiri)
  • Obat-obatan sekitar Rp. 200.000 (blm ongkir)

Jadi berapa biaya yang perlu disediakan untuk memulai usaha ini?

Jadi untuk memulai usaha ini (pemula) maka anda cukup sediakan modal sekitar :
  • Rp. 6.500.000 (untuk pembelian kolam dan biaya produksi)
  • Rp. 500.000 – 1.500.000 (untuk biaya pengiriman bahan2 yang anda butuhkan)
  • Total biaya sekitar kurang lebih Rp. 8.000.000

10 September 2019

persiapan pada budidaya ikan lele





04 September 2019

Budidya ikan lele sistem bioflok

Jika anda ingin memulai usaha budidaya lele, Anda dapat menggunakan cara ternak lele bioflok yang sangat membuahkan hasil. Karena budidaya dengan cara ini, membuat biaya yang di keluarkan relative rendah. Seperti, biaya produksi dalam pembelian makan dapat ditekan, sehingga bisa hemat.
Tidak perlu khawatir jika anda memiliki lahan yang sempit. Metode ini akan tetap efektif dan dapat mendongrak produktifitas. Dengan sistem bioflok anda bisa melakukan padat tebar (tebar lele dalam kolam).

Selain itu metode ini cenderung memiliki waktu panen yang singkat berbeda dengan penggunaaan kolam biasa. Ternak lele dengan metode biofolk juga dapat dilakukan siapapun termasuk pemula seperti anda. Berikut ini  cara ternak lele bioflok bagi pemula dengan baik dan benar.

Berkenalan Dengan Bioflok

Cara ternak lele bioflok adalah suatu sistem pemeliharaan ikan lele yang menumbuhkan suatu mikroorganisme, yang memiliki fungsi untuk menggelola limbah budidaya itu sendiri, hingga menjadi gumpalan kecil (floc) yang di manfaatkan langsung sebagai makanan alami.
Pertumbuhan mikrooganisme ini ditumbuhkan (dipacu) dengan cara memberikan probiotik atau kultur bakteri non pathogen, dan juga dilakukan pemasangan aerator penyuplai oksigen sekaligus untuk mengaduk air dalam kolam

Tahap Pembuatan Kolam

pembuatan kolam merupakan tahap awal, yang perlu anda siapkan adalah besi/kayu, terpal plastik, pipa paralon untuk air dapat in-out, juga pipa dan selang untuk mengalirkan udara.
Untuk cincin bawah kolam sipakan semen,  pasir dan batu bata. Ini merupakan kolam terpal pasti yang dapat menekan modal. Anda bisa merangkai bahan-bahan tersebut membentuk sebuah kolam yang terdapat aerator.
Anda juga harus membuatkan-Nya atap berupa kerangka bambu atau mungkin penutup lainya, untuk menghindari air hujan dan juga panasnya matahari, agar kondisi kolam  (kualitas air) dapat terkontrol.
Dalam kolam 1 meter anda bisa menebar bibit lele sebanyak 1000 ekor, jika di bandingkan dengan kolam biasa maka hanya bisa menampung 100 bibit ikan lele. Inilah yang menjadi kelebihan dari cara budidaya lele bioflok.

Tahap Pengisian Air Dan Pembuatan Flok Pada Budidaya Lele

Setelah kolam selesai dibuat, yang dilakukan adalah pengisian air. Hal tersbut di lakukan ketika semua keperluan media dalam kolam bioflok sudah terpenuhi.
Jika anda mengisi air, Isilah misalnya kedalaman dengan 20-40 cm, untuk memudahkan bibit-bibit lele bergerak.  Jika air terlalu dalam maka, akan membuat bibit lele menjadi strees. Bahkan bisa mati karena tidak mampu menahan tekanan air.
Dan apabila melakukan pengisian air yang tidak terlalu banyak, akan memungkinkan pembentukan flok yang lebih cepat
Kemudian tambahkan probiotik, yang merupakan bibit bakteri pengurai zat organik yang akan menjadi flok protein dengan takaran 8 sampai 10ml/meter3.

Anda juga harus menambahkan molase, tetes tebu, gula pasir gula batu juga aren ke dalam kolam, dengan takaran 50-100 ml/meter3. Molase dapat berfungsi sebagai bahan yang dapat merangsang tumbuh dan berkembangnya bakteri pengurai, agar dapat berkembang secara efektif.
Pengadukan akan di lakukan 24 jam secara terus-menerus, dengan bantuan dari aerator. Anda dapat membiarkan proses ini selama beberapa hari, sehingga air benar-benar matang dan sudah terdapat flok protein di dalamnya.

Tanda air tersebut sudah matang adalah air yang telah matang akan terlihat 3 warna, berwarna merah  kecoklatan. Jadi terlihat berwarna samar tapi yang lebih dominan warna kecoklatan. Air terlihat keruh. Namun, jika di ambil sampel dalam gelas bening atau kaca akan terlihat jernih jika  di diamkan.
Dan anda akan melihat endapan berwarna hijau samar kuning dan tidak pekat apabila di pegang. Jika kolam diaduk maka akan keluar kabluk yaitu berupa debu yang melayang-layang di air.
Selanjutnya terdapat pengelolaan air. Jika air sudah surut, maka anda harus menambahkan air, di mungkinkan karena air mengalami perembesan pada kolam.
Seiring dengan bertambahnya bobot pada lele. Anda harus menambahkan pakan juga probiotik 5 hari sekali, dengan konsentrasi yang di berikan 5-10 ml/meter3. Supaya dapat menjaga kestabilan bakteri agar tetap terus ada.


Tahap Penebaran Bibit Lele Bioflok

Penebaran bibit di lakukan setelah air sudah matang serta flok terbentuk (yang sudah dijelaskan diatas). Anda harus melakukan pengecekan PH air terlebih dahulu.
Jika sudah dipastikan PH dalam netral, barulah anda dapat menebar bibit lele. Anda dapat melakukan penebaran bibit lele pada malam hari atau pagi hari. Misalnya jam 5 pagi. Karena di saat tersebut air-nya sejuk.
Seperti yang di katakan, bahwa  bibit yang di tebar memiliki ukuran lebih dari 7cm. Menjaga supaya lele tetap utuh. jika lele memiliki ukuran lebih besar dari 7cm, maka akan lebih tahan terhadap kondisi dan lingkungan. Jadi padat tebar/meter dapat di sesuaikan pada benih yang akan anda tebar.

Tahap Pengelolaan Makanan Pada Budidaya Ternak Lele Bioflok

Cara ternak lele bioflok yang terakhir adalah mengelola makanan atau pakan lele Biofol. Anda harus tahu kebutuhan maksiman makanan lele. Hal tersebut  dapat dilihat pada saat pemberian pakan hingga tidak ada ikan yang datang atau merespon.
Apabila pakan diberikan 100% dari kebutuhan maksimal, maka tingkat efisiensi 70%. Begitu pun sebaliknya, jika pakan di berikan 70% maka tingkat efisiensi 100%. Kekurangan dari yang 70%  akan di dapat dari bioflok yang berkembang di dalam kolam
Ini merupakan salah satu keuntungan dari sistem bioflok, karena dapat menekan porsi pakan yang sebenarnya. Di bandingkan dengan mengunakan kolam biasa, lele akan terbiasa atau membiasan diri untuk memakan bioflok yang ada di dalam kolam.
Perlu diingat anda harus membuat jadwal rutin waktu pemberian makan . misalnya lele di berikan pakan sehari tiga kali dengan ukuran 2-3%dari bobot lele. Kemudian tambahkan air seminggu sekali tergantung pada seberapa cepat ikan tumbuh kembang. Hingga batas ideal 100-110cm.
Anda dapat mengambil lele untuk menentukan pakan ideal yang di berikan. Hal tersebut berkisar antara7-5 dari bobot ikan.
Anda juga harus menambahkan molase, tetes tebu, gula pasir, gula batu seminggu sekali. Dengan takaran 50-100 ml/meter kubik. Ini berfungsi agar menjaga keseimbangan C/N rasio agar tetap berada pada anga diatas ½ . Moles juga dapat diganti dengan mengunakan tepung trigu atau tapioca jika molase tetes tebu sudah didapat.
pertahankan suhu kolam pada angka 280 C. Karena suhu ini sangat berpengaruh pada flok di kolam apalagi saat musim pancaroba datang. Anda juga harus mengontrol apa yang terjadi secara rutin. Dan harus dapat mengambil tindakan, apabila sesuatu terjadi, seperti berkurangnya nafsu makan pada ikan, kolam terlalu pekat. Jika semua berjalan sesuai rencana, kemungkinan hanya dalam waktu 2 bulan ikan dapat di panen.

Itulah cara ternak lele bioflok yang harus anda ketahui sebelum memulai berternak lele. Mungkin saat ini, anda hanya mencoba dengan membuat 1 kolam. Jika usaha anda maju, bukan tidak mungkin anda akan memiliki banyak kolam lele dengan bioflok. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda.



02 September 2019

teknis pembenihan ikan lele

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara luas oleh masyarakat terutama di Pulau Jawa. Ikan lele termasuk ikan yang digemari oleh masyarakat, karena harganya murah serta rasanya yang lezat dan gurih. Selain cita rasanya yang enak, berkembang pesatnya budidaya lele juga dikarenakan ikan lele dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, teknologi budidaya relative mudah dikuasai oleh masyarakat, pemasarannya reatif mudah dan modal usaha yang dibutuhkan relative rendah terutama, apabila media atau wadah yang digunakan dengan kolam terpal.
Kolam terpal adalah kolam yang dasar dan sisi dindingnya terbuat dari plastik. Kolam terpal juga memiliki kelebihan yaitu biaya yang diperlukan untuk kegiatan ini cukup murah, tidak merusak kondisi tanah, proses pembuatan kolam terpal sangat mudah dan cepat, serta dapat dilakukan oleh masyarakat yang modalnya terbatas.
Dalam usaha budidaya ikan lele, pembenihan merupakan bagian yang sangat penting, karena keberhasilan suatu usaha budidaya sangat dipengaruhi oleh kualitas benih yang dihasilkannya.
Manajemen Induk
  1. Induk yang akan digunakan harus yang berkualitas baik, sehat dan tidak cacat;
  2. Pemberian pakan berupa pellet yang memiliki kadar protein tinggi ±30% sebanyak 1-2% dari biomasa;
  3. Untuk mempercepat kematangan gonad perlu diberi selingan pakan yang memiliki protein tinggi, antara lain : berupa ikan rucah, cacing, katak, bekicot dan lain-lain. Pemberian dilakukan 2 kali dalam seminggu;
  4. Kepadatan induk 4-6 km/m2, hindari kondisi air kolam pemeliharaan induk dalam keadaan jernih, karena telur akan keluar di dalam kolam pemeliharaan induk.
Seleksi Induk
Ciri-ciri induk yang siap dipijahkan
  1. Induk Betina
  • Umur > 1 tahun dengan berat ±800 gr – 1 kg
  • Alat kelamin tampak membesar dan berwarna kemerahan
  • Bentuk perut membesar dan lembek
  • Jika perut diurut perlahan-lahan ke arah anus maka akan keluar telur berwarna kuning kehijauan dengan ukuran homogenya/sama.
  1. Induk Jantan
  • Umur > 9 bulan dengan berat ±800 gr – 1 kg
  • Alat kelaminnya memanjang dan ujungnya melebihi pangkal sirip dubur dengan warna kemerah-merahan
  • Tubuhnya lebih ramping dari induk betina dan gerakannya lincah
Pemijahan
  1. Sebelum ikan dipijahkan, induk diberok atau dipuasakan selama 24 jam
  2. Seleksi induk yang sudah matang gonad dengan perbandingan 1 : 1 atau 1 : 2 (satu jantan : 2 betina)
  3. Dasar kolam diberi ijuk atau waring untuk penampungan dan melekatnya telur
  4. Bagian pinggir atau pojok kolam diberi tutup untuk menghindari terjadinya induk meloncat keluar
  5. Keesokan harinya cek kolam pemijahan tersebut, bila sudah bertelur, ambil induk dengan serok secara perlahan dan dimasukkan kembali ke penampungan induk
  6. Kalau ada induk yang terluka supaya ditaruh pada wadah atau kolam khusus
  7. Apabila telur sudah menetas semua, maka pemberat ijuk atau waring dipindah ke pinggir secara perlahan
Pemeliharaan Larva
Apabila telur banyak tidak menetas, air diganti sampai jernih (50% atau pergantian total) atau dengan sirkulasi. Air yang berbau karena banyaknya telur yang tidak menetas, kalau tidak diganti/disirkulasi airnya, maka larva akan mudah mati, terutama sebelum 2 hari.
Cara pengaturan air dalam pemeliharaan larva ada beberapa sistem :
  1. Dengan sistem sirkulasi
  • Sirkulasi dilakukan setiap hari bilamana diperlukan
  • Besar kecilnya air yang masuk disesuaikan dengan besarnya ikan dan banyaknya kotoran dalam kolam
  • Kolam dibersihkan setiap 4-6 hari sekali/menyesuaikan keadaan kolam
  • Untuk ikan yang masih kecil, apabila air yang masuk terlalu besar bisa menyebabkan ikan kembung
  • Kolam dibersihkan pertama kali setelah ikan berumur ± 9 hari dan dilanjutkan setiap 4-6 hari sekali
  1. Penggantian air secara berkala
  • Air masuk dilakukan secara berkala pada pagi dan sore hari atau menyesuaikan keadaan
  • Tinggi air 20-30 cm
  • Penggantian dan pembersihan kolam pertama dilakukan pada umur ± 8 hari dan dilanjutkan setiap 2-4 hari sekali/menyesuaikan keadaan
  • Pada umur 0-12 hari supaya diberi tutup dengan sesek, terpal atau yang lainnya
Pemberian Pakan
  1. Pemberian pakan setelah ikan berumur 2 hari dari penetasan berupa tubifex SP (cacing sutra), artemia, dapnia, jentik nyamuk dll
  2. Penggunaan caing sutra paling tepat karena selain harganya murah, mudah didapat dan bisa bertahan selama ± 2 hari dikolam
  3. Setelah ikan berumur ± 8 hari pemberian pakan diselingi dengan konsentrat PS-P, 581/DO atau dengan F 999 yang dilunakkan dengan air kemudian dibuat gumpalan-gumpalan padat
  4. Pemberian pakan dilakukan 3-4 kali/hari
  5. Penggantian pakan dilakukan secara bertahap yaitu siangnya masih diberi cacing selama ± 3 hari dengan memberikan konsentrat lebih dulu
Grading
Seleksi penyeragaman ukuran (grading) dilakukan dengan tujuan :
  1. Mengurangi kanibal
  2. Memberi kesempatan ikan yang kalah dalam bersaing mencari pakan
  3. Meningkatkan SR (kelangsungan hidup)
  4. Grading pertama dilakukan pada umur 14-16 hari, setelah itu dilakukan dengan selang waktu 10 hari
  5. Pada saat grading, kondisi ikan dalam keadaan sehat
Pencegahan Penyakit
Tindakan pencegahan sebenarnya lebih diutamakan dari pada pengobatan penyakit. Dengan demikian resiko terjangkitnya penyakit dapat ditekan sekecil mungkin. Hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan pencegahan terhadap timbulnya penyakit adalah :
  1. Pemberian pakan dalam jumlah yang tepat
  2. Menghindari penularan dari ikan yang terkena penyakit baik melalui alat, air penanganan dan lain sebagainya
  3. Bagi kolam pemijahan yang baru terkena penyakit harus diisarahatkan dan dikeringkan sinar matahari selama 7-14 hari