Wikipedia

Hasil penelusuran

31 Januari 2020

Teknis Budidaya Ikan Sistem Aquaponik






Di zaman modern ini, kebiasaan memelihara ikan dan bertanam di halaman rumah telah mulai ditinggalkan. Padahal sangat banyak manfaat yang dapat dipetik dari kedua kegiatan itu. Satu diantaranya ialah bisa mengurangi stres dari rutinitas sepanjang hari. Adapun dalih yang kerap timbul ialah sibuk dengan kegiatan setiap hari, tidak mempunyai tanah yang cukup maupun lahan rumah yang terbatas.
Sistem aquaponic adalah sistem yang menggabungkan kerajinan hidroponik yang tumbuh dengan akuakultur, seni menjaga ikan. Aquakuktur adalah teknik memelihara ikan di dalam kolam.  Sedangkan hidroponik adalah bercocok tanam tanpa tanah.  Hanya saja, nutrisi untuk tanaman diambil dari air kolam yang kaya akan unsur hara dan baik bagi pertumbuhan tanamanAir di mana ikan hidup, bersama dengan limbah yang dihasilkan ikan, akhirnya berakhir dengan tanaman kebun yang bergizi dan ketahui juga cara menanam sayur aquaponic.
ni kemudian didaur ulang ke tangki ikan. Tanaman mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan dan ikan menjadi segar, air daur ulang seperti halnya cara menanam hidroponik apung.
Ini adalah penjelasan sederhana tentang berkebun aquaponic. Dalam praktiknya, ini adalah tindakan penyeimbang yang mendukung semua komponen kehidupannya, termasuk kehidupan mikroskopis yang memfasilitasi konversi alami limbah hasil ikan menjadi nutrisi bermanfaat bagi tanaman.
Dalam sistem aquaponic, rute dari ikan ke tanaman dihuni oleh filter bakteri menguntungkan yang mengubah limbah ikan, kebanyakan mengandung amonia dan nitrit berbahaya, menjadi nitrat dan elemen nutrisi lainnya yang tumbuh pada tanaman. Tanaman mengambil pupuk alami ini dan mengembalikan air bebas limbah ke ikan.
Siklus berulang, menggunakan ulang air sistem mandiri berkali-kali, setelah keseimbangan tercapai.
Ini seperti belajar mengendarai sepeda. Sebuah sistem yang mantap dan kuat dibutuhkan pada awalnya. Begitu sistem mendapatkan keseimbangan, siklus ini bergulir tanpa banyak masalah dan perawatan khusus. Tidak mengherankan bahwa pertanian aquaponic skala komersial mulai dipraktekkan secara luas pada saat persediaan air tidak mencukupi.
1.    Jenis Ikan Yang Dipelihara

Tukang kebun aquaponic sering tidak meningkatkan konsumsi ikan. Peran ikan saja adalah untuk menyediakan pupuk. Saat membesarkan ikan untuk dikonsumsi, perhatikan sifat ketahanan, laju pertumbuhan, persyaratan suhu air (dibandingkan dengan kebutuhan suhu sayuran yang ingin Anda tanam, konsumsi pakan dan kemudahan persiapan (ikan seperti ikan bertengger dan ikan mas). Ikan yang sering dibesarkan di aquaponic, baik untuk makanan maupun tidak adalah:
·         Nila
Ikan nila saat ini adalah ikan makanan yang paling populer dan mudah dibesarkan. Nila mencapai ukuran panen dengan cepat dan akan mentolerir tingkat pH dan suhu air yang lebih tinggi (60 sampai 75 derajat C) daripada kebanyakan ikan. Nila omnivora dan biasanya tidak akan mengganggu atau memakan saudara mereka yang lebih kecil. Kelezatan daging dan rasa ringan mereka membuat mereka populer di kalangan pecinta ikan. Mereka sangat enak dipanggang.
·         Lele
Ini adalah ikan air tawar terkemuka yang diperdagangkan secara komersial. Ikan ini tangguh, cocok untuk kondisi air hangat hingga 80 derajat dan tahan terhadap banyak penyakit dan parasit yang bisa muncul di tangki aquaponic. Karena ikan lele mengendap di dasar tangki, mereka biasanya terangkat pada tingkat kerapatan kurang dari yang direkomendasikan.
·         Salmon
Ini adalah ikan makanan favorit namun lebih sulit untuk dibudidayakan. Mereka membutuhkan suhu air yang relatif dingin (55 derajat atau kurang). Air dingin ini akan mempengaruhi pertumbuhan sayuran. Selada dan tanaman  lainnya akan tumbuh perlahan dengan air pada suhu ini. Tomat, mentimun dan tanaman lainnya tidak cocok untuk sistem yang meningkatkan ikan salmon atau spesies air dingin lainnya.
·         Mas
Ikan mas terkadang bisa sulit dan mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi. Ini membuat mereka pilihan yang baik untuk pemula. Tak selalu ikan makanan favorit, ikan mas yang Anda budidayakan akan lebih bersih, air aquaponic tidak memiliki rasa berlumpur seperti ikan mas yang diambil dari sungai dan danau pelajari cara budidaya bawang merah akuaponik.
·         Koi
Sepupu dari ikan mas, adalah pilihan populer yang menempati urutan teratas dan tidak dapat dipanen untuk sistem rumah. Terkadang lumayan sulit dan mudah didapat, ikan mas dan ikan Koi relatif lebih besar , tambahkan sentuhan dekoratif ke sistem Anda. Keduanya merupakan pilihan yang baik bagi para pemula. Ikan lain yang digunakan dalam aquaponics termasuk bertengger, bass, bluegills (kadang tumbuh bersamaan dengan ikan lele) dan berbagai jenis ikan akuarium yang tidak rewel seperti ikan guppy.
2.      Pertimbangkan Kerapatan Ikan
Penting untuk menghitung kerapatan ikan ke air di tangki Anda. Terlalu sedikit ikan berarti sedikit makanan untuk tanaman Anda. Terlalu banyak bisa membuat ikan berebutan oksigen dan membuat mereka menjadi kelaparan dan juga meninggikan tingkat stres mereka. Aturan ibu jari menunjukkan seperdelapan Kg ikan atau kurang per galon air. Kepadatan yang lebih tinggi seperempat Kg ikan ke galon air  dan harus diupayakan hanya oleh petani Aquaponik yang berpengalaman.
3. Cara Pemberian Pakan Ikan Aquaponik
Berikut panduan cara memberi pakan ikan yang anada budidayakan melalui sistem aquaponic :
·         Saat Anda memberi makan ikan Anda, ikan Anda harus bisa makan semua makanan sekitar lima menit.
·         Jika ikan Anda tidak bisa memakan semua makanan yang Anda masukkan ke dalam, Anda harus mengeluarkan sisa makanan.
·         Bisa juga harus mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah yang Anda berikan pada ikan . Saat memberi makan ikan , harus memilih waktu makan.
·         Jika  memiliki sejumlah kecil ikan,  mungkin perlu memberi makan ikan lebih sering sehingga menghasilkan jumlah limbah yang dibutuhkan tanaman Anda.
·         Jika  memiliki terlalu banyak ikan untuk tanaman, dapat mengurangi jumlah waktu yang berikan untuk tanaman.
·         Untuk mendapatkan hasil maksimal dari ikan aquaponics , harus memberi makan dengan makanan berkualitas.
·         Karena pemborosan ikan membuat tanaman tumbuh, makanan berkualitas akan memberi tanaman nutrisi terbaik yang bisa mereka dapatkan. Salah satu pilihan makanan ikan adalah makanan ikan komersial.
4. Periksa Kualitas Air dan Pemeriksaan Kesehatan Dasar
Tentu, dalam sistem aquaponics perawatan ikan sangat penting dan  yang paling penting dalam keseluruhan fungsi dan kesehatan sistem aquaponics. Dalam metode aquaponic, limbah yang dibuat oleh ikan yang dibudidayakan inilah nantinya yang membuat tanaman tetap sehat dan produktif untuk bebas masalah dan panen berkelanjutan. Bagi ikan, kemampuan tanaman Anda untuk membersihkan air sangat penting dalam perawatan ikan aquaponic. Jika tingkat Amonia atau Nitrit menjadi terlalu tinggi untuk periode tertentu, ikan bisa sakit dan bahkan mati.
5. Waktu Siklus Hidroponik Bekerja
Ya, dibutuhkan sekitar 3 sampai 4 minggu untuk bakteri yang diperlukan dalam Siklus Nitrogen untuk berkoloni (mulai tumbuh pada populasi yang cukup) di media filter atau media tanam yang mengubah Nitrit dan Amonia dari limbah ikan di tangki aquaponics Anda agar tersedia. bentuk nitrogen alami, khususnya nitrat (NO3-).
Perawatan ikan aquaponic selalu penting, tapi ketika Anda memulai sistem aquaponik pertama Anda. Sangat penting untuk terbiasa melakukan beberapa pemeriksaan dasar untuk memastikan bahwa sistem Anda mulai berfungsi sebagaimana mestinya. Agar proses alami di aquaponics menjadi menjaga keseimbangan sehat antara aquaponics fish care dan menanam tanaman.
Memahami Siklus Nitrogen sangat penting jika Anda benar-benar ingin memahami bagaimana sistem pertumbuhan aquaponic Anda bekerja. Setelah sekitar 3 minggu operasi terus menerus sambil mengelola dan memantau kondisi seperti suhu, aerasi, sirkulasi air, pengumpanan ikan dan kadar air, ikan akan sehat dan mulai mengikuti lingkungannya. Baca juga cara menanam melati belanda.
Namun untuk memastikan agar perawatan dasar budidaya ikan aquaponic terpenuhi untuk kesehatan ikan dan pemotongan berikutnya. Maka Anda juga harus melakukan beberapa tes kualitas air dasar yang dapat dilakukan setiap orang dengan dengan menggunakan alat pengujian kolam cair dan ketahui cara menanam bawang merah akuaponik.
Daftar Pustaka

23 Januari 2020

Manajemen pengelolaan air kolam pada budidaya ikan




Walaupun memiliki ilmu cukup, modal banyak, lahan luas, dan keinginan kuat; bila air yang ada tidak memenuhi peryaratan hidup ikan, tipis kemungkinan bisa mendatangkan keuntungan. Kenapa?
 Air yang buruk menyebabkan lele tidak memijah; 
telur busuk, tidak menetas, atau menetas langsung mati; 
benih tidak tumbuh optimal; setelah umur tertentu banyak mati;
 pertumbuhannya terhambat;
 dan masih banyak lagi kendala lainnya seperti pengadaan obat dan pengantian air yang sering.

 Jadi, hindari lokasi yang ketersediaan dan kualitas airnya buruk. Cari tempat lain yang kualitas dan ketersediaan airnya memadai sehingga usaha bisa berlalan sesuai rencana. Air untuk budi daya lele bisa berasal dari berbagai sumber seperti sungai, saluran irigasi danau, kolam, dan sumur bor/gali. Bahkan, air hujan pun bisa digunakan, tetapi perlu diberi perlakuan khusus sebelum digunakan karena kadar asamnya yang tinggi dan suhunya yang dingin. Air tersebut tidak boleh tercemar oleh limbah seperti oli, minyak, bahan kimia, logam berat, atau limbah lain yang membahayakan kehidupan lele. Persyaratan air yang berkualitas baik yaitu warnanya bening, tidak berbau, tidak tercemar, pH antara 55-75, kandungan zat besinya rendah, dan tidak mengandung merkuri.

  Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik 
Untuk air yang berasal dari sungai atau irigasi, bisa langsung dialirkan ke kolam budi dava asalkan memenuhi persyaratan budidaya, yaitu tidak tercemar limbah. Sementara itu, untuk air hujan dan air sumur biasanya harus ditampung terlebih dahulu. Tujuannya agar bahan-bahan organik mengendap dan air bisa digunakan. Biasanya, air sumur mengandung besi (fe) yang cukup tinggi sehingga pengendapannya minimal 2-3 hari agar kandungan besinya mengendap.
Manajemen Air
Demi keberhasilan usaha. masalah air harus benar-benar diperhatikan. Mulai dari perlakuannya sebelum digunakan serta cara menggunakan dan mengaturnya agar kualitas air di kolam pemeliharaan lele terjaga dan terkendali dengan baik Dengan demikian, ikan menjadi sehat dan cepat tumbuh. Pada budi daya lele, pengaturan air berhubungan dengan pemeliharaan induk, pemijahan, penetasan, dan pemeliharaan yang dalam praktiknya ada sedikit perbedaan.
1. Manajemen air pemeliharaan induk
Dalam Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik yang pertama adalah pemeliharaan induk. Untuk pemeliharaan induk bisa menggunakan air sungai, air irigasi, air sawah, air sumur, air bekas kolam, bahkan air selokan. Sebelum digunakan, air untuk pemeliharaan induk tidak perlu diendapkan, kecuali air hujan. Secara fisik, induk lele sudah tahan terhadap perubahan, suhu, pH, dan kadar oksigen yang rendah serta mampu beradaptasi dengan air baru. Khusus untuk kolam induk, airnya harus dikeruhkan dengan pekat menggunakan tanah sawah atau tanah merah. Tujuannya untuk mencegah perkelahian dan pemijahan liar di kolam pemeliharaan. Untuk menjaga kualitas air kolam pemeliharaan, perlu adanya pengawasan rutin, baik harian atau mingguan. Pergantian air sangat tergantung pada kepadatan ikan, jenis pakan, dan banyaknya pakan yang diberikan. Semakin padat ikan dan jumlah pakan yang diberikan, frekuensi pengantian air tentunya lebih sering. Air kolam yang sudah menurun kualitasnya ditandai dengan bau menyegat dan tidak sedap, air berbusa, terlalu keruh, berlendir, atau ada indukan yang mengantungiindakan yang dilakukan untuk menetralisir air tersebut antara lain sebagai berikut.
·           Mengurangi, lalu menambah air sesuai volume yang dikurangi.
·           Pergantian air total bila ada induk yang mengambang.
·           Penambahan air baru dan dibiarkan meluap melalui pembuangan.
·           pemberian probiotik pengencer air serta pengurai sisa pakan dan amoniak.
2. Manajemen air untuk pemijahan dan penetasan telur
Dalam Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik yang kedua  adalah untuk pemijahan dan penetasan telur. Air untuk pemijahan yang dapat dimanfaatkan bisa berasai dari mata air, sungai, irigasi, sumur bor, sumur gali, atau air ledeng yang tidak menggunakan kaporit. Air sungai dan irigasi sebaiknya diendapkan sebelum digunakan agar partikel-partikel terlarutnya mengendap. Kelemahan dari air sungai dan irigasi terkadang mengandung bibit hama yang bisa memangsa larva ketika telur menetas. Air yang diendapkan lebih dari tiga hari tidak baik untuk pemijahan dan penetasan karena terlalu dingin serta bisa menjadi tempat tumbuhnya hama dan bibit penyakit. Pengendapan air cukup semalam saja, setelah itu langsung digunakan.
Air yang terlalu asam (pH rendah) atau basa (pH tinggi) masih bisa digunakan dengan cara menetralisir pH-nya terlebih dahulu. Air yang asam bisa dinaikkan pH-nya dengan kapur pertanian atau soda kue. Untuk air yang pH-nya tinggi bisa diturunkan dengan jeruk nipis, asam belimbing sayur, atau cuka. Setelah pH-nya netral, air diendapkan sekitar 1-2 malam; lalu bisa digunakan baik untuk pemijahan, pemeliharaan benih, ataupun pembesaran. Air hujan tidak baik untuk pemijahan dan penetasan telur. Selain asam dan dingin, kadar oksigen terlarutjuga sangat rendah sehingga menyebabkan telur gagal menetas.
3. Manajemen air untuk pendederan
Dalam Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik yang ketiga adalah untuk pendederan. Permasalahan air pada budi daya lele tahap pendederan adalah tidak netralnya air yang digunakan. Supaya aman, sebaiknya air diendapkan minimal 1-2 malam. Kolam terbuka yang terkena hujan dapat menyebabkar pH berubah. Selain itu, suhu menjadi dingin dan kadar oksigen air menurun sehingga ikan menjadi stres, mengambang, atau mati. Untuk mengatasinya bisa dengan membuang setengah air kolam dan diganti dengan air baru yang telah diendapkan. Bisa juga menebarkan beberapa genggam garam ikan pada saat hujan turun atau setelah berhenti. Untuk menaikkan pH air, bisa menggunakan soda kue (misalnya ferrnipan). Caranya adalah menyeduhnya terlebih dahulu. lalu disebar ke dalam kolam. Dosisnya 1/2 sendok teh/m3 yang dilarutkan dalam air. Kontrol harian dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bila kualitas air di kolam pemeliharaan mulai menurun, segera dinetralisir dengan penambahan, pengurangar overflow (diluapkan), atau diencerkan dengan probiotik Frekuensinya tergantung kepadatan ikan dan jenis pakan yang diberikan, antara 2-5 hari sekali.
 Manaiemen air untuk pembesaran
DAlam Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik yang ke empat adalah untuk pembesaran. Air kolam pembesaran kualitasnya harus dilaga agar ikan tidak terserang penyakit atau mati. Sebelum digunakan, sebaiknya air diendapkan terlebih dahulu selama 2-4 hari agar suhu. pH. dan oksigennya stabil sehingga tidak menyebabkan ikan stres. Pergantian air di kolam pemeliharaan frekuensinya tidak sesering pembenihan. Hal itu karena lele sudah cukup besar dan mampu beradaptasi dengan kondisi air yang kurang baik. Namun, pada kepadatan tinggi, jumlah dan jenis pakan yang diberikan cepat merusak air, seperti pelet, ayam tiren, ikan runcah. Dengan demikian, frekuensi pergantian air harus lebih sering. Pengantian air sebaiknya dilakukan sebelum air mengalami kerusakan. Mutu air yang buruk akan menurunkan selera makan dan penyebabkan pertumbuhan ikan terhambat. Air yang buruk juga menjadi tempat perkembangan bibit penyakit yang dapat menyerang ikan yang dapat menyebabkan ikan sakit dan mati. Ciri-ciri air yang harus diganti adalah berbusa atau berwarna cokelat/hijau pekat.
Untuk menjaga kualitas air, bisa dilakukan dengan cara pengenceran atau mengurangi sebagian dan menambah sebanyak air yang terbuang. Probiotik pengurai amoniak dan kotoran juga dapat digunakan atau di-overflow (dibiarkan meluap melalui pembuangan air).
Menyiasati Air bermasalah
Air bermasalah sebenarnya tidak memenL persyaratan untuk budi daya lele. Namun, air tersebut masih bisa digunakan dengan menyiasatinya terlebih dahulu agar suhu, 1 dan kadar oksigennya stabil.
1. Air hujan (asam)
Pembahasan Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik berikutnya adalah mengatasi air hujan. Air hujan pada dasarnya tidak baik digunakan untuk budi daya lele, baik pembenihan ataupun pembesaran karena suhu, pH, dan oksigennya tidak stabil. Agar bisa digunakan, harus dinetralkar terlebih dahulu. Caranya dengan pengendapan dan diberi bahan yang mengandung alkali/basa tinggi seperti kapur pertanian dan soda kue.
Berikut cara penggunaannya.
·         Untuk volume air 10 m3, ambil 1 sendok makan soda kue.
·        Seduh dengan air dingin sebanyak” liter air, aduk hingga merata, lalu tebarkan ke dalam kolam yang berisi air hujan.
·    Endapkan selama 2 malam. Selanjutnya, air yang telah dikondisikan bisa digunakan untuk pemeliharaan.
Penetralan air bisa juga menggunakan kapur pertanian. Caranya sebagai berikut.
·         Siapkan 1 ember air, lalu tambah l/2 sendok teh/m3 air serbuk kapur gamping,
·         Aduk rata, lalu tebarkan ke kolam.
·         Endapkan selama 2-3 hari.
·         Pindahkan air bagian atas ke kolam lain, lalu endapkan lagi selama semalam agar suhu, pH, dan oksigen air stabil.
·         Air siap digunakan untuk budi daya (tidak cocok untuk pemijahan dan penetasan).
2. Air payau
Pembahasan Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik selanjutnya adalah mengatasi air payau. Air payau biasanya terdapat pada tambak dekat laut. Walaupun pH-nya tinggi (basa), air ini masih bisa digunakan untuk budi daya lele. Namun, hasilnya tidak maksimal karena menyebabkan pertumbuhan lele terhambat. Agar kondisi airnya netral dan dapat digunakan secara optimal, kadar pH-nya harus diturunkan. Caranya dengan menambahkan zat asam seperti tawas, jeruk nipis, asam belimbing, atau cuka. Berikut penggunaannya.
·         Peras beberapa butir jeruk nipis/belimbing sayur/beberapa tetes cuka/tawas
·         Tambahkan air, aduk hingga merata, lalu tebarkan ke dalam kolam berisi air payau.
·         Endapkan selama 2-3 malam.
·         Untuk mengukur pH, gunakan kertas lakmus/pH meter.
·         Air siap digunakan untuk budi daya lele.
3. Air yang mengandung logam berat
Pembahasan Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik berikutnya adalah air yang mengandung logam berat. Air yang mengandung logam berat/limbah B3 sebenarnya tidak layak digunakan untuk memelihara lele, terutama pembenihan. Bahayanya, telur tidak dapat menetas atau menetas, tetapi langsung mati. Pertumbuhan pun akan terhambat. Agar dapat digunakan, air harus diolah dahulu untuk mengikat dan menetralisir kandungan racun di dalamnya Memang, prosesnya agak sedikit repot Berikut caranya.
·       Siapkan kolam, isi dengan air sesuai dengan kebutuhan.
·       Tambahkan kotoran sapi atau kerbau sebanyak 2-3 karung untuk kolam berukuran 10-20 m3.
·       Biarkan selama 2’3 minggu.
·   Setelah 1 minggu, ambil air di bagian atas dengan pompa kecil (15 W). Pompanya digantung agar kotoran tidak tersedot. Jarak air 10 cm dari endapan.
·       Pindahkan air tersebut ke kolam yang telah disediakan.
·       Endapkan selama 2 malam, selanjutnya air bisa digunakan.
Cara lainnya sebagai berikut
·   Siapkan 1 ember air, tambahkan kapur : sebanyak l/2 sendok teh/m3 air, lalu aduk merata,
·    Tambahkan serbuk tawas sebanyak 1 sendok teh/m3 air, larutkan dalam air aduk merata.
·     Tebarkan semuanya ke dalam kolam pengendapan air hingga merata, biarkan selama 45 hari,
·         Pindahkan air bagian atas ke kolam lain (lO Cm dari dasar kolam).
·      Endapkan lagi selama semalam agar suhu, pm dan oksigen air stabil, Air siap digunakan untuk budi daya.
4. Air yang terlalu dingin
Air yang terlau dingin akibat iklim atau pengendapan yang telalu lama juga kurang baik digunakan untuk budi daya lele. Air yang terlalu dingin menyebabkan telur tidak mampu menetas dan ikan tidak bisa tumbuh dengan baik. Suhu dingin menyebabkan metabolisme terhambat. Agar bisa digunakan, air tersebut harus dihangatkan terlebih dahulu dengan pemanas air (water heater). Selain menggunakan zat penetral, peternak juga bisa melakukan budi daya lele indoor atau di dalam ruangan tertutup yang menggunakan lampu sebagai penghangat. Jadi, wadah yang digunakan bisa berupa akuarium atau kolam yang masing-masing diberi water heater.
PENAMPUNG AIR
Ada kalanya sumber air yang ada tidak selalu sesuai dengan keinginan. Misalnya air hujan atau air sumur. Kedua sumber air tersebut tidak bisa langsung digunakan untuk budi daya. Hal itu karena masih banyak kandungan unsur-unsur yang dapat merugikan pembudidaya. Misalnya air sumur yang biasanya mengandung unsur besi (Fe) dan air hujan yang pH-nya cukup tinggi.
Untuk mengantisipasi hal itu, diperlukan tampungan air agar air bisa digunakan. Fungsi tampungan ini adalah mengendapkan air selama beberapa hari (biasanya 2-3 hari) agar air bisa digunakan dengan aman Jadi, setelah diendapkan, diharapkan kondisi air bisa netral dan unsur-unsur yang tidak diinginkan tidak ikut terbawa ke dalam kolam pemeliharaan Kapasitas . mpungan disesuaikan dengan jumlah dan ukuran kolam yang ada.
Daftar Pustaka

17 Januari 2020

budidaya udang galah di aquarium

Udang galah merupakan jenis udang air tawar dengan ciri kepala yang berbentuk kerucut, restrum melebar di bagian ujung dengan bentuk tubuh memanjang serta melengkung ke atas. Udang galah memiliki gigi yang berbentuk seperti gergaji sebanyak 12 untuk bagian atas dan 11 untuk bagian bawah.
Untuk udang galah jantan tubuhnya lebih besar serta capit besar serat tubuh yang lebih panjang. Permintaan akan udang galah ini sangatlah tinggi bahkan sampai ke luar negeri sehingga ternak udang galah menjadi bisnis 
Udang galah hidup pada area sungai yang menghubungkan ke laut sehingga dalam masa pertumbuhan dari larva sampai juvenil atau benur maka hidup di air payau. Sesudah benur dewasa, maka proses berkembang biak akan dilanjutkan pada air tawar. Untuk anda yang ingin ternak udang galah di aquarium, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti ulasan lengkap yang akan kami berikan berikut ini.
1.      Pemilihan Benih
Budidaya udang galah haruslah dipilih bibit terbaik dan berkualitas. Pilih benih dengan ukuran yang sedang dan tidak memiliki cacat serta sehat. Untuk ciri ciri udang galah yang sudah layak untuk dipijahkan adalah:
·         Memiliki ukuran panjang 10 hingga 20 cm
·         Bobot udang galah sudah mencapai 50 gram per ekor
·         Telur memiliki warna coklat tua
·         Tidak memiliki cacat fisik serta akan meronta jika dipegang.
2.    Penebaran Benih Udang Galah
Benih udang galah yang akan ditebarkan sebaiknya berukuran tokolan agar bisa lebih tahan dibandingkan dengan juvenile berbeda dengan budidaya udang hias. Penebaran benih pada sistem tunggal bisa berjumlah 5 hingga 10 ekor per meter persegi dengan tokolan yang berukuran 3 hingga 5 cm. Namun penebaran benih udang galah bisa dilakukan hingga 15 ekor per meter persegi apabila air dan pakan cukup. Namun jika air cukup tetapi pakan kurang dan tidak ada pakan tambahan, maka kepadatan benih udang hanya 10 ekor per meter persegi.
3.    Pemberian Pakan Udang Galah
Untuk pakan udang galah bisa ditambahkan pelet dengan kadar protein sebanyak 25% dan jumlah pakan sebanyak 5% dari berat keseluruhan udang per harinya. Pemberian pakan ini dilakukan 2 kali sehari yakni sore dan malam hari pada saat udang sedang aktif.
Pakan yang diberikan untuk udang galah harus tinggi akan protein dan juga bisa ditambahkan pakan alami seperti singkong, talas, ampas kelapa, jagung dan beberapa jenis pakan lainnya. Namun jika ingin memberikan pakan ampas kelapa, maka jangan dilakukan terlalu berlebihan karena bisa menyebabkan air aquarium menjadi keruh. Selain itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam budidaya udang galah seperti berikut ini:
·         Perhatikan aspek kimia dimana pakan udang galah harus mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin.
·         Aspek fisik pakan yakni bentuk dan ukuran pakan, ketahanan dalam air dan juga teknik pengepakan.
·         Aspek biologi yakni nilai konversi pakan atau perbandingan jumlah pakan yang dikonsumsi dengan kemampuan pakan yang dikonsumsi supaya bisa meningkatkan berat tubuh udang.
·         Aspek ekonomis yakni kelayakan harga yang dilihat dari segi kualitas dan nilai pakan.
4.    Pengelolaan Air
Aquarium tempat pemeliharaan udang galah harus selalu memperhatikan mutu dan jumlah air yang digunakan sama seperti budidaya lobster air tawar yang membutuhkan air bersih untuk hidup. Untuk memperbaiki mutu air bisa dilakukan dengan cara menebar ikan jenis pemakan plankton dengan kepadatan yang rendah. Mutu air yang kurang baik terlihat dari banyaknya udang di permukaan saat pagi hari sehingga sepertiga air harus diganti.
5.    Persyaratan Kualitas Air
Udang galah bisa berkembang dengan pesat dan baik pada lingkungan air yang juga berkualitas baik. Air yang digunakan dalam aquarium harus benar benar bersih, bebas dari pencemaran dan memenuhi standar seperti suhu air antara 26 derajat celcius sampai 31 derajat celcius, kecerahan air antara 25 hingga 40 cm, pH antara 6 hingga 8, kesadahan 40 sampai 100 ppm, oksigen terlarut sebesar 4 hingga 6 ppm, amoniak dibawah 0.1 ppm dan nitrit dibawah 5 ppm.
Suhu air ini bisa diketahui memakai termometer dan kecerahan air adalah ukuran kepadatan plankton. Jika air berwarna hijau kecoklatan dengan kecerahan 25 cm sampai 40 cm, maka plankton bisa tumbuh sangat baik untuk mendukung perkembangan udang galah. Kesahadan adalah ukuran menyangga goncangan keasaman, oksigen terlarut juga harus berjumlah ideal sebagai sumber energi namun juga tidak boleh terlalu tinggi sebab bisa membuat udang stress.
6.      Mengatasi Kanibalisme
Salah satu masalah yang sering dihadapi para peternak udang galah ataupun budidaya lobster air tawar di aquariumadalah sifat kanibal yang ada pada udang galah. Udang galah merupakan jenis udang tawar kelas krustase sehingga sifat kanibalisme yang dimiliki sangat tinggi sebab berhubungan dengan genetik dan kebiasaan hidup udang galah. Kanibal juga akan semakin tinggi jika ukuran udang sangat beragam dalam satu aquarium. Metode yang bisa digunakan untuk mengurangi kanibalisme udang galah adalah dengan memanipulasi tingkat kenyang, frekuensi pemberian pakan, distribusi pakan dan juga menentukan jenis pakan yang disukai udang galah.
7.    Pencegahan Penyakit Udang Galah
Penyakit udang galah yang biasanya terjadi adalah bintik hitam, kotoran putih, insang merah, nekrosis dan putih berbeda dengan penyakit pada budidaya udang vaname air tawar. Penyakit bintik putih menjadi penyebab terbesar dari budidaya udang galah yang terjadi karena infeksi virus SEMBV. Serangan virus ini bisa terjadi sangat cepat dimana dalam beberapa jam kemudian menyebar dalam satu aquarium yang menyebabkan banyak udang mati. Gejala pada saat udang masih hidup adalah berenang tidak beraturan di permukaan dan akan langsung mati saat menabrak.
Sementara penyakit bintik hitam atau black spot terjadi karena virus MBV dengan gejala muncul bintik hitam pada cangkang yang diikuti dengan infeksi bakteri sehingga ada bagian tubuh udang yang rusak. Cara mencegah penyakit ini adalah dengan menjaga kualitas air dan kebersihan aquarium. Untuk penyakit kotoran putih atau mencret terjadi karena konsentrasi kotoran dan gas amoniak dalam aquarium dengan gejala kotoran putih yang ada di dasar aquarium serta menurunnya nafsu makan sampai akhirnya mati.
Insang merah juga menjadi penyakit udang galah yang ditandai dengan warna merah pada insang karena tingginya tingkat keasaman air aquarium yang bisa diatasi dengan cara menebar kapur dolomif pada aquarium. Sedangkan untuk penyakit nekrosis terjadi karena bakteri terlalu banyak pada aquarium dengan gejala timbul luka berwarna hitam pada tubuh khususnya di bagian ekor.
8.    Pergantian Kulit Udang Galah
Frekuensi pergantian kulit dari udang galah terjadi setiap 20 hingga 40 hari sekali. Proses ini dipengaruhi oleh umur, kualitas pakan, jumlah pakan, kualitas air dan juga lingkungan hidup. Molting ini diatur oleh hormone yang dihasilkan kelenjar terdapat dalam tangkai mata.
9.      Pembuatan Shelter
Shelter atau tempat persembunyian udang berguna untuk tempat berlindung udang pada saat udang mengalami pergantian kulit atau molting yang juga dibutuhkan pada budidaya udang air tawar di aquarium. Shelter ini sangat penting sebab pada saat pergantian kulit, kondisi tubuh udang sangat lemah sehingga jika tidak terdapat tempat persembunyian akan dimangsa udang lain. Shelter udang galah dalam aquarium bisa dibuat dari pucuk pohon bambu yang bagian daunnya sudah dibuang, pelepah daun kelapa atau blarak dan juga anyaman bambu. Shelter ini dipasang dengan cara ditenggelamkan pada dasar aquarium.
10.   Masa Reproduksi Udang Galah
Masa reproduksi udang galah dimulai dari waktu subur sampai pemijahan dan juga menghasilkan keturunan. Udang galah umumnya akan berkembang biak pada saat bobot tubuhnya mencapai 50 gram dengan jumlah telur antara 15 ribu hingga 25 ribu. Jumlah telur ini akan berbanding lurus dengan bobot udang sehingga semakin berat udang maka akan semakin banyak jumlah telur. Untuk pemijahan udang galah secara alami akan terjadi pada saat udang jantan dan betina matang gonad atau siap kawin ini bertemu. Pemijahan udang galah terbilang singkat yakni 1 hingga 2 hari. Sesudah dibuahi, maka dalam waktu 2 hingga 4 hari telur akan dilepaskan dan menetas menjadi larva yang selanjutnya akan berkembang biak menjadi dewasa.
11.  Panen Udang Galah
Untuk panen udang galah bisa dilakukan saat berumur 4 hingga 5 bulan atau sesudah berukuran sesuai dengan permintaan pasar yakni 30 sampai 40 ekor per kilogram berbeda dengan cara budidaya udang vaname dengan plastik mulsa. Panen udang galah akan lebih baik dilakukan pagi hari namun harus dilakukan secara perlahan agar tidak stress. Siapkan juga alat untuk panen seperti jaring, penampungan, es batu serta ember atau styrofoam. Sesudah di panen, bawa sesegera mungkin ke cold storage yang dipisahkan sesuai kondisi dan ukuran udang.
Daftar Pustaka
https://arenahewan.com/cara-ternak-udang-galah-di-aquarium